Sehari setelah pertemuannya dengan Papa Wijaya, Aleena pergi ke makam Faraya, ia meminta Hanum, satu-satunya sahabatnya yang tersisa untuk menemaninya. "Bagaimana keadaanmu, Al?" tanya Hanum yang melihat wajah pucat Aleena.
Aleena mengedikkan bahunya. "Yah beginilah," tutur Aleena sembari tersenyum tipis.
"Kamu kelihatan masih pucat, Al," kata Hanum sembari mengamati wajah Aleena.
Aleena mengambil cermin dari dalam tasnya. Mengamati pantulan wajahnya sendiri dari sana. Benar kata Hanum, wajahnya memang terlihat sangatlah pucat. Ia pun kembali mengorek isi tasnya, ia mengambil sebuah lipstik lalu memoles bibirnya agar tidak terlihat pucat. "Jika begini bagaimana?" ucap Aleena meminta pendapat dari Hanum.
Hanum menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. "Lumayan," tuturnya.
Taksi yang Aleena dan Hanum tumpangi berhenti di pemakaman tempat Faraya dimakamkan. Hanum turun dari taksi sembari membimbing Aleena. "Pelan-pelan saja, Al."