Chereads / Bunga Menikah / Chapter 7 - Bunga Berkenalan Dengan Bintang

Chapter 7 - Bunga Berkenalan Dengan Bintang

Bintang mengulurkan tangan saat duduk di kursi sampingnya Bintang. Bunga menjabat tangan Bintang.

"Bintang Pemanasan," memperkenalkan diri sambil tersenyum, memperlihatkan gigi gingsulnya. Cukup manis untuk badboy semacam Bintang.

Bunga membalas senyumnya."

Salam kenal ya."

"Salto," sahut Bintang dengan cepat. Bunga mengerutkan kening. "Aku kan ngajak kenalan, bukan ngajakin salto."

"hahaha .... kamu lucu banget sih. Gemes pengen nyokot."

"Eh, Bunga bergidik ngeri menatap Bintang. "Becanda, Bung.

Ya kali aku ngigit kamu di kelas ini."

Bhuk!

Pangeran mukul kepala Bintang pakai Buku Paket. "Berisik lo!"

Aduh! Sakit, bego!" mengelus kepalanya.

Bunga noleh, matanya sempat bertatapan dengan pangeran beberapa detik. Tapi dia segera kembali menatap ke depan. Cukup kaget, ternyata dia sekelas sama suaminya.

Suasana kembali diam, hanya terdengar suara Bu Fatma Yang menerangkan rumus-rumus di depan kelas. Sedangkan Bintang sudah mengantuk sedari tadi. Berusaha tetap melek agar tidak dapat hukuman.

Beda sama pangeran yang sedari tadi merhatiin istrinya dari sisi samping belakang. Wajah yang kelihatan kucel itu sekarang berubah putih berseri. Sangat cantik dan menggemaskan dengan pipi agak merona alami itu.

Mamanya memang top untuk urusan perawatan wajah dan fashion. Memang sudah bertekad merubah Bunga menjadi seperti cewek tipe pangeran. Dan sepertinya berhasil.

"Apa sih kamu ! kagetin aja!" marah saat lengannya disenggol Zainal.

"Pangeran maju kedepan dan jelaskan apa yang tadi unik sampaikan!" perintah Bu Fatma.

"Mampus lo, Babi!" ledek Reno.

Pangeran membuang nafas melalui mulut,. mulai beranjak untuk ke depan kelas. Nonyor kepala Yuda dan Mico sebelum melangkah menjauhi kursinya.

anjing kamu, Ran!" Mico tak terima karena rambutnya jadi berantakan.

"Suruh ngapain, bu?" tanyanya dengan contoh saat sudah di depan kelas.

Bu Fatma memegang pinggang,

menata Pangeran dengan kesal. nggak dengerin pelajaran! mending kalau nilai kamu bagus semua. Nilai selalu merah! paling tinggi juga lima. Gitu aja bangga! Suka bolos dan tawuran!"

Pangeran menggaruk tengkuknya, entah, kali ini merasa sangat malu karena ada Bunga di dalam kelas. yang udah pasti mendengarkan penuturan Bu Fatma tentang kejelekannya.

"pacaran aja yang nomor satu! kamu pikir pacaran bisa bawa kamu meraih sukses, hem?!"

"suksesnya kalau di pelaminan sama bu." Sahut Bintang sudah menertawakan Pangeran sejak tadi.

Pangeran melotot ke arahnya, mengepalkan tangan dan menunjukkannya pada Bintang. Bunga menaikkan ujung bibir sambil geleng kepala. lalu mengarahkan simbol terbalik arah pangeran.

kali ini Pangeran melotot tak percaya dengan yang bunga lakukan. ternyata cewek itu diam-diam merendahkannya. baru saja mulut Pangeran terbuka, ingin mengetahui bunga dan bintang, Bu Fatma lebih dulu menghukumnya.

"keluar! berdiri di depan kelas selama pelajaran saya!" perintah Bu Fatma dengan suara melengking.

"ya Bu. " jawabnya, lalu meloncat keluar dari kelas. "nyesel udah masuk kelas. tadi nongkrong di kantin pasti lebih asik. "

"bicara apa kamu?! "

"eh, Enggak kok. Ingat, tadi lupa ngambil uang di kantin." bohongnya sedikit menoleh kearah Bu Fatma.

Kring! Kring! Kring!

bel tanda istirahat telah berbunyi. Bu segera keluar dari kelas VI telah memberikan beberapa pekerjaan rumah. bunga masih sibuk dengan beberapa rumus di buku tulis. sementara bintang, mengamatinya dari tadi.

"ke kantin yuk. Aku traktir." ajaknya. bunga menoleh, sedikit tersenyum. " nggak, aku mau belajar. banyak banget yang tertinggal. "

"kantin, woi!" teriak Miko pada bintang yang masih sampai duduk di sebelah bunga.

