Suzy berlari secepat mungkin, meskipun langkah kakinya terasa berat. Seperti ada rantai besar yang mengikat kedua kakinya, hingga rasanya sulit bagi Suzy untuk berjalan dengan benar.
Dia memegangi tepi tangga, sambil mendongak kearah jendela besar yang tirainya terbuka. Pemandangan malam dengan bulan purnama yang begitu terang. Entah mengapa langit pada malam hari itu terasa mencekam, seolah ada monster yang siap untuk keluar dari dalam kegelapan yang misterius.
"Erggh… Kendalikan dirimu, Suzy!" Dia menggeram dengan suara berat dan giginya yang saling beradu menimbulkan bunyi gemerutuk.
Suzy memegangi tepi tangga dengan cengkraman yang kuat, membuat tepian tangga itu menjadi remuk akibat kekuatan besar yang ia tahan sekuat mungkin. Sesaat, sepasang mata Suzy melebar dengan cepat, urat tipis pada wajahnya muncul hingga dia kembali mengeram kesal.
Kali ini dia berteriak lantang. "Sialan kau, Jo Hyuk! Awas saja setelah ini kalau kau masih membuat masalah!" ucapnya kesal.
Suzy memejamkan kedua matanya, menarik napas sedalam mungkin seraya ia menenangkan dirinya. Perlahan urat yang menonjol pada sekitar wajahnya mulai memudar. Otot pada sekujur lengannya pun sedikit mengendur, dan tidak ada lagi cengkraman kuat dengan menggunakan tenaga besar.
"Hh… kau bisa mengendalikan dirimu, Suzy! Tenanglah…!" tatapan Suzy kembali ke arah jendela. Dia segera berjalan ke arah jendela tersebut, dan menarik tirainya dengan segera.
Seketika, pemandangan bulan purnama dengan cahaya terang menghilang. "Ini lebih baik," katanya sambil meneruskan perjalanannya untuk melindungi seseorang.
"Baiklah, sekarang ada dimana dia?" pikir Suzy sambil mengendus. "Sepertinya dia tidak terlalu jauh dari tempat ini."
Suzy segera bergerak, mencari keberadaan manusia yang dilindungi oleh Nam Joo Hyuk. Meskipun begitu banyak pertanyaan di benaknya, tapi dia harus menundanya dan menemukan keberadaan seseorang yang belum ia ketahui.
Setelah ruangan demi ruangan dia masuki, akhirnya Suzy menemukan sebuah kamar dengan keadaan pintu terbuka. Bukan karena kamar itu terbuka dan menjadi pusat perhatiannya, tapi ada banyak goresan pada sisi pintu.
"Apa yang sedang terjadi?" ucap Suzy saat dia berada dekat dengan sisi pintu.
"Goresan seperti ini, sangat jelas bukan dibuat oleh manusia,"
Tatapan Suzy mengarah pada seisi kamar, dan dia terkejut melihat isi kamar yang berantakan. Tempat tidur dengan permukaan yang terkoyak. Bantal yang tidak terbentuk, dengan isinya berhamburan di atas lantai.
"Ahh?!" Suzy mersakan kepalanya begitu berat, saat ia sadar ada sebuah jendela besar diruangan tersebut, dan lagi dia bisa melihat pemandangan bulan purnama dengan cahayanya yang terang.
"Ahh… sial! Sepertinya aku tahu apa yang sedang terjadi," ucap Suzy sambil melangkah mundur. Dia segera keluar dari ruangan, menempelkan punggungnya pada sisi dinding, berusaha sekuat mungkin agar dirinya tidak berubah wujud.
"Youra! Wanita itu pasti sudah berubah wujud! Sekarang aku justru harus menangani dua masalah bersamaan!" ucapnya kesal.
***
Ji Soo?
Dimana dia, dan apa yang sedang dia lakukan saat ini?
Ternyata Ji Soo berada di bawah meja makan. Ukuran meja makan itu sangat besar dan panjang dengan taplak merah yang memiliki renda hingga menjuntai menyentuh permukaan lantai, menutupi Ji Soo yang sedang bersembunyi dibawah meja.
Dia sedang duduk meringkuk dengan bulir keringat yang memenuhi wajah dan tubuh Ji Soo. Perasaan cemas, takut, panik semua bercampur aduk. Ji Soo mengingat bagaimana kejadian yang belum lama terjadi.
