Chereads / Karang Yang Terkikis / Chapter 47 - Perdebatan ara dan silvia

Chapter 47 - Perdebatan ara dan silvia

Malam ini kebahagiaan meliputi hati alex dan ara karena dia sangat tidak menyangka bahwa wanita yang sangat dia cintai menerimanya walaupun alex harus menunggu, saat sedang makan malam romantis di restoran pinggir laut ponsel alex berdering lagi di lihat siapa yang menghubunginya ternyata silvia yang sedang melakukan video call namun alex mengabaikan panggilan itu hingga membuat wanita itu mendengus kesal "Kemana sich alex, kenapa dia tidak mengangkat telepon dariku." Silvia yang kesal hanya bisa mondar-mandir di kamarnya lalu seseorang mengetuk pintunya dan anak buahnya menyerahkan sebuah foto betapa terkejutnya dia melihat foto alex sedang bersama ara, dia melempar foto itu ke sembarang tempat dan mengumpat kenapa alex membohongi dirinya kemudian dia berniat akan memberi pelajaran kepada ara saat dia pulang nanti.

Namun di luar dugaan silvia orang yang dia tunggu ternyata tidak kunjung tiba akhirnya dia berinisiatif menanyakan hal ini pada suaminya "Sayang..ara malam ini tidak pulang??" "Tidak..dia menginap di rumah orang tuanya." Lalu silvia mengubah rencana bahwa dia besok akan ke cafe dengan alih-alih berkunjung namun sebenarnya ingin membuat perhitungan pada ara. Di ruang kerja rahman berpikir keras kenapa arifin tampak tenang saat bertemu dirinya di cafe sehingga menimbulkan pertanyaan apa benar bahwa mertuanya yang menghamili tantenya itu?? Saat ini perasaan rahman tengah berkecamuk dan tidak tenang karena dia merasa ada yang janggal dengan semua ini hingga dia memutuskan untuk mencari tahu sendiri siapa sebenarnya yang menyakiti tantenya itu.

Saat ini deri bersama steven menemukan sesuatu yang sangat mengejutkan tentang kasus kematian tantenya rahman dan itu akan membantu ara agar bisa terlepas dari pria tersebut lalu steven mengirim pesan kepada alex bahwa saat ini steven menunggu dia di mansion, arifin telah menceritakan hal tersebut kepada steven karena sebelum kembali ke rumah dia mampir ke cafe untuk membantunya menyelidik kasus yang sebenarnya sudah di tutup oleh polisi namun karena dia tidak mau ara kena imbasnya maka dia langsung menemui steven. Tidak butuh waktu lama bagi steven untuk mencari tahu hal ini karena dari beberapa bukti yang masih di simpan oleh arifin termasuk sebuah nama hotel yang dia simpan saat ini, keberuntungan memang sedang berpihak pada arifin dengan cekatan steven sudah menemukan nama pria itu dengan bantuan deri namun dia belum mau mengatakan kepada arifin karena dia harus mengumpulkan semua bukti akurat.

Steven sedang asik menyesap kopi beserta camilannya bersama deri sambil mengecek sebuah informasi di laptopnya lalu terdengar suara mobil tiba kemudian alex dan ara tiba, mereka pun langsung berjalan menuju tempat steven dan bergabung bersama mereka "Bro ini gue menemukan sesuatu, pelaku yang menghamili tante si rahman." "Siapa dia." "Ara maafin aku ya..tapi kamu harus tahu, yang menghamili tante suami kamu itu adalah adik dari om arifin." Deg..ara seketika lemas jadi karena kesalahan orang lain dia dan papanya terkena imbas dan yang lebih menyakitkan bahwa rahman adalah penyebab kematian dari kakaknya alex, sungguh kenyataan ini membuatnya menjadi kacau kenapa rahman tega berbuat seperti itu.

