Keesokan harinya, Anjar nampak semangat pergi dari rumahnya hanya untuk menemui Dodit.
Sesuai dengan semua perjanjian di hari sebelumnya, Anjar bertemu kembali di depan lapangan basket kampus mereka.
Sambil mengulum angin di dalam mulutnya, Dodit lubah lebih dulu berdiri tegak di bawah mentari pagi samping lapangan basket itu.
"Kamu kemana saja sih? Kok lama sekali?" ketus Dodit pada Zayyan yang bertingkah seperti wanita tomboy memakai celana panjang dan kaos polosan berwarna putih bersih sebagai atasannya.
"Kenapa jadi kamu yang lebih galak dari pada aku sih? Cewek tuh gak bakalan sesimpel lelaki yang hanya tinggal cuci muka langsung pergi!" ucap Anjar ikut mengiringi suara ketus Dodit.
Sejenak saat Anjar dan Dodit saling berpandangan dengan sinis, mereka pun mengingat tujuan mereka saat ini untuk membeli ponsel baru dan mengganti ponsel Anjar yang rusak.
"Gimana? Uangnya sudah ada?" tanya Anjar seperti preman yang sedang ingin memalak mangsanya.