Chereads / Karang Yang Terkikis / Chapter 43 - Jangan pernah kau melukai putriku!!

Chapter 43 - Jangan pernah kau melukai putriku!!

Silvia semakin lengket sama alex bahkan tiap hari dia datang ke rumah sakit hanya untuk sekedar makan siang atau makan malam bersama dan membuat dinda muak terhadap tingkah genitnya itu, dinda sudah berkali-kali mengingatkan alex untuk tahu batasan saat sedang bersama silvia karena perempuan itu sangat licik bahkan bisa melakukan apa pun untuk menyingkirkan penghalangnya "Mas bisa gak kamu jaga batasan sama si nenek lampir itu." Dinda mendengus kesal karena sepupunya itu membiarkan silvia datang ke rumah sakit atau ke mansion seenaknya "Ya mas tahu din." "Bisa gak mas..kalau dia jangan datang ke rumah lagi??" "Ya mas maunya gitu tapi dia menerobos masuk." Lalu alex berpikir keras dan akhirnya dia berniat mencari security baru untuk berjaga agar silvia tidak seenaknya masuk ke rumah.

"Kau jangan coba mengancamku anak kecil!! Kau tidak tahu siapa aku hah!!" "Saat ini saya tahu kartu anda, jadi jangan coba-coba memancing amarah saya." Silvia mulai hilang kesabarannya lalu dia menghampiri ara "Aaakkhh.." plaaaakkk.. silvia menarik rambut ara ke belakang lalu memukulnya hingga darah segar keluar dari sudut bibirnya yang mungil, bi lela yang mendengar keributan di atas tepatnya di kamar nyonya mudanya dia langsung menuju keatas untuk mengecek kemudian betapa terkejutnya dia melihat ara yang sudah terpojok di sudut lemari yang terletak di samping meja rias oleh silvia lalu bi lela berlari untuk menyelamatkan ara dari hantaman silvia dan segera mendorong wanita itu ke belakang hingga punggungnya menabrak dinding buuuggghhhh.. rahman yang baru saja melintas mendengar suara tersebut lalu dia segera masuk ke kamar ara kemudian dia melihat ara yang tengah menangis sambil menahan sakit di pelukan bi lela dan silvia yang terkejut dengan kedatangannya, seketika matanya berubah dengan sorot yang tajam dan silvia menyadari hal itu lalu dia mulai bersandiwara untuk membuat ara di siksa lagi.

Silvia memang pantas mendapat julukan rubah betina karena kelicikan dia dan juga pintar memutar balikan fakta buktinya sekarang dia berpura-pura menangis di sudut tembok kemudian dia mengambil pecahan kaca yang ada di sampingnya dan melukai tangannya tanpa sepengetahuan semua orang yang ada di kamar ara, wanita itu berdiri kemudian berjalan menuju ke arah suaminya sambil menangis dan memegangi tangannya "Hikss..sayang lihat ara melukaiku." "Bohong tuan..nyonya muda tidak melakukan itu, tetapi malah nyonya pertama yang melukai nyonya muda." Bi lela segera menunjukan luka di sudut bibir ara dan juga luka cakaran di lehernya, tetapi dengan cepat silvia membantah tuduhan itu alhasil wanita itu menyeret bi lela keluar dengan kasar lalu meninggalkan rahman bersama ara di dalam dan menguncinya dari luar.

Rahman mengambil ikat pinggang di lemari ara lalu menggulung ujungnya di tangan dan dia mendekati ara yang sedang terduduk di sudut ruangan "Apa yang ingin kau lakukan!!" Rahman mengeluarkan senyuman i***s sambil memiringkan kepalanya cetaaakkk..cetaaakkk..cetaaakkk.. "Aakkhh..sakit.. hikkss.."  terdengar suara cambukan dari dari luar sehingga membuat bi lela histeris bahkan memohon sambil menggedor pintu kamar ara meminta agar tuannya itu berhenti, namun teriakan pembantunya itu sama sekali tidak dia dengarkan bahkan seolah pendengarannya itu di tutup. Rahman yang sudah puas hari ini menyiksa ara pun segera meninggalkan kamar dengan kondisi ara sudah penuh dengan luka lebam yang dia dapat dari suaminya itu, saat pria itu sudah pergi dari kamarnya bi lela yang masih setia menunggunya pun segera masuk ke kamar sambil menangis tersedu-sedu melihat kondisi nyonya mudanya yang terluka kemudian dia membantu ara naik ke tempat tidurnya dan mengambil gambarnya untuk di kirimkan ke alex dan juga steven.

