"Tapi, kasian. Dia kayaknya kecewa banget."
"Kenapa memangnya, Mas?"
"Dia kecewa karena Indri gak bisa diajak kerjasama. Padahal mereka 1 tim."
"Kok bisa?"
"Entahlah."
"Itu urusan mereka. Yang penting kita harus selalu di depan cewek sakit itu."
"Sebenarnya aku kasian sama dia, Mas."
"Hum?"
"Iya. Dia jadi perempuan seperti itu kan pasti ada sebabnya. Aku penasaran kenapa dia bisa jadi seperti itu. Apa ada kaitannya dengan Irfan?"
"Sudah Mas bilang. Itu bukan urusan kita. Urusan kita adalah sudah tahu gimana ngerinya Indri. Kita mesti hati-hati. Itu saja. Yah?"
"Iya, Mas. Aku cuma kasian."
"Aku tahu hatimu lembut. Mudah merasai orang lain. Itu sebabnya salah satu aku yakin padamu, Nggun."
"Hum?"
"Alasan mencintaimu."
"Apa?"
"Perempuan yang mencintai sastra, buku, dan kepedulian itu lebih indah dari kata itu indah itu sendiri."
"Mas?"
"Ya? Ada yang salah?"
"Kamu dapat kalimat tadi darimana?"
"Refleks aja tadi."
"Serius?"
"Iya."
"Dejavu!"
"Maksudnya?"