Kimberly masih terdiam dengan wajah melengos ke samping.
Dia benci posisi ini.
Ia tengah terpojok oleh ucapan Ximena.
Meski tidak menuduhnya langsung, namun Ximena menunjukkan jika dia sudah tahu siapa yang berniat mencelakainya.
"Kimberly, kenapa malah diam? Apa kau merasa bersalah?" sindir Ximena.
Kimberly mendengus kesal, seraya berlalu pergi meninggalkan Ximena.
"Hei, tunggu!" teriak Ximena.
Kimberly menoleh sesaat.
"Ada apa lagi?" sengutnya.
"Aku belum selesai bicara, kenapa main pergi saja?" ujar Ximena.
"Aku harus ke Dokter Kulit!" sahut Kimberly ketus.
"Dasar, Manja!" cerca Ximena.
Kedua mata Kimberly langsung menajam saat mendegar ucapan Pamela.
Dia tidak terima dibilang 'manja' dia ingin memaki Ximena. Namun ia tidak bisa melakukan itu.
Karena saat ini ia berada di posisi yang salah. Kalau ia melawan Ximena, yang ada ia hanya akan semakin terpojok.