Pertemuan di ruang keluarga terasa sedikit mencekam, dimana tatapan Mama Kalyna seolah sangat tajam ke arah Aslan. Ya, tatapan itu seolah ingin menghabisi Aslan. Tentu saja, Aslan yang katanya super cuek dan dingin, juga sangat takut dengan Mamanya.
"Ada apa, Ma?" tanya Aslan pelan kepada Mama Kalyna.
Mama Kalyna mengernyitkan dahinya sedikit. Tatapan Mama Kalyna seolah tidak bisa diartikan lebih lanjut oleh Aslan. Seolah Aslan sudah melakukan kesalahan yang sangat fatal. Padahal hanya membuat perempuan menangis.
Berbeda dengan Papa Wijaya yang sangat tenang dan tidak memberikan ekspresi apapun kepada Aslan ataupun kepada Mama Kalyna.
'Pasti Mama mau membahasnya lagi. Kenapa perempuan suka memperumit masalah, padahal Aslan sudah meminta maaf kepada Aleena, dan itupun disaksikan secara langsung olehnya,' batin Papa Wijaya.
"Kau masih bisa bertanya kenapa, Aslan?" tanya Mama Kalyna lengkap dengan intonasi yang sedikit tinggi.