Dewi merasa lelah lalu mengajak rahman untuk makan kebetulan sudah waktunya jam makan malam, lalu dia segera memilih salah satu restoran yang menyajikan nasi goreng dan saat mereka sedang duduk sambil menunggu pesanan datang ponsel rahman berdering lalu dia melihatnya kemudian dia mencari tempat yang aman untuk mengangkat panggilan tersebut. Disaat dia sudah menemukan tempat yang sedikit jauh dari resto dan merasa aman arifin pun mengangkat panggilan tersebut "Halo nak alex." "Om lagi dimana?? Ada hal penting yang mau saya tunjukkan." "Saya sedang berada di mall B, lokasinya tidak jauh dari rumahmu." "Saya minta email om sekarang, karena ada artikel yang mau saya kirim." "Baik om kirim sekarang." "Besok kita bertemu ya om, di kantor saya jam 11 pagi." "Ok nak alex." Arifin terlihat penasaran apa yang akan di kirim alex.
Alex bergegas menuju ruang kerjanya dan segera membuka laptopnya dan mengecek artikel yang tadi di kirim oleh steven, dia tidak menyangka bagaimana bisa ara dijodohkan dengan pria seperti rahman dan notabene adalah seorang yang sangat berbahaya apa dewi tidak tahu itu. Setelah berpikir panjang alex segera mengecek file yang tadi sore dia simpan di flashdisk dan segera dikirimkan ke email arifin, disaat dia sibuk dengan pekerjaannya saat ini sela menghubunginya "Halo lex kamu dimana??" "Ada apa kamu menghubungiku." "Kamu bisa temani aku besok membeli beberapa peralatan untuk di rumahku??" "Sepertinya aku sibuk, cari yang lain saja untuk menemanimu besok." Lalu alex mematikan sambungan teleponnya dan tentu saja membuat sela sangat terkejut dengan sikap penolakan alex hari ini.
Arifin sudah tiba di rumah bersama dengan dewi lalu dia segera menuju ruang kerjanya tanpa menoleh sedikit pun ke dewi, saat dia sedang mengecek email yang di kirim alex betapa terkejutnya dia melihat semuanya yang terpampang jelas siapa sosok rahman yang kini telah menjadi menantunya dan seketika dia pun lemas karena kenyataan yang baru saja di lihat bahwa rahman adalah orang yang berbahaya bahkan dia tidak habis pikir bagaimana bisa dewi menjodohkan ara tanpa melihat asal usul pria itu karena tergiur dengan materi yang rahman punya. Pagi pun tiba tanpa disadari arifin tertidur di sofa ruang kerjanya lalu dia segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap untuk berangkat kerja setelah 2 hari cuti, dewi segera menghidangkan makanan di meja namun arifin tidak menyentuh dan memilih untuk sarapan di kantor karena di sangat marah dengan sikap istrinya itu.
Dewi merasa heran dengan sikap suaminya kenapa hingga saat ini dia masih marah dengannya, namun seolah dia tidak peduli dia pun memutuskan untuk pergi jalan-jalan bersama temannya "Halo ris..kamu jadi pergi?? Aku berubah pikiran, kalian tunggu aku ya." "Oh iya jeng..kami tunggu di cafe biasa ya." Dewi mengakhiri panggilannya untuk bersiap dan segera bergegas ke cafe yang di tuju. Seperti biasa Dewi menghamburkan uang dari rahman untuk sekedar menutupi gengsinya dan dia berbelanja tas baru untuk di pamerkan ke temannya, karena itulah dewi dan suaminya sering bertengkar.
