Namun, apakah ia akan terus membencinya? Yang bahkan ia sendiri belum bisa berdamai dengan kesalahan dirinya sendiri pada Indri?
Dengan langkah perlahan, Irfan mendekati Indri. Bunyi sepatunya sampai tak terdengar sama sekali oleh telinga Indri.
Irfan menahan jeda langkahnya. Ia berpikir ulang apakah pantas akan mendekat padanya untuk sekarang?
"Ngapain juga aku di sini? Ngapain, fan?" gerutunya.
Ia berbalik langkah. Mengubah haluan, tapi suara indri menahannya.
"Fan!! Mau kemana?" panggil Indri.
"Enggak, Ndri. Gue cuma gak sengaja lewat. Tadinya mau kesitu, tapi kawatir ganggu," ucap Irfan sekenanya.
"Duduklah. Ada yang ingin kutanyakan padamu." Ucap Indri terdengar sopan. Lebih lembut dari nada biasanya.
Hal ini justru makin membuat Irfan curiga. Ia tak langsung percaya Indri akan berubah dalam sekejap mata. Apakah ia akan mengakui kesalahannya? Atau akan meminta tolong untuk menjaganya? Memulihkan sakit dan luka batinnya?