Wewangian ruangan yang di tempel di atas kabin pesawat itu membuat ALyn benar-benar sulit untuk mengontrol penciumannya.
Alyn benar-benar kelimpungan dan terus memijat puncak keningnya karen apusing. Bagaimanapun dia menutup hidungnya, Alyn tetap saja kesulitan bernafas karena tidak terbiasa.
"Nona! Toiletnya sebelah mana?" tanya Alyn melambai tangan seperti orang yang sudah menyerah akan keadaan.
Rasa mual yang menelisik ulu hatinya membuat Alyn benar-benar tidak bisa menahan lagi bagaimana mualnya rahang tenggorokannya itu.
"Sebelah sana nona!" ucap seorang pramugari menunjuk ke arah paling ujung ekor pesawat itu.
Alyn yang benar-benar sudah tidak bisa menahan rasa itu, sontak tunggang langgang berlari melewati banyak kursi yang sudah penuh dengan para penumpang.
Melihat dengan ekor matanya, Zayyan terhenyak saat mendapati Alyn berlari menuju ke arahnya. Detak jantung Zayyan berdebar sangat hebat. Ia membalikan tubuhnya dengan wajak ketakutan.