Membiarkan seseorang masuk ke dalam hatimu, berarti hatimu sudah siap di patahkan olehnya..
Alex yang menangis di hadapan ara membuat semua orang yang berada disana tersentuh bahkan dia berlutut dan memohon kepada kekasihnya, seorang alex abelard cakra dinata CEO sekaligus pemilik rumah sakit ternama dan terbesar di indonesia yang dimana wajahnya sering muncul di majalah bisnis dan televisi rela menjatuhkan harga dirinya demi seorang wanita yang di cintai tanpa memperdulikan rasa malu sekalipun saat ini dia tidak peduli "Kak..ara juga sangat mencintai kakak tapi apa yang sudah terjadi malam itu sangat menyakitkan kak, walaupun kakak di jebak oleh dia." "Apa yang harus aku lakukan demi membuatmu percaya?? Aku rela melakukan apa pun demi kamu sayang." "Silahkan kakak lakukan apa pun..tapi beri aku waktu untuk berpikir kak." Ara langsung pergi dari hadapan alex tanpa memperdulikan air mata kekasihnya itu.
Pagi hari rahman sudah tiba di mansionnya lalu dia segera ke kamar silvia untuk mengecek apa istri pertamanya sudah bangun atau belum, rahman mendekati silvia sambil membelai pipi mulusnya dan karena sentuhan itu dia terbangun "Kamu sudah kembali sayang??" "Ya lebih cepat..karena aku merindukan dirimu." "Sayang lihat aku punya kejutan untukmu." Rahman mengambil amplop putih dari tangan istrinya lalu membuka surat itu, ternyata hasil lab menyatakan bahwa silvia hamil dan kandungannya sudah masuk usia enam minggu tentu saja ini berita baik untuknya karena sebentar lagi dia akan menjadi seorang ayah kemudian silvia mengajukan permintaan kepada rahman bahwa dia ingin suaminya itu segera menceraikan ara setelah pembalasan terhadap gadis itu selesai.
Dua minggu sudah berlalu rahman semakin protektif terhadap silvia dan semakin memanjakan wanita itu, ara tahu silvia hamil tapi dia bersikap tidak peduli dengan hal itu karena yang dia inginkan adalah segera berpisah dengan rahman "Mau kemana kamu?? Ini masih pagi." "Aku mau ke cafe, ada apa??" "Buatkan silvia susu hamil." "Aku bukan pembantu di sini, dia kan punya kaki." Mendengar jawaban ara yang sangat tidak enak di dengar rahman berdiri lalu berjalan menuju tempat ara berdiri plaaaakkk.. satu tamparan mendarat di pipinya yang menyebabkan merah lalu dia menatap kedua orang itu dengan tajam seolah ingin membuat perhitungan kepada kedua orang tersebut namun dia harus tahan hingga sidang perceraiannya selesai. Setelah mendapatkan sebuah tamparan ara meninggalkan mansion dan dalam perjalanan dia hanya bisa menangis karena rasa sakit yang dia rasakan saat ini, sebuah panggilan masuk dari alex setelah beberapa waktu menghilang tapi ara mengabaikan panggilan itu lalu melajukan mobilnya menuju cafe.
Steven melihat tanda merah di pipi ara dan langsung tahu bahwa pagi ini gadis itu mendapatkan sebuah tamparan entah itu dari rahman atau silvia apa yang terjadi pada ara membuatnya geram dengan sikap kedua orang itu sehingga dia berniat akan membalas mereka lebih dari yang ara dapat, steven sudah menganggapnya seperti adiknya sendiri dan apa pun yang menimpa ara itu akan membuat dirinya merasakan sakit juga "Ara katakan padaku siapa yang melakukan ini??" "Rahman kak..dia menamparku karena aku tidak mau membuat susu hamil untuk wanita itu." Steven mengepalkan tangannya sambil menahan emosi karena perlakuan kedua manusia tidak punya hati itu yang seenaknya memperlakukan ara seperti saat ini, lalu ara menangis tersedu dan memeluk steven untuk meluapkan kesedihannya karena saat ini dira sedang di kampung halamannya.