Pagi harinya ara bersiap untuk ke cafe dan akan di antar alex kebetulan hari ini dia shift pagi dan dia akan ada waktu banyak untuk ara, mereka juga sudah janjian dengan pengacara sore ini setelah alex selesai dinas pagi "Ara sudah siap??" "Sudah kak..ayo berangkat." "Jangan lupa sore hari ini kita ada janji dengan pengacara." Lalu ara tersenyum yang berujung mendapatkan morning kiss dari alex, kemudian mereka segera bergegas pergi kebetulan dinda juga bareng mereka dan satu shift sama alex. Setelah tiba di cafe ara pamitan kepada alex dan juga dinda setelah itu mereka pun berlalu tampak steven yang baru tiba membantu ara untuk membuka cafe lalu mereka masuk ke dalam untuk mempersiapkan semua keperluan di pantry selagi mereka berdua asik di pantry karyawan yang lain pun tiba dan mereka pun ikut bersiap untuk membuka cafe ada yang membersihkan cafe, mempersiapkan alat makan, mempersiapkan bahan baku di dapur begitulah tim yang di pimpin ara sangat kompak.

Tepat jam sepuluh pagi cafe di buka dan mereka sudah bersiap menerima customer baru ataupun langganan, satu persatu customer berdatangan namun hal tidak terduga pun datang dia silvia memasuki area cafe matanya langsung tertuju ke ara dan dia sudah tahu maksud tujuan wanita itu ke cafenya kemudian dia langsung keluar dari area pantry menuju ruang kerjanya dan wanita itu mengikutinya dari belakang saat tiba di ruang kerja dia mempersilahkan silvia duduk lalu Ara duduk di seberang tepatnya di meja kerjanya "Ada apa mba kemari?? To the point aja." "Aku tahu kau kemarin pergi bersama alex, dengar ya alex itu milikku!!" "Sekarang kau tanya alex apa dia sudah menjadi milikmu??" "Kau dasar perempuan j****g." Silvia berdiri lalu menghampiri ara bersiap mau menampar wanita itu namun sebuah tangan menahannya, silvia kaget saat melihat tangan itu ternyata milik steven yang menatapnya dengan sorot mata tajam yang siap menerjangnya kapan pun kemudian silvia menghempaskan tangan itu lalu mundur selangkah karena merasa takut dengan pandangan pria itu.

"Tinggalkan alex." "Kau mau aku meninggalkan dia?? Aku tidak bisa." "Apa mau kamu!!" "Aku mau apa?? Justru kau yang seharusnya tinggalkan alex, karena dia tidak mencintai dirimu..silahkan pergi dari cafe ini." Silvia merasa harga dirinya di injak oleh madunya itu lalu dia meninggalkan cafe dengan perasaan marah karena sudah di permalukan olehnya, kemudian dia berinisiatif untuk memfitnah ara lagi ke suaminya bahkan dia berencana akan membalas rasa sakit hatinya itu. Di rumah sakit alex sedang banyak pasien hingga panggilan dari kekasihnya itu pun dia tidak tahu karena ponselnya dia letakan di nakas, silvia sedang menuju rumah sakit dengan perasaan kesal tanpa dia sadari rahman sedang berada di situ untuk menjenguk temannya lalu dia yang melihat istrinya itu segera mengikutinya dari belakang saat dia tiba di kantin terlihat sosok pria seumuran arifin mungkin lebih muda tiga tahun dari papa mertuanya karena rasa penasaran rahman mendekat ke arah tempat duduk mereka untuk mendengarkan pembicaraan mereka berdua.

Betapa terkejutnya rahman yang mendengar pembicaraan mereka berdua karena hal yang dia dengar karena selama ini dia sudah salah paham pada arifin karena kematian tantenya dan ternyata pelaku yang menghamili tantenya adalah adik dari papa mertuanya beserta ayah dari silvia, bagaiman bisa wanita yang menjadi istri pertamanya dan dia sangat cintai mengkhianatinya tapi tetap saja dendamnya pada keluarga arifin belum sirna karena pelakunya masih adik dari papa mertuanya pantesan selama ini dia tidak berani pulang ke Indonesia "Silvia aku tidak menyangka kau tega melakukan ini padaku." Gumamnya dalam hati lalu dia berniat untuk membalas semuanya.