"Mas, sebenarnya ada apa sih? Kenapa Indri bisa ada di depan?" ucap Anggun menenangkan diri. Mereka berdua kini di ruangan terbuka lainnya.
"Mas juga gak tau. Tiba-tiba dia datang."
"Mungkin dia baca pesan di hpmu."
"Soalnya pas itu pesan sudah terbaca, tapi tak ada balasan darimu."
"Ouh iya. Aku tinggalin hpku di kasur karena mau ke toilet. Aku gak nyangka Indri senekad itu, Mas," ucap Anggun heran.
"Iya. Sama. Mas juga gak habis pikir. Kita mesti lebih berhati-hati."
"Lalu, kenapa Mas tiba-tiba punya ide manggil Irfan?"
"Mas keinget ucapannya kemarin. Dia sudah bilang sedikit tentang sifat Indri. Dia suruh Mas lebih hati-hati. Makanya Mas rasa Irfan lebih paham menenangakn cewek gila itu!" Pekik Ali kesal.
"Jijik, beneran!"
"Sudah, sudah... yang penting kita sudah aman."
"Iya, sudah aman. Tapi selanjutnya? Kenapa harus ketemu cewek gila seperti itu?"
"Aku juga heran sih. Sempat heran semalam."
"Kenapa? Dia ngancam kamu?"