Kembali kening bintang berkerut."
ya udah, aku antar yuk."
"sebutin aja alamatnya. Aku naik ...
naik taksi aja." Tolaknya lagi.
Bintang tersenyum jail, menggelengkan kepala." aku antar atau aku tinggal? "memberikan pilihan.
Bunga sendiri bingung, nggak seharusnya seorang istri berboncengan sama cowok lain. Tentu takut jika memangnya tahu, atau bahkan pandangan orang lain.
"Iya, aku mau diantar sama kamu. tapi jangan jahil ya." setelah lama berfikir, akhirnya memutuskan untuk diantar Bintang.
Mengacungkan dua jari di samping kepala. "Ok janji."
Bunga hanya diam selama di perjalanan, sama sekali enggak nanggapi bintang yang ngajak ngobrol. menaruh tas di depannya sebagai pembatas antara tubuhnya dengan bintang. motor ninja putih itu berhenti tepat di depan pagar yang menjulang tinggi.
"Benar kan, ini rumah Pangeran?" sedikit menoleh ke belakang.
"Iya." Bunga turun dari motor, merapikan roknya. "Makasih, ya."
Bintang menatap seseorang yang berdiri dengan wajah terdapat di balkon lantai atas.
"Sama-sama. besok berangkatnya aku jemput ya. "
Bunga terbelalak. "Nggak usah. aku bisa naik taksi. Mama ... maksudnya mamanya Pangeran bisa marah kalau aku udah deket sama cowok."
Bintang malah tertawa kecil. "Tante Nindi kenal sama aku, Bung. dia nggak mungkin marah lah. biar besok aku yang ngomong sama tante." menyalakan mesin motor kembali, tersenyum dengan mengedipkan satu mata. "Aku pulang ya."
Bunga segera masuk ke dalam rumah, bahkan tidak menyadari keberadaan pangeran. Menaiki tangga dan segera masuk ke kamarnya.
Menaruh tas di atas meja melepas sepatu dan mulai membuka baju seragam.
"Aaaa!" jeritnya saat melihat ada pangeran yang duduk di atas tempat tidur bersandar papan ranjang. meraih kembali baju seragam yang sudah tergeletak di atas ranjang untuk menutupi tubuh yang hanya menutupi tubuh yang hanya pakai tanktop tipis.
"kamu ngapain disini!? Sengaja kan, mau lihat aku ganti baju?!" Bunga mulai ngegas.
Pangeran menggaruk keneh yang tiba-tiba jadi gatal. "Iya sih." Jawabnya dengan santai. padahal niatnya tadi pengen nanya soal dia yang pulang diantar bunga. "ngapain dedenya ditutupi, tadi udah lihat kok."
bunga meletak tak percaya sama yang diucapkan pangeran. sekotor inikah suaminya?
"Dasar mesum!" ngambil baju ganti dan masuk ke kamar mandi.
Pangeran masih duduk dengan santai di atas tempat tidur bunga. memegangi dada yang berdegup tak karuan saat melihat istri sah-nya tak memakai baju. udah sering lihat belahan memiliki intan, tapi ada rasa yang berbeda saat melihat lekuk tubuh bunga.
Ceklek!
menoleh ke arah pintu kamar mandi yang terbuka. bunga keluar dengan kaos warna kuning dan celana pendek selutut. wajah jutek itu selalu saja terlihat saat berhadapan dengan pangeran.
"keluar dari kamarku. aku mau bobok siang." usir bunga dengan nada marahnya.
Tanpa berniat menjawab, Pangeran segera beranjak. namun saat yang sama, bunga tersandung sandal pangeran yang ada di lantai.
Bhuukk!
Bunga jatuh menindih tubuh tangan di atas kasur. bibir mereka benar-benar bersentuhan titik jantung keduanya sama-sama berdetak tak menentu.
Ceklek!
Mama menutup mulut yang membulat dengan telapak tangan.
nggak jadi buka pintu, menutup kembali dengan rapat dengan berjalan menuruni tangga.
bunga dan Pangeran masih sama-sama diam. ini pertama kali bibir bola bersentuhan dengan bibir pria. berbeda dengan pangeran ya udah sering lakuin ini sama intan. berulang kali Pangeran menelan perkataannya, pengen ngomong, tapi sedikit saja dia gerakan mulut.
Dengan tergesa bunga berdiri, lalu mengelap bibir dengan kasar.
"maaf. Tadi aku kesandung."
