Jay yang pergi dengan ketiga temannya, tidak menganggap terlalu penting pertengkaran mereka dengan Dewa, Karena pada dasarnya hal tersebut adalah sesuatu yang biasa bagi mereka sebagai remaja yang berada di usia belasan tahun seperti saat ini, maklum saja jiwa muda yang gampang tersulut emosi adalah sesuatu hal yang wajar.
Namun meski demikian dia yang tahu tentang kepribadian dari dewa sudah menebak, bahwa permasalahan kali ini jelas tidak akan sesederhana seperti yang terlihat di lorong kelas, dia yang tahu bahwa Dewa termasuk anak yang bandel pasti akan membalas dendam dan kemungkinan besar dia akan mencegah dirinya ketika sepulang sekolah.
Namun kemudian memikirkan keterampilan silatnya Yang menengah dan menjadi biasa saja, karena pada dasarnya dia akan dapat dengan mudah mengalahkan Dewa beserta dengan teman-temannya, bahkan tanpa keterampilan bela dirinya jay tahu bahwa dia pasti bisa menyelesaikan permasalahan tersebut.
Jadi dalam suasana yang santai Jay kemudian mengajak teman-temannya untuk istirahat makan, " sebagai hadiah buat kesetiaan kalian, hari ini jajan gua teraktir gimana?" Kata Jay tersenyum kepada ke tiga temannya
" Ahhh serius Lu jay?" Kata Fandi cepat
" Ehhhh....dibayarin" kata Ferdi juga
" Ok ini yang gua suka" kata Bagus juga
" Iya gua bayarin lu hari ini, mau jajan apa?" Tanya Jay lagi sambil menuju ke luar sekolah
" Ok..ok...kita makan bakso aja gimana" teriak Ferdi
" Jangan ah....mie ayam aja" balas Fandi
" Mending nasi ketawan kenyang" balas bagus
" Yeee....kenapa jadi beda-beda, buruan lah pilih" desak Jay yang saat ini sudah di luar sekolah, sambil menunggu keputusan temannya
" Bentar kita diskusi dulu" kata Ferdi menyela kemudian mengajak Fandi dan bagus untuk berdiskusi
Setelah beberapa saat mereka akhirnya memutuskan untuk membeli " nasi uduk, kita sepakat plus gorengan dan minuman" jawab Fandi mewakili ketiganya
" Ehhh..yakin lu milih nasi uduk?" Tanya Jay lagi
" Yakin udah buru " jawab Ferdi memimpin
" Ayooo...gua udah ga sabar" jawab Fandi menyusul
" Kenapa mereka semangat banget?" Tanya Jay kepada bagus
" Lu lupa kemarin apa yang di ceritain, ada tukang nasi uduk baru yang jual kakak cantik, jadi lu tau kan artinya" jawab bagus polos
" Ohhh begitu" kata Jay menjawab sambil mengikuti mereka
Adapun Di mana penjual nasi uduk berada, terletak tak jauh dari lapangan basket dan juga futsal dari sekolahnya, dan hanya kurang dari 100 meter dari gerbang sekolah, apalagi kemudian ketika Jay melihat kerumunan di kejauhan yang saat ini terlihat sedang mengantri untuk membeli nasi uduk, Jay jelas menjadi lebih tertarik dengan nasi uduk ini.
Setelah tiba di tempat Jay melihat, Ferdi dan juga Fandi yang sangat bersemangat dalam berbaris untuk membeli nasi uduk, sedangkan untuk dirinya dan Bagus hanya mengikuti antrian yang ada di depan mereka, meski begitu dia juga melihat bahwa Bagus nampak bersemangat hanya saja dirinya lebih menahan diri dibandingkan dengan keduanya.
Dalam kerumunan orang yang membeli nasi uduk tersebut, perlahan seorang wanita muda dan cantik berpakaian sederhana, terlihat samar-samar di depan kerumunan yang saat ini sedang mengantri membeli nasi uduk, melihat fitur dari rambut panjang yang dikuncir dengan warna hitam yang alami, Jay bisa memperkirakan bahwa sosok yang saat ini tidak terlihat begitu jelas pasti cantik.
Dan benar saja ketika antrian menjadi semakin cepat terurai dan Jay beserta dengan teman-temannya berdiri dekat dengan penjual nasi uduk tersebut, barulah kemudian dia dapat melihat dengan jelas sosok cantik yang menjual nasi uduk tersebut, seorang kakak cantik perempuan berusia sekitar 17 sampai 18 tahun, jika jay harus memperkirakan kemungkinan Kakak cantik penjual nasi uduk tersebut berada di kelas 2 atau 3 SMA
Belum lagi seperti yang dikatakan oleh Ferdi, dengan kulitnya yang putih dan wajah yang cantik, dengan ciri khas etnis Tionghoa menambah kesan tersendiri bagi siapapun yang memandangnya, dalam hati Jay juga harus berkata pantas jika Ferdi dan Fandi mengagumi Kakak cantik tersebut karena pada dasarnya memang layak untuk dikagumi.
