Anna menghela napasnya sebab Aksel tidak bergerak sama sekali dan ia juga malas jika hanya diperlakukan seperti ini. Anna tidak pernah memegang senjata tajam apa pun terkecuali pisau dapur saja, ia tidak pernah merasa hal itu penting.
Namun, sekarang sepertinya ia harus mengenal benda-benda tajam itu. Sebenarnya Anna masih gemetar juga ketika memegang benda mengerikan yang tidak pernah ia kenali sebelumnya.
"Saya tidak bisa."
"Kenapa?"
"Baru ini pertama kalinya saya memegang pistol, mana mungkin saya tahu cara membuka atau pun mengendalikan sesuai yang professional Aksel."
"Lalu kenapa hendak membalas dendam?"
Saat itu Anna menghela napasnya, ia menatap Aksel yang tidak jauh berada di dekatnya.
"Maka dari itu saya membutuhkan kamu, Aksel."
"Imbalannya apa?"
"Kamu tadi tidak ingin membantu balas dendam kenapa sekarang bertanya imbalan?"
"Ah sudahlah Anna, itu tidak penting. Sekarang kamu harus bisa menggunakan benda itu."