Di ruang tamu Jay tengah bersandar menunggu Feby memanggil dirinya untuk makan malam bersama, membayangkan makanan apa yang akan dia makan tanpa disadari Jay menjadi semakin lapar, hanya saja harapannya tersebut kemungkinan besar akan gagal atau dengan kata lain dia harus kecewa, saat suara Feby terdengar dari ruang makan " yaahhhh...ga ada makanan jay" teriak Feby dari ruang makan, membangunkan Jay dari lamunannya
" Ehhh....apa kata lu tadi Feby??" Teriak Jay kembali bertanya membalas Feby
" Jay...Jay....gimana dong nih" kata Feby berjalan menuju ruang tamu menghampiri Jay, dengan ekspresi yang sedih dan panik
" Tunggu dulu, selow Feby...jangan panikan, jelasin pelan-pelan" pinta Jay kepada Feby
" Itu...di ruang makan ga ada, apa-apa gua lupa kalo ibu gua ga masak hari ini" kata feby menjelaskan dengan malu
" Aduhhh...." Keluh jay tak berdaya tapi kemudian terus meminta Feby menjelaskan " terus apa lagi?"
" Ada cuma nasi, sama kerupuk" balas Feby lagi
" Di kulkas lu ga ada apa-apa? Buah gitu? " Balas Jay lagi
" Ga ada buah, belum ngisi cuma ada air putih sama es batu...ehhh..tapi bentar gua cek dulu kayaknya masih ada telor" kata Feby bergegas ke arah ruang makan untuk melihat apakah masih ada telor di kulkas
Dan disisi lain dia juga mengikuti langkah Feby menuju ke ruang makan, dirinya kemudian sudah mempersiapkan sesuatu yang terburuk bahwa benar-benar tidak ada pekerjaan cadangan yang ada di rumah Feby, sehingga kemudian diri hanya bisa makan dengan nasi dan juga kerupuk, akan tetapi memikirkannya Jay juga tidak terlalu sedih karena dirinya merasa selama bisa mengisi perut hal tersebut tidaklah susah
Dengan mentalitas seperti itu jay yang telah sampai di ruang makan melihat Feby membuka berbagai lemari tempat penyimpanan makanan di dapur, karena ruang makan tersebut langsung terhubung dengan dapur sehingga ketika Feby selesai mengecek ruang makan, dirinya lantas langsung pergi ke arah dapur guna mengecek bahan-bahan lain
Sampai kemudian Jay melihat wajah kecewa Feby dan kembali ke arah dirinya sambil berkata menjelaskan situasi yang ada, " sory Jay ga ada apa-apa di sini, di kulkas cuma ada telor satu biji, kecap, bumbu dapur, lainnya ga ada, maaf ya" kata Feby merasa sangat tidak enak karena tidak bisa menjamu Jay dengan baik
" Ok...ini juga ga bisa disalahin sama lu Feby, tapi ga ada mie instan gitu atau sosis atau yang lainnya?" Tanya Jay lagi merasa masih memiliki harapan semu
" Ga ada, dirumah gua jarang nyetok mie intsan" balas Feby kembali
" Terus lu bisa masak?" Tanya Jay lagi
" Emmm...ga bisa " jawab Feby malu menundukan kepala
" Cckckx..cewe ga bisa masak" balas Jay dengan nada mengejek
Tapi disisi lain Feby tetap tertunduk, " terus lu punya solusi ga?" Tanya Jay lagi
" Emmmm....makan seadaanya aja, lu boleh pake telornya, gua cukup nasi sama kerupuk" balas Feby dengan nada memelas
" Ohhhh..gitu, yakin lu?" Tanya Jay lagi
" Ughhh..yakin" balas Feby dengan susah payah merelakan telurnya, Adapun alasan kenapa dunia tidak bisa memasak adalah, karena semenjak dirinya kecil orang tuanya merawat dirinya sangat baik dan bisa dikatakan sangat memanjakan dirinya, belum lagi kemudian untuk makan dirinya selama ibunya ada di rumah maka bisa dipastikan makanan lezat akan selalu menunggu dirinya
