Chereads / Bunga Menikah / Chapter 10 - Dibeliin Hp Sama Mama

Chapter 10 - Dibeliin Hp Sama Mama

Bunga Mengedip-ngedipkan mata, lalu ngangguk dengan cepat. Pangeran mulai melepaskan tangannya. Ikutan Duduk bersandar papan ranjang disamping Bunga.

"kamu kenapa kirim pesan nggak jelas itu! tanyanya dengan nada kesal.

"Pesan apa sih? aku nggak ngerti.

Aku tidak mengirim pesan apapun."

Katanya, menatap wajah pangeran yang kelihatan sangat marah.

"kamu dibeliin HP sama mana? "

menatap ponsel bersoftcase warna hitam polos di pangkuan bunga.

Bunga ngambil ponsel itu.

"iya, tadi Mama ngasih ini. tapi ini nggak ada gunanya. "

Pangeran merebut ponselnya, mulai mengusap layarnya. Terlihatlah isi chat ya memang terkirim kan nomornya.

"Susah banget. aku tidak bisa pakai. dari kecil aku belum pernah

punya hape. Sekali punya bikin pusing.

"Hahaha .... "tawa Pangeran ketawa saat membaca semua cat yang bunga tulis. memang sama persis dengan yang masuk ke ponselnya.

"kamu kenapa ketawa? " bunga menatapnya dengan kening berkerut.

"kamu ngapain nulis nggak jelas kayak gini? dikirimnya ke nomor aku pula.

"sini, aku ajari." menarik lengan baju bunga untuk mendekat kearahnya. Bunga menurut, mepet ke pangeran yang melihat HP yang sedang Pangeran pegang.

"setelah nulis, kamu ngirim di tombol yang atas ini. makanya langsung ke kirim ke nomor aku."

Bunga cemberut lagi. "kenapa bisa ke kirim ke nomor kamu?"

Pangeran menghembuskan nafasnya. "soalnya ini ada di layar chat nomorku."

"ya udah, pindahin. Jangan

di kamu. Di layar punya .... Bunga diam dan berfikir. Bahkan dia tak

memiliki teman. "Punya nomernya Bintang, Aldi atau Heni atau punya Yuni."

"kamu punya nomor mereka?"

Bunga geleng kepala. lalu teringat sobekan kertas yang waktu itu aldi kasih.

"Ada, waktu itu kan Aldi ngasih nomor."

Pangeran menarik lengannya saat aku mah nggak turun ambil kertas itu." Mau ngapain?"

"Ngambil nomernya Aldi."

"Ogah aku nggak mau masukin nomernya."

Bunga cemberut. "Dasar, Izroil jahat!" kembali menyandarkan tubuhnya ke papan ranjang.

"aku ajari cara pesen taksi online sama ojek online lewat aplikasi. "

akhirnya bunga dan Pangeran asyik bermain Hp. dengan serius bunga memperhatikan tangan cepat pangeran yang sudah pandai memainkan Hp. berulang kali juga bunga gagal menirukan cara-cara yang Pangeran ajarkan.

Pukul 1 malam

Bunga dan Pangeran itu tidur di ranjang yang sama.

Tiba-tiba mamanya membuka pintu kamarnya.

Ceklek!

Mama kembali terkejut melihat bunga yang tidur pangeran. memeluk pangeran dengan sangat

mepet. bahkan kepalanya berarti di dada pangeran. tangan Pangeran memeluk bunga dengan nyaman.

Dengan cepat Mama kembali turun ke kamarnya. menarik suami yang baru aja nyamperin handuk hendak masuk ke kamar mandi.

"Mama kenapa sih? " Tanya Pak Agus dengan heran.

"Papa harus lihat ini. Eh, bawa hp juga." Ngambil Hpnya yang berada di meja rias. Kembali menarik tangan papa keluar kamar.

terkesan angka dua orang ini menuju kamar bunga. kamarnya masih terbuka, karena tadi mama memang tak menutup kembali.

"lihat deh, Pa." menunjuk ke arah ranjang.

papa terbelalak menatap kedua anaknya yang masih ada di posisi awal. mama maju, mengarahkan kamera ponsel ke bunga dan pangeran. Papa mulai tersenyum.

kembali memasukkan ponselnya ke saku saat sudah mendapatkan beberapa foto.

"Pa, Mama gemes banget lihat mereka."

"Biarin aja, ma. Ayo kita keluar. Yang penting udah dapat fotonya."

