" Kasih tau ga?" Kata Fandi kepada Ferdy
" Gua bingung, menurut lu?" Tanya Ferdy lagi kepada Fandi
" Yaudah kasih tau aja, kasian dia kalo ga dikasih tau" jawab Fandi
" Ok kalo gitu, tapi lu yang kasih tau" kata Ferdi lagi
" Lahhhh...kenapa jadi gua Fer? " Tanya Fandi
" Ya kan gua ijinin, sisanya tugas lu" kata Ferdi tanpa Malu
" Sial lu...!!! Keluh Fandi, " iyaudah....sini Jay jangan berdiri, duduk lah" kata Fandi
Merasa sedikit aneh dengan tingkah keduanya kemudian Jay pun segera duduk. " Sini lebih Deket pala lu" kata Fandi
Kembali jangan menatap keduanya seolah mempertanyakan apa maksudnya, namun kemudian setelah menatap tegas kepada tatapan keduanya Jay hanya bisa mengalah, dan mendekatkan kepalanya kepada mereka, " tar si Ipan pengen nembak Febi" kata Fandi berbisik ketelinga Jay, dan kemudian dia menjadi sedikit kaget sambil mencoba untuk mengingat sosok keduanya.
Ipan bisa dikatakan, adalah seorang teman yang berperawakan cukup tinggi dan kurus, jika dia tak salah mengingat Ipan juga memiliki rumah yang dekat dengan dirinya, sedangkan untuk sifat yang karakter bisa dikatakan meski sedikit nakal tetapi pada dasarnya Dia adalah anak yang cukup baik.
Sedangkan untuk Febi sendiri, jika Jay tidak salah mengingat, dia termasuk sebagai seorang siswi perempuan yang cukup cantik di kelas, sebagai keturunan Chinese Dia memiliki kulit yang putih dan rambut yang panjang, ditambah dengan wajahnya yang cukup manis bisa dikatakan Febi sebagai salah satu cewek tercantik di kelasnya.
Tetapi kemudian jika dia tidak salah mengingat bahwa hal tersebut juga terjadi di masa lalu, dan dirinya juga mengetahui bahwa pengakuan yang dibuat oleh Ipan, ditolak oleh Feby, jadi kemudian setelah mendengar hal tersebut jadi kehilangan minatnya dan menjawab " Ohhh...begitu doang" kata Jay datar
Melihat responnya yang begitu datar keduanya tanpa heran dan bertanya, " emang lu udah tau?" Tanya Ferdi
" Engga" jawab Jay masih datar, sambil mulai mengeluarkan buku pelajaran pertama
" Terus kok lu, keliatan biasa aja?" Tanya Fandi juga
" Ya abis gua harus gimana?" Tanya Jay kembali kepada keduannya
" Kaget atau heboh kek" kata Ferdi tidak puas
" Iya lu histeris atau gimana gitu Jayyyyyyy" tambah Fandi
" Ok ok....wowww..." Kata Jay kemudian, membuat suara terkejut
Dan kemudian disambut oleh dua jari tengah dari keduannya " udah tinggalin aja dia mah, ga asik bocahnya !!!" kata Ferdi kesal
" Iya ga asik lu Jay!!!" kata Fandi menambahkan lagi
Jay yang mendengar jawaban keduanya hanya tertawa kecil, namun segera tidak memperdulikan reaksi keduanya, sambil dia mengeluarkan buku pelajarannya dan melihat bahwa pelajaran pertama adalah bahasa Indonesia, Jay merasa perasaan cukup baik, ditambah kemudian pada jam pelajaran kedua adalah pelajaran musik, Dia merasa bahwa hari ini cukup baik.
Apalagi kemudian saat dirinya melihat jam pelajaran ketiga adalah pelajaran IPS, dia merasa seperti hari ini adalah hari keberuntungannya, karena dari ketiga subjek pelajaran tersebut bahasa Indonesia bisa dikatakan adalah pelajaran yang dia sukai, sedangkan untuk musik dia juga bisa dikatakan cukup antusias, sedangkan untuk IPS ini adalah kekuatan nyata yang dia miliki.
Atau dengan kata lain dari seluruh pelajaran yang dia kuasai semenjak dirinya SD, IPS bisa dikatakan adalah peringkat pertama dari daftar penilaian tertinggi yang bisa ia dapatkan, apalagi ketika berhubungan dengan geografis, dia bisa dikatakan dia menghafal banyak dan tidak memiliki kesulitan dalam mempelajarinya.
Dan berselang tak lama kemudian kelas pun menjadi lebih ramai, hingga pada akhirnya kelas pun terisi penuh, dan tak lama kemudian bel pertama pun berbunyi, hanya menunggu 5 menit setelah bel berbunyi tak lama seorang guru laki-laki berusia 40 tahun dengan fisik sedikit gemuk dan rambut yang tertata rapi serta menggunakan dasi di atas kemejanya, memasuki kelasnya.
