Chereads / Bunga Menikah / Chapter 11 - Pangeran Bolos Sekolah

Chapter 11 - Pangeran Bolos Sekolah

pangeran dan temannya mulai duduk di kursi kantin. di kursi paling belakang yang tertutup dinding, tidak akan terlihat saat ada patroli anak bolos.

"pesan jus apel sana!" Pangeran nyuruh Miko.

"kenapa aku? "tidak terima mendapatkan perintah.

"karena kamu yang tidak ada cewek!" kata Bintang.

"bentar lagi, mas! " katanya dengan penuh percaya diri.

Pangeran menatap Bintang tajam. pengen bicara, tapi tidak mungkin bicara jujur.

lalu berjalan meninggalkan kedua sahabatnya.

saat punggung Nico tak lagi terlihat, Bintang menatap Pangeran tajam.

"Jujur kamu!" bicaranya dengan tegas.

Pangeran mengerutkan kening. "apa!" kembali memainkan game di ponsel.

"bunga itu siapa? jawab! Sepupu!

aku tidak percaya! aku tahu siapa aja ketemu kamu! Mbak jida itu udah kuliah, tidak semua orang sama kita. dan sepupu perempuan kamu cuma dia."

Pangeran musim nafas panjang sambil memainkan game lalu menatap Bintang.

kening Bintang berlipat 12 lipatan." istri?? pangeran ngangguk behahha ... tawanya lepas.

Pangeran memukul bahu awan.

"Kamu ngetawain aku.

"Bintang berusaha hentiin tawanya. "ya kali, kamu udah nikah, ran. tidak mungkinlah. aku tahu, kamu ada rasa sama Bunga kan? "

Pangeran membuang wajah. cukup bingung dengan apa yang dirasa. Memilih lanjut main game.

"kamu kan udah ada Intan, si ratu sekolah. jadi, bunga buat aku. Gimana adil kan?"

melirik Bintang dengan tajam, tidak berniat menjawab kata-kata itu.

Bunga duduk sebangku dengan Dinda. kebetulan Sania, teman sebangkunya tidak masuk, jadi dia duduk sendirian. pangeran dan ketiga temannya pun balas, tidak masuk kelas sampai Bel istirahat berbunyi.

Din, kamu tidak ke kantin tanya Bunga.

bunga geleng kepala. "uangku cukup buat ongkos pulang nanti. aku tadi sebelum berangkat sekolah udah makan. jadi, tidak lapar."

bunga mulai merasa iba. "gimana kalau aku traktir kamu? kebetulan mama selalu ngasih uang double tiap pagi. "

"tidak perlu, Bung. Aku tidak enak sama kamu."

"sudah, ayo aku traktir." beranjak dengan menarik tangan Dinda.

akhirnya tidak mengikuti langkah bunga. tapi dengan dituntun Dinda, mereka sampai di kantin. ngambil bakso dan es teh, lalu pergi mencari tempat duduk.

Bintang melambaikan tangan. "Sini, Bung ucapnya agak berteriak.

"Jangan Bung. aku tidak nyaman kalau duduk sama mereka. "bisik Dinda.

lalu menatap kursi kosong yang ada di samping Intan titik bunga melangkah mendekati intan dan kedua temannya, Caca dan dia.

kak boleh ikutan duduk di sini? " izin bunga.

Intan cakap. boleh duduk aja.

"Iish, cupu 4 dia saat melihat Dinda.

bunga dan bunga dan Dinda tetap duduk di samping ketiga kakak kelasnya. menuang kecap dan sambal lalu mulai dan makan dalam diam.

"Tan, malam minggu nginep di rumahku ya, sama caca papa mamaku belum pulang. kesepian aku." keluh dia sambil memainkan sedotan dalam gelas.

Caca menelan rasanya lebih dulu." aku udah ada janji duluan, Di, sorry yak, tidak bisa nemenin.

dia menatap bintang, sangat berharap sahabatnya yang satu ini mau menemani.

"pacar ke mana? "tanya Intan pura-pura.

"dia ada acara katanya. suruh namanya mamanya. " Mulutnya manyun.

intan tersenyum miring. "maaf juga ya, dia sayang. aku juga udah ada acara aku mau ke puncak Sabtu sore."