Hanya saja semakin berjalannya waktu kesibukan kedua orang tuanya menjadi semakin lebih dan hal ini tentu saja menyebabkan kedua orang tuanya menjadi lebih jarang untuk bisa makan bersama dengan Feby yang berarti juga membuat ibunya menjadi lebih jarang untuk bisa membuat masakan untuk makan Feby
Hanya di waktu libur ataupun weekend barulah Febi bisa merasakan kembali masakan yang dimasak oleh ibunya dan memakannya dengan lahap, untuk sisanya selain sarapan yang dibuat sederhana oleh ibunya untuk makan siang dan juga sore dilakukan Feby di sekolah dan juga membeli makanan di daerah sekitar rumahnya
Namun kali ini jelas berbeda dirinya bisa memiliki opsi untuk makan di luar ataupun membeli makanan dari luar untuk dibawa pulang tidak bisa melakukan hal tersebut dikarenakan hujan deras yang saat ini masih terus mengguyur daerah tempat tinggal mereka, di sisi lain meski duduk sudah jarang terdengar tetapi bukan berarti duduk tersebut benar-benar menghilang hanya saja intensitasnya yang menjadi semakin kecil
Dan Feby yang takut akan duduk ataupun petir tersebut tentu saja memiliki keterbatasannya sendiri untuk bisa melakukan perjalanan keluar rumah untuk membeli makanan, tetapi di sisi lain Febi juga tidak mau membuat Jay mengetahui bahwa dirinya masih memiliki rasa takut terhadap gluduk yang ada di luar
" Itu ga bisa dilakuin, kalo gitu biar gua aja yang masak" kata Jay membalas Feby yang dalam hal ini sangat mengejutkan Feby
" Ehhhh...lu bilang bisa masak Jay?" Tanya Feby kaget
" Iya emang ada yang salah" tanya Jay kembali
" Engga, cuma aneh aja" balas lagi Feby
" Ok kalo gitu, biar gua bikin nasi goreng aja, yang simple namun enak" kata Jay membalas Feby sambil dirinya mulai beranjak ke dapur mempersiapkan semuannya, dan Febian ditinggalkan oleh Jay untuk sesaat menjadi takjub dan juga tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Jay
Untuk itu dirinya memiliki gagasan untuk melihat apakah yang dikatakan oleh Jay benar adanya atau dirinya hanya jelas-jelas membuat, di sisi lain Jay yang telah tiba di dapur kini mulai melihat peralatan dan juga berbagai bumbu yang ada di sana memastikan semuanya apa sesuai dengan persyaratan yang dia miliki Jay pun kemudian mulai membuat nasi goreng
Mempersiapkan bumbu umum seperti bawang putih bawang serta kemiri sebagai bahan pembeda yang membuat rasa dari nasi goreng menjadi lebih gurih, dan di sisi berlawanan dari tempat Jay berada saat ini Feby yang telah mengikuti Jay berdiri diam di tempat ya
Untuk melihat keterampilan yang dimiliki oleh Jay dalam usahanya untuk memasak nasi goreng, melihat bahwa dirinya malas untuk membuat bumbu menjadi lebih halus menggunakan ulek tanpa berpikir panjang dia menggunakan benda yang tersedia di sana, di sisi lain setelah selesai memblender dirinya mulai memanaskan penggorengan dan juga memasukkan minyak goreng
Hingga suhu dari minyak goreng tersebut dirasa sudah cukup panas kemudian tumislah bumbu yang sudah di blender, dari sana semerbak uangnya harum dari bumbu yang dibuat oleh jahe tersebut memenuhi seluruh ruangan yang ada, hingga pada akhirnya Feby yang mencium aroma tersebut merasa takjub dengan aroma yang dibawa oleh bumbu nasi goreng tersebut
Sampai pada akhirnya beberapa menit kemudian setelah jahe menggoreng seluruh nasi yang ada ditambah dengan telur segera dua piring nasi goreng dengan ukuran sedang telah disajikan di depan mata Feby, mencium aroma yang sangat menggugah selera Feby tidak bisa tidak memuji a " harum sekali ini pasti enak" kata Feby dengan senang mengendus bau nasi goreng