Anya merangsek ke dalam, ia melihat beberapa asisten masih membersihkan lantai dan beberapa lainnya mengganti karpet kotornya.
Noah tampak tergeletak lemas di atas ranjang super besar miliknya. Dengan ragu-ragu gadis itu masuk ke dalam kamarnya, matanya menatap iba pada lelaki muda yang masih terlihat berduka dan syok itu.
"Uhukk...uhukk...." Noah terbatuk-batuk sambil memegangi dadanya.
"Tubuh tuan muda masih sangat panas," celetuk salah satu pelayan.
"Apa yang harus kita lakukan?"
"Tunggu saja sampai dokter datang," sahut yang lain.
"Permisi..." Anya menyapa kedua pelayan. Begitu melihat kehadiran Anya di dalam kamar itu, kedua pelayan langsung menunduk dan mundur lalu memberi salam dengan sopan.
"Nona..." sapa mereka.
"Ya,"
Anya maju beberapa langkah mendekat ke arah Noah.
"Anya..." Bibir pucat Noah bergetar kala memanggil namanya.
"Noah, apa yang kau rasakan sekarang?"
"Aku, semua tubuhku terasa sakit, kepalaku sakit, a—aku juga sangat mual...."