"kalian duluan aja, aku nyusul. "tolak Bintang.

"Cie .... Cie apel bintang modusin anak baru cie .... " ledek Yuda.

"kambing kamu pada! pergi sana!"

Kedua temannya itu cengengesan, jangan keluar kelas dengan congkaknya.

"kamu ke kantin aja, Tang. aku tidak akan ke kantin kok." ucap bunga tanpa menatap awan.

"Itu sih gampang." kembali bintang menatap keseriusan bunga. wajah seriusnya terlihat begitu menggemaskan.

Bunga mulai merasa risih dilihatin terus. Menoleh kearah Bintang. yang ditoleh langsung yang nyengir. "Ngapain sih, lihatin aku terus? belum hafal sama wajahku?"

"Iya, pengen hafalin biar melekat diingatan."

Mendengar gombalan Bintang, bunga tertawa kecil. "Dasar!" umpatnya, lalu kembali dengan buku didepannya.

"Eh, kenapa kamu pindah ke Jakarta? Bukannya di Jogja itu sekolahannya juga bagus-bagus ya?"

Bunga hanya tersenyum dan menggeleng kepala menjawab pertanyaan Bintang.

waktunya pulang sekolah, Bunga mulai berkemas. Dari jam 4 sampai terakhir, pangeran dan ketiga temannya tak lagi mengikuti pelajaran. Tentu membolos.

sesampainya diparkiran, bunga menghentikan langkah saat melihat pangeran yang dicium dengan mesra oleh Intan. Maksudnya cium pipi ya, lalu intan naik ke jok belakang. dengan mesra pula intan memeluk tubuh pangeran dari belakang.

Pangeran melirik sekilas wajah bunga yang terlihat dari kaca spion. ada rasa tak enak, pengen nyamperin atau sekedar bertanya

'pulang naik apa?" memilih diam dan langsung melajukan motor meninggalkan sekolah.

"Bung, pulang naik apa? bawa mobil? motor? "tiba-tiba bintang muncul dibelakangnya. Sudah memakai hoddie yang menutupi kepala.

"Emm ... Bus." jawabnya ngasal.

"Hahaha .... nggak ada bus yang lewat sekolah kita. aku anterin aja, yuk. " tawarnya sambil membenarkan tas ransel yang tersampir di bahu.

"nggak usah, tang. makasih."

Tolaknya, dia melangkah meninggalkan Bintang.

keluar dari gerbang, nengok ke kiri kanan. bingung mau jalan ke arah mana. teringat sesuatu, dia nggak tahu alamat rumah untuk pulang. menepuk jidatnya sendiri. lalu kembali lagi masuk ke halaman sekolah.

"Pak," panggilnya pada Pak satpam yang ada di dalam pos.

Pak satpam mendongakkan kepala. " Iya, kenapa, dek?"

"Bapak kenal pangeran? anak kelas 12." Tanyanya.

"oh, kenal atuh, dek. kenapa emang?"

Pak satpam sedikit menyunggingkan senyum. "Rahasia dong. pasti kamu ini salah satu penggemarnya, kan?"

Bunga mendekik, terkejut saat di sampai salah satu penggemar pangeran.

sebuah motor ninja warna putih berhenti di belakang bunga. Bintang si pengendara pengendara, membuka kaca helmnya.

"Ayo naik. Aku anterin. " tawarnya lagi. bunga menggeleng.

"Nggak usah, Bin. Aku naik ...." nggak nerusin kata-kata, karena bingung juga mau naik apa. tadi pagi dikasih uang sama mama 200rb, tapi nggak tahu alamat rumahnya. berjalan mendekati Bintang." kamu bisa kasih tahu alamat rumah

Pangeran? "

Bintang mengerutkan kening." kenapa? kamu naksir dia?"

Dengan cepat menggeleng. "bukan, bukan begitu. Tapi .... " ragu untuk bilang.

"Kenapa? Tanya Bintang lagi.

"Aku serumah sama dia, dan aku lupa jalan pulang, termasuk alamatnya." Menunduk karena malu.

Behahha .... hhfft" Bintang menutup mulut Untuk menghentikan tawa. "bentar deh, kamu serumah sama pangeran?" meyakinkan yang didengar. Bunga ngangguk. Kamu siapanya dia?"

Bunga menggigit bibir bawah. Aku sepupunya."

Behahha .... hhfft" Bintang menutup mulut Untuk menghentikan tawa. "bentar deh, kamu serumah sama pangeran?" meyakinkan yang didengar. Bunga ngangguk. Kamu siapanya dia?"

Bunga menggigit bibir bawah. Aku sepupunya."