Chapter 27 - Bukan wanita lemah

"Aku bahkan tidak berpikir bahwa sekarang aku telah menjadi istri yang tidak suci. Rasanya begitu sulit agar bisa membuat Saga bisa menerima kehadiran diriku sebagai istrinya, apalagi untuk sekedar cinta. Dia mungkin akan semakin menolak diriku. Tetapi aku tidak boleh lemah, dan aku harus bisa mencari tahu siapa sebenarnya pria misterius itu? Bagaimanapun juga, aku harus bisa! Begitupun dengan Saga, aku harus bisa membuatnya mencintaiku. Ya, aku tidak boleh lemah!" Bella sudah bertekad dengan penuh keyakinan yang kuat.

Di luar Bella terlihat kuat dengan sengaja bantuan dari rasa kepercayaan dirinya. Namun sebenarnya, ia merasa begitu lemah. Hatinya begitu lemah saat menerima semua rasa sakit ini. Guyuran shower juga tak berguna untuknya kini karena tidak bisa menghilangkan semua rasa jijik dari tubuhnya sendiri.

Namun ia tahu, kelemahan hanya akan membuatnya menderita setiap waktu. Justru berpura-pura kuat akan perlahan memberikan kekuatan yang baru untuknya. Menghapus air mata yang terus saja mengalir deras, dan ke luar dengan kekuatan yang ia coba perlihatkan kepada dunia bahwa ia mampu melalui cobaan semua ini.

Tepat ketika sedang merias diri, tiba-tiba saja Bella teringat dengan adiknya yang sampai detik ini tidak memberikan kabar.

Meskipun memang, kedekatan dengan kedua adiknya sedang renggang, namun Bella juga tidak ingin semua itu terjadi. Tepat ketika hati seorang kakak gelisah kepada sang adiknya, tiba-tiba saja sebuah pesan tiba-tiba masuk ke dalam ponselnya dari nomor telepon yang tidak ia ketahui.

"Kak, ini aku, Fiona. Apa Kakak Elena berada bersamamu? Karena sudah sejak kemarin dia tidak pulang. Aku rasa dia berusaha bertemu denganmu, meskipun aku sudah melarangnya karena aku membenci dirimu." Isi pesan tersebut.

Betapa tidak pernah duga bahwa Fiona akan tetap mengirimkan pesan, namun dalam kebencian.

Dengan bergegas Bella menghubungi adiknya, namun belum sempat panggilan itu terhubung Saga merampas ponsel Bella, dan memecahkannya.

"Oh, apa kamu sedang diam-diam menghubungi pria misterius mu itu, Bella?"

"Mas Saga, ada apa denganmu? Siapa yang sedang menghubunginya? Aku baru saja mendapatkan pesan masuk dari adikku, dan sekarang ponselku sudah rusak." Bella mengambil serpihan ponselnya yang sudah tak beraturan, dan bahkan ada bagian yang patah.

"Ya sudah aku akan membelikan ponsel yang baru untukmu, tapi aku akan yang akan mengantar nomor telepon lain di ponselmu," ucap Saga tanpa adanya penyesalan. Ia pun segera ke luar tanpa menunggu apapun.

Membuat Bella begitu tidak menduga bahwa kesempatan agar bisa mencari tahu adiknya kini telah hilang. Nomor panggilan Fiona juga telah hilang karena memang ia tidak menginginkan nomor mereka.

"Bahkan hanya sebuah karena ponsel kamu juga melarang ku, Mas. Tapi sebenarnya ke mana Elena pergi? Apa mungkin malam itu pria misterius benar-benar berkata jujur tentang adikku yang akan mendapatkan akibatnya? Tetapi, aku harus mencari Elena ke mana? Aku tidak tahu keberadaannya sekarang." Bella begitu cemas sembari ia menggenggam serpihan ponselnya yang beberapa masih utuh. Namun tetap saja, sudah tak ada gunanya lagi.

Membuang serpihan ponselnya tersebut, dan berusaha mencari Saga ke luar dari kamarnya. Akan tetapi, tidak pernah Bella duga bahwa sekarang ada wanita lain yang tinggal serumah dengannya, siapa dia?

Grace yang sedang duduk manis di depan televisi, dan tidak menyadari akan kedatangan Bella yang semakin mendekat.