Alex marah besar saat melihat foto ara yang penuh dengan luka, bahkan saat ini darahnya sudah mendidih dan ingin sekali saat ini dia memberi pelajaran pada lelaki b******n itu karena sudah menyiksa kekasihnya bahkan saat ini dia tidak bisa konsentrasi padahal satu jam lagi dia akan melakukan operasi kepada pasiennya "Akan aku balas perbuatanmu!! Aku tidak akan melepaskanmu sampai kapan pun!!" Gumamnya dengan nada penuh amarah bahkan dia sampai membanting gelas yang ada di hadapannya. Bi lela segera mengambil kotak obat yang ada di lemari ara kemudian dia mengobati ara sambil berderai air mata "Bi..udah ya jangan nangis lagi." "Nyonya..maafin bibi ya." "Bi..kita harus bertahan ya sampai semua terbongkar, alex masih terus mencari informasi dan saat ini yang harus kita lakukan adalah menekan silvia." Bi lela bahkan sampai tidak percaya dengan pendengarannya kali ini kenapa dia harus bertahan sampai detik ini, kenapa nyonya mudanya ini sangat keras kepala tetapi demi keamanan ara wanita paruh baya itu terpaksa mengikuti perintah dan kemauan ara.

Sore harinya ara segera menuju cafe dengan kondisi luka di beberapa tubuhnya dengan mengenakan jaket dia berjalan menuju halaman dan pada saat dia melewati ruang keluarga tampak silvia tersenyum puas dengan apa yang dilakukan rahman tanpa perlu mengotori tangannya untuk membalasnya lalu wanita itu menghampiri ara yang kini sudah berada di depan pintu mobilnya "Kasian sekali kelinci kecilku ini." "Singkirkan tangan kotormu itu, saat ini akan kubiarkan kau berbuat sesukamu tetapi ingat pembalasan yang akan kau terima akan lebih sakit." Ara lalu mengeluarkan senyum smirk dan membuat silvia sedikit merasa takut akan senyuman gadis itu, bahkan dia terkejut karena ara sangat tenang saat menghadapi situasi sekarang.

Ara sedang fokus menyetir mobilnya namun sesaat ponselnya berdering kemudian dia mengambilnya dan alex menghubunginya melalui video call ara bingung apa harus mengangkat atau tidak karena jika dia tidak meresponnya pasti alex akan sangat khawatir, dengan terpaksa dia mengangkat telepon dari alex dan apa yang Ara lihat saat ini adalah wajah alex yang penuh dengan amarah "Ada apa dengan wajahmu??" "A..aku jatuh dari kamar mandi dan tidak sengaja kening dan bibirku menyentuh lantai." "Jangan bohong sayang, ini pasti ulah rahman kan??" Ara terdiam karena kekasihnya sudah tahu akan hal itu jadi dia tidak bisa berbohong lagi atas semua yang terjadi hari ini, dan ara pun pasrah jika pada akhirnya nanti alex akan menariknya ke IGD untuk di obati dan visum karena dia tahu bahwa kekasihnya tidak akan pernah melepaskan rahman dengan mudah satu hal lagi bahwa suaminya itu tidak akan hidup dengan tenang karena alex sudah bersiap untuk melakukan pembalasan ibarat gunung berapi yang akan segera meletus mengeluarkan laharnya dan menghanguskan apa saja yang ada di hadapannya saat.

Setelah mendapat laporan dari bi lela tentang apa yang di perbuat silvia kepada anaknya tentu saja itu membuat dewi marah dan saat ini dia sedang dalam perjalanan menuju mansion untuk melabrak wanita i***s itu, dewi berjalan menuju ruang keluarga dengan amarah yang dia tahan dari tadi kebetulan dia melihat silvia sedang sendiri duduk di taman kemudian dewi menariknya rambutnya dari belakang hingga membuatnya berdiri plaaaakkk.. plaaaakkk.. duugghh.. dewi menghajar silvia hingga dia terjatuh bahkan membuat lututnya berdarah "Ini pembalasan untuk putriku yang sudah kau celakai!!" Wajah silvia pucat karena amarah dewi lalu wanita paruh baya itu berjongkok mensejajarkan posisinya dengan silvia kemudian tangannya mencengkram wajah wanita itu dengan kukunya yang panjang berhasil membuat luka kecil di wajah mulus istri pertama rahman "Ingat ya..jika kau berani melukai putriku, maka aku akan membalasnya lebih dari yang kau berikan pada anakku, jadi jangan pernah kau berani melukainya!!" Plaaaakkk.. sekali lagi tamparan mendarat di wajah mulusnya hingga membuat darah keluar dari sudut bibir silvia dan setelah puas menghajar wanita itu dewi segera pergi meninggalkannya sendiri di taman.