"Ke puncak?" tanya Caca membeo. Intan cuma ngantuk, lalu kembali menyendok mie dimangkuk "sama pangeran?"

"Uhuk... uhuk ." bunga ketika saya tiba ke sama kuah bakso Dinda menepuk punggung bunga pelan lalu menyodorkan segelas minum.

Intan menatapnya dengan heran."

Kenapa kamu? kaget, aku mau ke puncak sama pangeran?" bunga masih diam karena mudah minumnya. "aku udah biasa iya, pergi berdua sama Dio. bahkan lebih dari itu."

dengan hati kesal Bunga masuk ke dalam kelas. duduk dengan wajah cemberut dan tertekuk. Dinda yang tidak ngerti apa pun semakin penasaran dibuatnya.

ikutan diam dengan pikirannya sendiri.

tak begitu lama dan tanda masuk berbunyi. adi datang membawa tugas. Pak Lukman guru bahasa Inggris ada kepentingan, tidak bisa masuk masuk ngajar.

tidak begitu lama, pangeran dan ketiga temannya masuk ke dalam kelas. kelas jadi ramai oleh celotehan pangeran.

Aduh si pangeran, masuk-masuk bikin heboh!" Kata Rinda, yang duduk di meja paling depan.

Rin jawabnya pede. duduk di kursi biasa, menatap bunga yang ada di depan sama Dinda. "Bung, kamu kok duduk di situ sih?"

bunga menoleh Komar baru aja mulutnya Mama mau menjawab Yudha udah nyahut.

"takut ketularan sakit lah!" sahutan dari Yuda.

"Eh, iya! Tetangga ku kemarin mati terserang penyakit itu sahut mico.

ujung bibir Pangeran sedikit tertarik tapi hanya diam dengan game di ponselnya.

"Otak cicak!" Bintang melempar buku ke Miko. " mana ada penyakit paru kronis! adanya bodoh kronies! kayak otak Lo!"

Yudha berdiri di. "apa komodo aja bangga! aku yang punya otak jerapah tidak sombong! "

beberapa anak menoleh kearah Yudha.

"apa hubungannya sama jerapah? perasaan enggak mirip! "kata nano.

"tidak pernah ikut belanja ke masih! jadi tidak paham." Jawab Yuda.

anak mama kamu, yud! nge mall

aja ngintil sahut Rina.

"Hahaha semua orang ketawa.

"lagi ngetik bayangin, cara memeras susu jerapah! " Bintang menerawang. tentu dengan bayangannya.

Bhuukk

Miko gantian ngelempar buku paket ke kepala Bintang.

"Babi kamu! umpat Miko dengan kekehan.

Pangeran tidak menangapi. keluar dari menu, game masuk ke aplikasi biru. mencari kotak yang ada di urutan pertama.

entar pulang bareng aku aja Send Aku.

pandangannya langsung terserah ke bunga. gadis cantik itu tetap fokus menulis tanpa memeriksa kondisi yang bergetar. beralih menatap layar ponsel lagi, membuka foto profil di kontak Wa bunga. yang sengaja ia pasang dengan fotonya, sudah berganti dengan foto bunga sendiri.

Pangeran tersenyum menatap foto bunga yang menurutnya sangat lucu.

Drrt ... drt

saat fokus lihatin foto bunga, coba pesan masuk dari lintang titik segera ia membuka pesan itu.

yang, bisa kan nanti temenin nge mall

membuang nafasnya lewat mulut dengan kasar. tidak langsung membalas pesan itu. mulai bosan dengan hubungannya yang ia jalin.

selalu ada di hatiku meremang yang berwujung suruh bawain belanjaan yang hampir habisin uang jajan.

yang, kok cuma diread saja?

akhirnya mulai menulis pesan balasan.

[Sorry, tidak bisa. Aku ada janji sama papa ] untuk intan.

menutup story chat dengan intan dan kembali membuka statusnya dengan bunga. pesannya udah centang dua biru. langsung melirik kearah bunga tapi gadis itu masih sibuk nulis. bahkan pesannya nggak dibales.

[Tidak usah pulang bareng Bintang! Mama tidak bolehin!] send Ay.

Tersenyum sangat melirik, ternyata bunga mengambil ponselnya yang ada di laci. Terlihat mengetik pesan balasan. Pandangan pangeran tidak lepas dari bunga yang sibuk mengusap layarnya