"Siapa kamu? Dan mau apa kamu ke sini?" tanya Bella.

Membuat Grace menolah ke belakang sembari tersenyum manis, ia pun bangkit dari duduk, dan langsung mengulurkan tangan untuk bersalaman.

"Hai, kenalkan namaku Grace Aurelia, tapi kamu bisa memanggilku dengan Grace. Aku sudah tahu kalau kamu itu istrinya Saga kan? Tapi maaf, kalau aku harus ada di sini sekarang. Sebab, aku akan tinggal bersama dengan kalian untuk sementara."

"Kenapa kamu harus tinggal di sini? Dan siapa yang telah mengizinkan kamu untuk tinggal di sini?"

"Aku yang izinkan," timpal Saga dengan tiba-tiba.

Betapa tidak pernah Bella duga bahwa dengan semudah itu Saga membawa masuk wanita lain ke rumah mereka tanpa berkata apapun kepadanya terlebih dahulu. Ia pun dengan cepat mendekat kearah Saga sembari bertanya. "Mas, apa-apaan ini? Kenapa kamu sampai harus membawa wanita lain masuk ke dalam rumah kita? Aku ini istrimu, Mas Saga. Aku harap kamu bisa menyuruh dia untuk pergi dari rumah ini."

"Bukankah kamu juga telah melakukan hal gila di belakangku, Bella? Jadi, untuk apa aku harus mengusir Grace dari sini? Biarkan dia tinggal beberapa waktu lagi di sini," sahut Saga dengan cepat, dan membuat Grace tersenyum ceria ketika mendengarnya.

"Tapi, Mas! Kamu tidak bisa melakukan itu padaku secara terang-terangan. Aku sudah katakan padamu bahwa aku melakukannya tidak sengaja, jadi jangan buat rumah tangga kita harus berada di dalam sebuah keburukan seperti ini."

"Memangnya kenapa tidak boleh, Bella? Aku hanya tinggal di sini sementara saja kan? Bukan berniat untuk mengambil suamimu darimu. Jadi, tenanglah aku tidak akan menggangu rumah tangga kalian, tapi hanya sedikit berikan kenangan yang baru untuk kalian berdua," sahut Grace dengan penuh kemenangan.

"Jangan lancang kamu! Aku tidak sedang berbicara denganmu, dan aku harap kamu pergi dari rumahku sampai nanti sore tiba. Jika tidak aku akan memanggil polisi untuk datang ke sini dan membuat pemberitahuan kalau kamu sengaja datang ke sini dengan berniat untuk menggangu kenyamanan rumah tangga orang lain," ujar Bella dengan mencoba tegas.

"Oh, jadi kamu ingin mengancam ku, begitu?" Grace terlihat santai.

"Bukan sekedar ancaman, tapi ini sebuah peringatan. Aku tunggu sampai malam ini, jika tidak aku tidak akan segan-segan melakukan apa yang sudah aku peringatkan ini," tegas Bella. "Mas Saga, ada hal penting yang ingin aku bicarakan denganmu sekarang. Aku harap kita bisa bicara empat mata," pintanya.

Membuat Grace terdiam ketika mendengar sebuah peringatan dari Bella, dan ternyata ia sadar bahwa wanita itu tidak lemah seperti yang ia kira.

Begitupun dengan Saga yang merasa senang ketika mendengar ketegasan dari Bella. Dalam hati kecilnya, ia ingin tersenyum saat melihat Bella mampu mengimbangi pertahanan diri untuk bisa mempertahankan rumah tangganya itu, dan semakin banyak membuatnya paham bahwa Bella bukan sekedar wanita yang peduli terhadap keluarganya, tapi juga seorang istri yang mampu membawa rumah tangga ke dalam sebuah pernikahan yang luar biasa.

Saga mampu mengakui semua itu, namun ia mencoba untuk tetap diam agar tidak membuat Bella mengetahuinya.

Tiba di tempat yang lebih sepi.

"Mas, aku tidak marah kepadamu jika kamu sampai harus membanting ponselku, tidak. Tetapi sepertinya sekarang adikku sedang dalam keadaan tidak aman. Dia sepertinya telah diculik oleh pria misterius itu, dan aku mohon agar kamu mau membantuku untuk menemukan Elena. Sekarang ini hanya kedua adik yang aku punya setelah orangtuaku tiada, aku mohon, Mas!"