Satu jam berlalu.

pangeran yang merasakan sesak di dada, mencoba mengangkat tangannya. meraba bagian dadanya yang seperti tertimpa batu. menyentuh rambut bunga, lalu meraba telinga, pipi.

yang diraba mulai risih, merasa terusik. memegang tangan nakal

pangeran." Aku masih ngantuk buk.

Mendengar suara bunga di pagi hari saat mata belum terbuka, spontan membuat jantung berdebar berdetak cepat. mata yang masih pengen malam itu langsung terbuka. menatap kepala yang nempel di dadanya. sialnya satu tangannya benar-benar memeluk pinggang bunga erat.

"Aaaa!" Jeritnya.

bunga yang mendengar jeritan Pangeran, langsung melek, bangun dan menatap pangeran yang terbaru di sampingnya. "Aaaa!"

menatap seluruh pakaiannya. masih nempel sempurna. "kamu ngapain tidur di kamarku!? "

"kamu kenapa tidur ikut aku! " Pangeran Muhammad dadanya.

"Tidak sengaja. Aku kira mamaku.

Maaf." turun dari tempat tidur dengan wajah cemberut. sungguh, semalam tidurnya sangat nyaman. terasa seperti tidurnya dikeloni ibuknya. cukup kecewa saat kenyataan mengatakan bahwa itu adalah suami, bukan ibunya. suami yang menjadi penyebab kepergian ibu.

Pangeran masih menggelayut di ada kamu nggak ketahuan kan?"

mata yang berkaca-kaca itu melotot, marah dengan pertanyaan pangeran. tapi sedih mengingat ibunya. akhirnya ada gulir yang menetes di pipi.

"tidak!!" berjalan dengan cepat masuk ke kamar mandi.

"kamu kok malah nangis sih? Heran Aku!" Tidak mau telat sekolah, dia bergegas kembali ke kamarnya melalui pintu balkon.

Mama tersenyum menatap dua anak berseragam putih abu-abu yang berbeda dengan menuruni tangga. muka sama sama cemberut karena kejadian bangun tidur tadi.

duduk di kursi yang biasa mereka pakai. mulai membalikan piring. seperti biasa, kuma ngambilin makan untuk pangeran.

"Gimana semalam, Bung?" tanya Mama yang sengaja mau memancing obrolan.

bunga dan pangeran sama-sama gugup. membatalkan sendok yang hampir menyentuh mulut.

"Gimana apanya, ma?" Pangeran balik nanya.

"semalam kan mama ngasih cepek bunga. Gimana? Udah bisa belum?" mama jelasin maksudnya.

Bunga tersenyum, Pangeran lanjutin makan. "udah ma. Semalam aku udah sudah belajar cara pesan taksi online sama ojek online. belajar kirim pesan lewat WhatsApp juga. "

Mama tersenyum. "syukur kalo gitu."

"kamu bisa bawa mobil, bung?" Tanya papa.

bunga menatap papa, tersenyum, lalu menggeleng. "emang mobilnya mau dibawa kemana apa? aku sih tidak kuat. "

"Uhuk ... uhuk

Pangeran tersendak. segera ngambil minum dan meminumnya.

menatap istrinya dengan marah.

bunga Monata Pangeran dengan kening berkerut. "kenapa tiba-tiba ngatain oon sih? bagian yang bicara sama aku kan papa. bukan kamu! kenapa nyahut!" bales bunga sama kesalnya.

"Gimana tidak nyahut, kalau kata kamu lebih tinggi dari Monas!"

Bunga tambah bingung. apa yang membuat pangeran marah?

"Bikin orang keselek aja!" kembali lanjutin makan.

papa sama Mama saling tatap melihat perdebatan Sangiran dan bunga yang sama sekali.

"Gini maksud papa, Bung. kamu bisa nyetir mobil?" tanya papa lagi.

bunga natap papa. "tidak bisa, pa. aku bisanya naik sepeda." Jawabnya sambil tersenyum.

"Uhuk ... uhuk." Kembali pangeran keselek.

"Astagfirullah, kamu bisa mati keselek. " komentar bunga sambil menutup mulut dengan telapak tangan.

Mama tersenyum mendengar ucapan bunga.

"Cewek kampungan.

bunga menyumpal mulut pangeran dengan paha ayam. mendorong kursi ke belakang ketika berlari masuk ke dapur dengan tertawa.

"Sialan kamu ya! Awas! Tidak aku ajarin lagi.

pangeran mulai ditanya sama papa

kamu tadi malam kemana kamu kok keluar

udah kamu sekolah naik angkot