Di sisi Kakak cantik tersebut yang berjualan nasi uduk nampak seorang wanita paruh baya yang berusia sekitar 50 tahun dengan rambut sedikit beruban dan tubuh yang sedikit gemuk nampak jelas senyum murah hati melayani para pembeli yang ada, belum lagi beberapa karakteristik dalam wanita tersebut terlihat mirip dengan kakak cantik tersebut, dan cara mengidentifikasi bahwa wanita paruh baya ini kemungkinan besar adalah ibu dari kakak penjual cantik tersebut.
Sampai kemudian giliran Jay untuk membeli, suara renyah namun juga ramah terdengar di telinga aja " mau beli berapa?" Tanya kakak cantik tersebut dengan senyum ramah
Melihat wajah yang tersenyum bertanya kepada Jay, sekejap dia yang menunggu beberapa saat untuk membeli nasi uduk merasa sepadan setelah menatap senyum manis dari kakak cantik itu, " seporsi berapa kak?" Tanya Jay
" Seporsi 2000" balas kakak itu
" Terus gorengan berapa kak?" Kalo gorengan 500 dapet 2
" Kalo gitu, nasi uduk ya seporsi sama gorengannya 2 kak" balas Jay
" Pake sambel kacang atau merah?" Tanya kakak itu lagi
" Sambel kacang aja kak" jawab Jay kembali
" Ok kalo gitu, tunggu sebentar" jawab sang kakak cantik
Setelah beberapa saat pesanan Jay pun selesai, di sebuah piring plastik yang nampak sederhana seporsi nasi uduk dengan taburan bawang goreng dan juga kerupuk beserta dengan irisan telur dan juga tempe orek dengan 2 gorengan bersama dengan sambel kacang tersaji di depan Jay, duduk bersama dengan ketiga temannya Jay bisa mencium
Aroma dari nasi uduk yang terlihat menggiurkan tersebut, melihat ketiga temannya yang menikmati makan nasi uduk dengan begitu antusias, Jay kemudian menjadi penasaran Apakah seenak yang seperti terlihat, menyendok nasi uduk tersebut dan melihat bulir dari nasi yang nampak begitu menggoda, kemudian tanpa menunggu lagi dan memasukkannya ke dalam mulut.
Mengunyah secara perlahan terasa rasa gurih dari santan bercampur dengan daun bawang dan juga beberapa aroma rempah dari bumbu masak seperti daun salam dan juga lengkuas, Jay yang menelan nasi uduk tersebut merasa bahwa, pantas saja ketika temannya tersebut tidak bersuara ketika memakan nasi uduk tersebut, Karena pada dasarnya memang lezat dan juga tidak ada waktu untuk berkomentar lebih.
Apalagi kemudian ketika dia mencampurkan sambel kacang tersebut bersama dengan nasi, rasa yang lebih lezat kini bercampur menjadi satu di dalam mulut jay, dan tanpa sadar gerakan sendoknya menjadi lebih cepat sering berjalannya waktu sampai kemudian beberapa saat dirinya menyadari bahwa seporsi nasi uduk yang telah dia pesan bersama dengan dua gorengan telah habis tidak tersisa.
Di sisi lain ketika teman yang menatap ekspresi puas dari Jay saling tersenyum, dan berkata " gimana enak kan?" Goda Ferdi
" Ga usah ditanya lagi, liat aja mukanya penuh dengan kepuasan " kata Fandi menambahkan
" Emang bener rasa ga bisa boong" tambah Bagus
" Gua setuju sama lu pada, emang enak ni nasi uduk" jawab Jay tanpa mengelak
" Bukan cuma enak, kakaknya juga cantik " balas Ferdi
" Itu bonus" tambah Fandi cepat
" Yang penting gua puas, mata sama mulut " jawab Bagus juga
" Ok, gua no comen soal itu, sekarang waktunya bayar " jawab Jay kemudian meninggalkan ketiganya untuk membayar
" Kak jadi berapa?" Tanya Jay lagi
" Kamu makan apa aja?" Jawab nya sambil tersenyum
" Eh lu mesen apa aja" tanya Jay kepada ketiga temannya
" Gua nasi uduk sama gorengan 4 " jawab Fandi
" Gua sama cuma gorengannya 2 " kata Ferdi
" Kalo gua, nasi uduk satu sama gorengan 6" jawab Bagus
" Ok, kalo gitu, nambah saya 1 porsi nasi uduk kak, sama gorengan 2 jadi berapa?" Tanya Jay lagi
" Jadi 11.500 " jawab kakak cantik itu
" Ok, mengeluarkan duit 12 ribu, sambil berkata " 500 nya ga usah kak" dan kemudian Jay pergi meninggalkan kakak cantik itu dengan wajah sedikit terkejut dengan perilaku Jay yang murah hati.