Saat dia mengingat kembali pemandangan seram, melihat wanita tua yang bernama Youra, yang tiba-tiba saja berubah seram. Bentuknya tampak seperti binatang buas dengan bulu kasar dan lebat yang memenuhi sekujur tubuhnya. Youra bahkan mengeluarkan suara seram yang masih terus terngiang pada benak Ji Soo.
"Sial… apa yang sebenarnya sedang terjadi? Kenapa aku berada disituasi seperti ini? Siapa mereka sebenarnya?" pikir Ji Soo takut.
"Apa ini tempat yang tepat untukku bersembunyi? Astaga, Tuhan! Apa yang harus aku lakukan! Siapapun tolong aku…" batin Ji Soo sambil memperhatikan keadaan sekitarnya.
Meja panjang dengan banyak kursi yang mengitarinya, dan Ji Soo berada persis dibawah meja, duduk meringkuk dengan ketakutan.
"Sepertinya situasi sudah tenang, apa lebih baik jika aku keluar dari tempat ini?" pikir Ji Soo dan sudah mengangkat satu tangannya.
Entah mengapa keberanian itu muncul karena Ji Soo berniat untuk menyingkap renda dari taplak meja yang menjuntai tersebut. Dia ingin melihat keadaan sekitarnya, hanya untuk memastikan keadaannya aman, dan Ji Soo bisa keluar dari tempat persembunyiannya dengan segera untuk mencari jalan keluar.
Ji Soo menyingkap kain renda tersebut, hanya ad celah kecil sekitar dua centimeter. Tapi ada pemandangan seram yang membuat kedua matanya melebar dengan perasaan takut.
Tepatnya, didepan pintu masuk yang menghubungkan ruang makan. Ada sesuatu yang begitu besar dan berbulu, sedang melihat kearah sebaliknya. Bentuknya seperti seekor serigala, hanya saja dengan ukuran yang lebih besar dari serigala pada normalnya.
Hanya berselang tiga detik saja, dan Ji Soo segera menarik tangannya sendiri. Pemandangan seram yang tak jauh dari tempat persembunyiannya segera menghilang karena kain renda tersebut sudah kembali tertutup.
"Di… dia mengejarku?" ucap Ji Soo gugup sambil dia menelan salivanya.
Suara geraman yang begitu berat, membuat Ji Soo tersentak dan kembali menoleh pada sisi kanannya. Memang dia hanya melihat kain renda berwarna merah, tapi dia tahu jika di balik renda tersebut terdengar suara langkah kaki berat dengan geraman seekor serigala yang seram.
Youra atau sebut saja manusia serigala. Dia sudah berubah wujud dengan sempurna. Bulu lebat dengan warna cokelat tua, kaki dan tangannya yang besar tampak berjalan dengan mudah memasuki ruang makan.
Mata cokelatnya mulai melihat keadaan sekelilingnya. Gigi runcing yang tajam itu ia perlihatkan dengan beberapa tetesan air liur yang terjatuh dan menempel di lantai.
"Dimana dia… dimana dia? Aku lapar…"
Kalimat itu yang selalu muncuk di benak Youra. Ini pertama kalinya dia begitu bergairah untuk berburu dan keinginan kuat untuk memakan mangsanya hidup-hidup. Rasa darah yang begitu manis dan daging manusia yang begitu lezat, sudah terbayangkan olehnya.
Youra mengendus sambil dia menggerakkan kepalanya, dia yakin bisa mencium bau manusia yang begitu khasnya. Tatapannya tiba-tiba saja tertuju pada meja makan, dan tak lama dia melompat diatasnya.
Suara "bug" yang begitu lantang, membuat Ji Soo yang sedang bersembunyi begitu ketakutan. Dia bahkan membungkam mulut dan hidungnya dengan kedua tangannya sendiri. Ji So yakin jika monster serigala itu sudah berada di atas meja.
Di atas meja, Youra masih mendengus, merasa jika manusia itu tidak jauh dari tempatnya berada. "Dimana dia… dimana dia? Aku sangat lapar, aku harus memakannya!" pikir Youra.
Suara lolongan yang panjang dan menyeramkan segera terdengar. Suara lolongan serigala yang memantul dan terdengar di penjuru ruangan tersebut.
"Aku harus keluar dari tempat ini," pikir Ji Soo dan sudah menggerakkan anggota tubuhnya, dia berpikir jika Youra masih berada di atas meja, maka dia memiliki kesempatan untuk keluar dari meja tanpa diketahui oleh monster yang akan memakannya.