Chereads / Pernikahan Misterius: Antara Cinta Dan Balas Dendam / Chapter 22 - Kembalinya Grace mencoba mengganggu hati

Chapter 22 - Kembalinya Grace mencoba mengganggu hati

"Ya sudah, kalau begitu biarkan aku sendiri yang akan menemuinya. Kau tidak perlu mengikuti ku, Sam."

"Baik, Tuan Saga."

Sudah lima tahun lamanya, dan Saga tidak lagi pernah mendengar kabar tentang Grace—wanita cinta pertamanya. Kepedihan yang harus ia tanggung seorang diri membuat hatinya melemah, namun Saga mencoba untuk tetap kuat demi adiknya.

Meskipun ia sangat membutuhkan kekuatan dari Grace demi bisa membuatnya bangkit kembali dalam semua duka yang sedang ia alami seorang diri, namun justru Grace berbalik menghilang, dan kabarnya tidak pernah lagi terdengar seperti sudah ditelan bumi.

Tetapi hari ini, Saga dibuat kebingungan saat mendengar Grace kembali menghampirinya. Entah Saga harus senang ataupun kecewa, namun ia tetap berusaha bertemu dengan wanita itu dalam keadaan duduk di kursi rodanya.

Pintu gerbang pun terbuka, dan pandangan mata mereka saling bertemu. Namun saat itu, Grace terlihat lebih kurus dari terakhir kali Saga melihatnya, seperti ada sebuah masalah dalam hidupnya yang sedang ia tanggung.

Tidak membuat Saga berbicara sepatah kata pun sebelum Grace yang memulainya, namun tiba-tiba saja air mata Grace terjatuh hingga ia berusaha untuk berlari demi bisa memeluk tubuhnya Saga, namun dengan perlahan Saga membuat penghalang dengan tangannya agar tidak bisa menyentuhnya.

"Ada apa kau datang ke sini malam-malam seperti ini?" tanya Saga dengan tatapannya yang datar, dan sakit hatinya kembali terasa begitu besar saat melihat tangisan Grace terjatuh.

"Maafkan aku, Saga. Aku tidak bermaksud untuk mengkhianati dirimu, tapi aku terpaksa melakukannya," sahut Grace dalam tangisannya.

Membuat Saga tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi kepada wanita yang dulu sangat ia cintai. Meskipun rasa sakit karena ditinggalkan dengan tiba-tiba membuat Saga benci, namun jujur saja dari hatinya yang paling dalam Saga tidak bisa melihat wanita itu menangis di depannya.

"Ayo kita masuk, tidak baik menangis di depan pintu seperti ini."

"Terima kasih karena kamu masih mau menerimaku, Saga."

"Aku tidak menerima mu selamanya, tapi bisa saja setelah ini aku mengusir mu," sahut Saga dengan cepat.

Membuat nafasnya Grace menghembus dengan cepat ketika mendengar ucapan Saga yang begitu tega dengan dirinya. Namun untuk kali ini, ia harus bisa mendapat maaf darinya.

"Katakan ada tujuan apa kau datang ke mari? Ini sudah malam, dan tidak baik jika seorang wanita datang ke rumah seorang pria yang sudah memiliki istri."

Sontak membuat Grace terkejut, dan menatap wajahnya Saga dengan penuh ketidakpercayaan. Ia pun tersenyum perlahan sembari bertanya. "Saga, kau tidak sedang membohongiku kan?"

"Untuk apa aku berbohong? Bukankah wanita yang lebih pintar menyembunyikan kebohongannya?" Dengan sekali menjawab, Saga mampu membuat Grace berkali-kali menahan kekesalannya.

Tidak segera menjawab, namun tiba-tiba saja Grace berlutut dihadapan Saga tanpa membuat pria itu mengerti dengan maksud yang sedang ia perlihatkan.

"Aku tahu jika aku telah melakukan kesalahan besar padamu, Saga. Tapi, semua itu karena aku memiliki alasan tersendiri, dan aku tidak bermaksud meninggalkan kamu dalam keadaan yang hancur seperti dulu. Izinkan aku mengatakan alasanku yang sejujurnya padamu," ucap Grace demi bisa mengambil hati pria di depannya.

"Katakan sebelum aku memintamu untuk kembali ke luar."