Tanpa menjawab, Pangeran langsung keluar dari kamar bunga melalui pintu kaca yang menghadap ke balkon.
Sesampainya di kamar, Pangeran merupakan tubuh dengan kasar di atas ranjang. Mengulas senyum sambil memegangi bibirnya.
Mama ngambilin nasi buat papa
dan Bunga ngambilin Nasi buat Pangeran. enggak ada niat sebenarnya, tapi kembali ingat kata-kata terakhir Ayah sebelum benar-benar pergi itu.
Mereka berempat makan dengan diam. sesekali Mama main lirik sama papa. merencanakan sesuatu untuk kedua anak di depan mereka.
"Ran, papa punya rencana." ucap papa di sela makan.
kedua anak di hadapannya mengangkat kepala, menatap apa dengan penasaran.
"Rencana apa?" kembali Pangeran memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
"Seminggu lagi ujian tengah semester kan? kalau nilai kamu masih ada lima, papa akan jual motor dan mobil kamu. kamu pergi ke sekolah naik angkot aja."
"uhuk .... uhuk ... uhuk ...
bunga ngambilin segelas air putih." nih, minum dulu. biar gak mati keselek.
mata Pangeran meletus mendengar kata-kata bunga. tapi tetap menerima kelas itu dengan dan meminumnya.
"papa nggak boleh gitu dong. Masa aku naik angkot sih!" nggak terima dan mulai marah.
Papa malah menarik Pipit dan memiringkan kepala sambil mengangkat kedua bahunya. "Terserah, kalau nggak mau, ya ... buktiin sama papa. Jangan sampai besok dapat nilai lima." dapat meminum segelas air putih dan bekerja meninggalkan meja makan.
"Ah, iya." papa noleh, menatap Pangeran lagi. "Tiga hari lagi Sultan pulang. Kamu pindah ke kamarnya BUnga. "
"Uhuk .... uhuk .... uhuk kali ini bunga yang keselek.
"Mampus! Mati keselek Kamu!" ledek nya sambil menyunggingkan senyum.
Mama menahan senyum melihat interaksi pangeran dan bunga.
Selesai makan malam, bunga sibuk membereskan piring-piring kotor di meja makan. Tapi Mama melarangnya, karena sudah ada bisari yang akan mengerjakan semua.
Karena nggak boleh bantuin , dia memilih balik ke kamar untuk belajar. Seminggu lagi ujian, tentu banyak pelajaran yang harus ia pelajari. disebabkan beda sekolah dan juga kemarin seminggu nggak sekolah.
Mulai sibuk membaca materi di buku paket. Hingga ia nggak sadar, pintu kaca yang menghadap ke balkon telah dibuka. Pangeran masuk dan kembali menutup pintu.
"Hey!" salat sudah berdiri di belakang bunga.
Bunga kaget, menoleh ke belakang. Lebih kaget saat melihat lelaki tampan berdiri di belakangnya.
" Astagfirullah al adzim! Ngapain kamu masuk ke kamarku lagi?!" Wajah Bunga dengan kesal.
"Ajari dong." pintanya melas.
bunga lili menelisik kedua tangan suami yang tidak memegang apapun. "Ajari apa?"
"Belajarlah, masa ciuman." duduk ditepi ranjang milik bunga.
mendengar kata ciuman, bunga mengingat kejadian tadi sore yang membuat bibit nya bertubrukan dengan bibit pangeran. langsung mengalihkan pandangan, kembali menata buku di depannya. konsentrasinya jadi hilang.
"Sudah, ciuman yang tadi nggak usah diingat-ingat. Aku tahu, udah lama kamu penggenya." Sengaja jahilin Bunga.
Yang dijahilin pun terpancing. melotot ke arah Pangeran dengan sangat kesal. Mukul kaki Pangeran pakai gulungan buku.
"bicara apa sih! Tadi murni kecelakaan ya!" mulutnya manyun, wajahnya jadi cemberut, tapi pipinya memerah. "Sudah, ciuman yang tadi nggak usah diingat-ingat. Aku tahu, udah lama kamu penggenya." Sengaja jahilin Bunga.
Yang dijahilin pun terpancing. melotot ke arah Pangeran dengan sangat kesal. Mukul kaki Pangeran pakai gulungan buku.
"bicara apa sih! Tadi murni kecelakaan ya!" mulutnya manyun, wajahnya jadi cemberut, tapi pipinya memerah.