"Bukan begitu," Anna pun melanjutkan kalimatnya, "Tadi karena saya sedang kesal saja."
"Kesal dengan saya?"
"Lalu dengan siapa lagi?" jawab Anna cukup ketus.
"Ya mana saya tahu."
Mereka kembali terdiam, beruntungnya kemacetan sudah berhenti dan mereka bisa melanjutkan perjalanan ke rumah.
Anna tampak sangat gusar dan tidak nyaman duduk di kursi penumpang entah apa sebabnya, bahkan wajahnya pun sangat tidak senang sekali.
"Kamu itu kenapa, Anna?"
"Saya panas."
"Hah? Kamu panas kenapa?" Aksel mengernyitkan dahinya, ia malah takut juga Anna merasa kepanasan untuk yang lainnya.
Maka dari itu Aksel segera menanggapi pembicaraan Anna.
"Gerah doang, Aksel."
"Lalu mau bagaimana?"
"Iya dari tadi saya belum mandi, rasanya gerah sekali, tidak nyaman."
"Kalau kamu bisa terbang, pergilah ke rumah dari tadi."
Anna hanya mengerucutkan bibirnya saja seraya mengipasi dirinya dengan blezernya, meskipun saat itu kaca mobil Aksel cukup terbuka, Anna tetap saja merasa gerah.