Lagi-lagi Saga bersikap tegas dan tak acuh, namun Grace juga tidak menyerah. Bahkan ia terus saja berlutut demi bisa mendapatkan kata maaf baginya.

"Di malam tepat kejadian bencana pada keluargamu, dan di malam itu juga aku diculik oleh seorang pria bernama Calvin, dan aku disekap. Namun, aku berhasil kabur dengan naik ke salah satu mobil angkutan barang yang menuju ke Afrika. Sialnya aku tidak bisa pulang karena tidak memiliki uang apalagi ponsel. Jadi, aku memutuskan untuk bisa menetap hidup di sana hampir empat tahun lamanya. Tetapi, aku tidak cukup membaik, dan pernah membuatku berpikir untuk mengakhiri hidupku saat itu, tetapi sialnya seorang wanita menolongku. Atas pertolongannya aku ikut pergi ke Amerika, dan memulai hidup di sana selama setahun agar bisa dapat kembali ke sini menemui dirimu. Sekarang aku baru saja tiba di sini dua hari, jadi aku memutuskan untuk datang," jelas Grace saat membayangkan semua kejadian buruknya.

"Tunggu dulu, kau tidak sedang mengarang cerita?" Saga mencoba tidak langsung percaya karena baginya mengucapkan sesuatu memang begitu mudah.

Dengan cepat Grace menggelengkan kepalanya sembari berkata. "Sungguh, aku tidak berbohong, Saga. Mana mungkin aku akan meninggalkan kamu di saat keadaan kamu dalam kesulitan seperti dulu, tentu saja tidak akan. Tapi, sekarang izinkan aku untuk bisa menembus semua kesalahanku dulu."

"Tapi, kau tidak perlu melakukan apapun lagi, Grace. Aku sudah memiliki seorang istri."

"Aku tahu."

"Kau tahu? Dari siapa?" tanya Saga dengan mencoba untuk semakin mengorek informasi agar bisa mengetahui apakah Grace berbohong ataupun tidak.

"Jelas saja aku tahu, Saga. Saat itu kamu dengan istrimu berserta Sam dan Bian berada di rumah sakit. Tepat aku juga berada di salah satu kamar inap temanku. Di sanalah aku mengetahui bahwa dirimu telah menikah, dan Devan juga berada di rumah sakit itu," sahut Grace.

Saga pun terdiam di saat ia merasa bahwa Grace menjawab semua jawabannya dengan cepat, dan tidak terlihat seperti adanya kebohongan. Namun satu hal yang membuatnya bingung, kenapa Grace harus disekap bersamaan dengan hari bencana dalam keluarganya.

"Katakan padaku siapa Calvin? Dan kenapa dia melakukan semua itu padamu?"

"Aku tidak tahu pasti, Saga. Tetapi yang jelas aku mendengar dari beberapa orang kepercayaannya bahwa dia melakukan semua itu hanya untuk menjadikan aku sebagai penebus dari semua hutang keluargaku. Aku rasa itu memang buruk, tapi begitulah kenyataannya," sahut Grace.

"Baguslah kalau memang kamu sudah bisa menjawabnya, jadi apalagi sekarang? Bukannya kamu sudah berhasil menjelaskannya padaku dan aku menerimanya, sekarang pergilah," usir Saga tanpa menatap kearah wajahnya Grace.

Sejujurnya, hati kecilnya Saga begitu tidak tega ketika mendengar semua cerita buruk dari wanita yang dulu paling ia cintai. Namun, dia hanya ingin mengetahui kebenarannya terlebih dahulu sekaligus saat Grace bercerita terlihat tidak seperti sedang berbohong, tapi tetap saja pembuktian secara nyata itu penting.

Mendengar Saga memintanya pergi, sungguh membuat Grace kembali bersedih. Ia merasa bahwa sikap pria yang sekarang di depannya ini benar-benar sudah berubah, dan sudah menjadi lebih dingin dari Saga yang ia kenal sebelumnya.

"Apakah wanita itu terlalu berarti bagimu sampai aku harus kau usir seperti ini, Saga?" tanya Grace dengan matanya yang berlinang.

"Itu bukan urusanmu," sahut Saga dengan cepat, dan lagi-lagi tak mau menatap kearahnya.

"Tetapi sekarang menjadi urusanku, Saga. Katakan apa kau mencintainya? Jika ya maka aku akan segera pergi dan tidak akan membuatmu terganggu."