"Araaa..gue kangen sama loe.." "Cieee.. pengantin baru, gue juga kangen sama loe dira." "Mata loe kenapa?? Habis nangis?? Wanita i***s itu lagi bertingkah??" "Hehehe..udah cepet loe balik ke Jakarta ya." Steven yang sedang membuat minuman di pantry tersenyum melihat ara kembali bawel seperti dulu lagi walaupun hanya sebentar tapi itu sudah membuat hatinya tenang, kemudian steven mendekati ara yang berada di kasir dan bergabung bersamanya untuk mengobrol melalui video call bersama dira dan deri yang baru saja menjadi pengantin baru. Rahman sudah pergi ke restorannya lalu silvia kembali menghubungi alex namun pria itu memblokir nomernya karena panggilannya selalu di alihkan ke mailbox sehingga membuatnya emosi dan dia memutuskan untuk ke rumah sakit dan menemui alex disana.
Alex yang saat ini sedang tidak di ganggu tiba-tiba mendengar suara keributan di luar lalu dia beranjak dari tempat duduknya dan mengecek siapa yang membuat keributan di luar, ternyata silvia yang berusaha menerobos masuk ke ruangannya dan saat wanita itu melihat alex dia langsung berlari memeluk alex tapi segera di lepaskan pelukannya karena banyak mata yang melihat "Ada apa kau ke sini??" "Lex kita harus bicara." "Silahkan bicara disini." "Enggak lex di sini banyak orang." "Ok jika tidak mau maka silahkan pergi dari hadapanku..maaf aku sibuk." Seketika silvia diam membeku dengan sikap alex yang meninggalkan dia dan membuatnya malu di hadapan banyak orang, lalu alex memperingatkan sekretarisnya lagi untuk bisa lebih tegas terhadap wanita itu.
Alex merasa putus asa bahkan kini dia tampak sedikit kurus dan tidak terurus, wandi merasa kasihan melihat keadaan temannya itu yang kacau lalu dia menemui dinda untuk membicarakan hal tersebut lalu mereka berdua memutuskan untuk menemui ara sekali lagi "Mas sore ini kita ke cafe untuk menemui ara.. bagaimanapun caranya kita harus bisa bicara padanya." "Din..bicara dengan ara bukan perkara mudah, aku tahu sifatnya..tapi tidak ada salahnya kita coba." Setelah berunding dinda menghubungi ara untuk minta bertemu dengannya dan ara menyetujui permintaan dinda karena dia tidak bisa menolak wanita itu. Sore harinya mereka berdua tiba di cafe dan kebetulan steven dan ara sudah menunggu mereka di garden are tepatnya di balkon, saat melihat dinda tiba bersama mantannya yang sekarang sudah berubah status menjadi teman ara memeluk dinda lalu memesan makanan untuk mereka berdua dan di sela obrolan mereka dinda mengirimkan lokasinya kepada alex lalu saat melihat lokasi beserta pesan masuk dari dinda dia segera menuju cafe dengan kondisi hati yang kacau ibarat pepatah hidup segan mati pun tidak mau itulah gambaran pada diri alex saat ini.
Alex memarkirkan mobilnya tepat di depan cafe lalu dia segera masuk dan menuju ke balkon, di saat lantunan musik romantis tidak sengaja ara melihat alex yang sudah berdiri di depannya sambil menangis pria itu berjalan menuju meja tempat ara dan yang lainnya berkumpul ara yang terkejut kemudian berdiri menghampiri alex "Sayang..aku mohon maafkan aku..hikss..aku tidak bisa hidup tanpa kamu..buatku kamu adalah belahan jiwaku..hikss..kamu adalah hatiku, tidak ada yang bisa menggantikan dirimu..aku tahu ini semua kesalahanku karena mempercayai wanita itu, tapi aku mohon..aku sangat memohon padamu tolong berikan aku kesempatan untuk membuktikan cintaku." Alex ya g berlutut sambil menangis di hadapan ara membuat wanita itu tidak bisa berkutik apalagi dengan kondisi alex yang kacau dan tidak terurus tentu membuat hatinya sakit karena merasa bersalah pada pria yang saat ini di hadapannya, apa yang di lakukan alex saat ini lagi-lagi menarik perhatian pengunjung cafe tersebut karena hal ini membuat semua pengunjung tersentuh dengan ketulusan cinta alex lalu steven yang melihatnya tidak bisa tinggal diam dia pun mendekati ara dan membujuknya untuk memaafkan sepupunya itu karena steven melihat sebuah kesungguhan di mata alex.