Di hotel rahman memutuskan untuk check out hari ini karena dia harus mempersiapkan segala keperluan untuk grand opening cafenya yang baru dan itu akan dilaksanakan bulan depan, dia segera membawa ara ke rumahnya yang ternyata dekat dengan kantor steven sepupu alex lalu ara berinisiatif untuk menghubunginya "Halo kak..lagi ngapain??" "Halo sayang..gimana kabar kamu?? Aku lagi nunggu papa kamu datang." "Aku baik..dan kangen sama kakak." "Ya sudah weekend kita jalan yuuukk." "Ok kak..oh iya ada apa papa ke kantor kakak." "Ada hal penting yang harus aku bicarakan." "Ya sudah nanti pada saat kita ketemu, kakak kasih tahu ya..kak aku mau kasih informasinya bahwa rumah rahman dekat dengan kantor steven, nanti aku share loc ya." "Ok sayang aku tunggu ya." Ara memutuskan sambungan teleponnya dan mengirim lokasinya kepada alex, lalu alex tersenyum karena hal ini akan memudahkannya dan steven.
Saat alex sedang mengecek lokasi ara dia segera mengirim pesan kepada steven namun sepupunya itu belum meresponnya, karena penasaran alex menelpon steven "Halo bro..ada apa??" "Tolong lihat ponselmu, karena aku mengirim sesuatu dan informasi itu akan mempermudah gerakanmu." "Ok..wait." Steven mengakhiri percakapannya dengan Alex dan segera mengecek ponselnya, seketika alex tersenyum puas karena targetnya tidak berada jauh darinya sehingga akan memudahkannya menjalankan rencana yang sudah di buat. Tepat jam 11 pagi arifin tiba di rumah sakit dan dia segera menuju ruangan alex, saat dia tiba alex menyambutnya dengan hangat kemudian alex segera memanggil OB ke ruangannya dan menyuruhnya membelikan makanan beserta minuman untuk arifin lalu alex mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribu dari dompetnya "Aji tolong belikan 2 nasi bebek bumbu rica dan cappucino 2 di restoran seberang kantor ya, jangan lupa 1 lusin donut di cafe yang biasa saya beli ya." "Baik dok." "Kembaliannya kamu ambil aja ya." "Tapi dok ini sisanya banyak sekali." "Ya sudah anggap ini rejeki kamu." "Terima kasih dok." Setelah aji keluar dari ruangan alex segera membawa laptopnya dan dia duduk di sofa bergabung bersama dengan arifin lalu dengan segera alex membuka laptopnya dan menunjukkan artikel yang dia dapatkan dari steven, ternyata file yang ada di alex lebih lengkap dari apa yang dia dapatkan kemarin begitu shock dia membacanya karena organisasi pemberontak itu berhubungan dengan jaringan teroris.
Masih dengan kondisi shock alex mencoba untuk membuat arifin tenang kemudian tidak berapa lama aji datang dengan membawa pesanannya lalu mereka makan bersama, setelah selesai makan alex mencoba untuk bicara dan meyakinkan arifin bahwa dia akan merebut ara dari suaminya "Om ini masih belum terungkap semua, aku yakin pasti masih ada kegiatan lain yang mereka lakukan." "Nak alex om takut ara terluka dan di siksa olehnya..tolong segera selamatkan ara." Dengan wajah memohon arifin meminta bantuannya "Om tolong jangan seperti ini, aku janji akan segera membebaskan ara dan aku juga sudah memasukkan mata-mata di rumahnya..om percaya sama aku ya." Dari wajah khawatir kini berubah menjadi tenang karena alex berjanji akan segera membebaskan ara sekaligus membawanya pulang ke pelukan orang tuanya terutama sang papa dan alex bertekad akan hal itu walaupun nyawanya menjadi taruhannya karena dia tidak mau melihat ara terjebak dengan pria b******n itu yang tentunya akan menghancurkan masa depan kekasihnya.
Setelah arifin melihat artikel tersebut alex segera menyalinnya ke flashdisk lain dan memberikan bukti tersebut kepada arifin untuk dia simpan, lalu alex segera mengirim pesan kepada steven untuk segera bersiap menjalankan rencananya dan yang pertama harus dilakukan adalah memasukkan steven ke cafe rahman.