Jika Jay tak salah mengingat bahwa guru yang masuk kali ini bernama Pak Budi, Pak Budi selain mengajar bahasa Indonesia dirinya juga menjabat sebagai wakil kepala sekolah dua, kembali setelah Nurul memimpin dan semua murid menyampaikan salam, segera pelajaran bahasa Indonesia pun dimulai.
Dan kali ini pelajaran yang di pelajari adalah materi tentang persamaan kata, yang bisa dikatakan adalah sesuatu materi yang tidak terlalu susah namun jika pengertiannya tidak cukup hal tersebut akan menjadi jebakan, beruntung bisa dikatakan bahwa pembawaan dari pak Budi untuk mengajarkan pelajaran tersebut cukup terampil sehingga pada dasarnya tidak membuat bosan para murid yang mendengarkan pelajarannya.
Apalagi saat ini masih jam pertama dan semangat dari para siswa yang ada masih penuh, sehingga satu setengah jam kemudian berlalu tanpa terasa, dan saat bel berbunyi Pak Budi menyudahi pembelajarannya.
" Yahhhh, lumayan" kata Jay melihat catatan yang dia buat di atas bukunya tentang materi bahasa Indonesia
" Lumayan apa?" Kata Noni yang tidak tahu kapan, sudah menoleh dari samping
" Ahhh...lu Non, ngagetin aja" kata Jay kaget dengan tindakan Noni
Yang saat ini kepalannya hampir menempel di tubuhnya, seolah tak menyadari sikapnya atau terbiasa bertingkah seperti itu, Noni tanpa perasaan aneh kembali bertanya " apa yang lumayan Jay?" Tanya Noni dengan wajah yang penasaran, namun Jay yang melihat hal tersebut jelas merasa bahwa Noni nampak cukup manis
" Ughhhhh....menjadi muda baik" keluh Jay di dalam hatinya
" Ini materi Indo, lumayan gampang" jawab Jay
" Ohhhhh....masaaaaa???" Tanya Noni lagi
" Iyaaa Nonnnnnnn" balas Jay sedikit kesal, dengan sikap Noni
" Yaelah gitu aja sensi amat Jay, tar ga punya pacar lohhh" goda Noni
" Ga percaya gua!!!" jawab Jay tersenyum kecil
" Ehhhh....ga percaya apa?" Tanya lagi Noni penasaran
" Ga percaya kalo gua ga bisa punya pacar" kata Jay bangga
" Yeeee...pedeeeee abis luuuu Jay" kata Noni membalas Jay yang narsis
" Biarin, lagian gua ga takut ga laku" balas Jay lagi
" Yakin emang ada yang mau sama lu jay?" Kata Noni lagi
Dengan nada tak seolah tak percaya
" Yakin gua, dan orangnya ada di depan gua" kata Jay
" Manaa??? " Tanya Noni kaget dan penasan
" Sini liat Dimata gua" kata Jay melambai kepada Noni memintanya menatap ke arah dirinya
" Coba gua liat" kata Noni penasaran
" Menatap wajah imut dan cantik di depannya dengan kulit yang putih, dan mata alis yang lentik, Jay harus mengakui bahwa Noni baik
" Sekarang lu bisa liatkan pacar gua" kata Jay dengan sungguh-sungguh
Noni yang awalnya bingung dengan perkataan Jay, perlahan mulai menunjukkan perasaan malu, pipinya mau merah dan matanya menjadi sedikit kabur saat menatap mata Jay, karena apa yang dia lihat adalah sosok dirinya sendiri, kesal sekaligus bingung Noni pun berkata " sialan lu Jay....kamprettt...luuu" jawab Noni kesal dan malu
" Hahahah...kesel sih boleh, tapi liat muka siapa yang merah" goda Jay lagi
" Ahhhh..." Kata Noni malu dan segera berbalik membelakangi Jay, untuk melihat ke cermin rias yang ia bawa, dan menatap wajahnya yang merah di cermin, entah kenapa Noni merasa malu pada dirinya sendiri.
Dan di sisi lain Jay sudah bergegas pergi dari mejanya untuk pergi ke kamar mandi, ketika Noni memulihkan emosinya dan berbalik melihat Jay yang sudah pergi keluar kelas, menggigit bibirnya sambil menatap sosok Jay yang pergi ke kelas ada perasaan yang tak bisa dijelaskan di dalam hati Noni.
Bisa dikatakan jika hal tersebut dilakukan oleh Jay tahun 2020 mungkin hal tersebut, adalah sesuatu yang biasa atau bisa dikatakan sudah lewat tetapi kini di tahun 2005, sikap jay yang berani dan juga tindakannya yang nyata adalah sesuatu yang baru.