Ji Soo masih merapatkan tubuhnya pada sisi patung besar berwarna silver. Dia tidak berani untuk mengintip kearah depan, agar bisa mengetahui keberadaan serigala hitam yang sudah berada didalam ruangan itu.
Saking takutnya, bahkan Ji Soo seringkali menahan napasnya. Dia khawatir jika serigala itu bisa merasakan bagaimana napas Ji Soo yang tidak teratur itu.
Ditengah ruangan itu serigala besar berwarna hitam masih mengamati keadaan sekelilingnya. Meskipun tatapannya menjadi kabur karena kilauan cahaya perak yang berasal dari setiap patung serigala yang berada di sekeliling ruangan.
Serigala hitam itu menggeram sambil berjalan perlahan. Ada luka sayatan yang berada pada kaki kanan belakang, membuat langkah serigala tersebut menjadi sulit.
Dia berjalan kearah salah satu patung, dan bisa merasakan jika ada manusia yang sedang bersembunyi. Hanya saja Ji Soo sadar, jika makhluk berbahaya itu bergerak kearahnya. Tepat bersamaan dengan serigala itu melangkah, dan Ji Soo pun sudah mengambil langkah kearah samping kirinya.
Ji Soo segera berpindah tempat, menuju patung serigala yang berada tak jauh darinya. Dia segera bersembunyi, dan tepat disaat itu juga serigala hitam sudah berada di tempat persembunyian Ji Soo yang sebelumnya.
"Hampir saja," pikir Ji Soo, untuk beberapa detik saat dia memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya, dan melihat ke arah serigala hitam besar yang membuatnya segera menyembunyikan kepalanya.
"Dia… dia mencariku? Serigala itu… apa dia ingin membunuhku?" pikir Ji Soo yang kalut.
Ji Soo melihat ke arah pintu masuk yang masih terbuka lebar, sepertinya ide untuk berada diruangan itu adalah sebuah kesalahan besar.
"Aku harus keluar dari tempat ini. Ini pasti sebuah jebakan! Bodoh sekali kau, Ji Soo. Kenapa juga kau mau menuruti ucapan wanita itu?!" pikir Ji Soo kesal dan dia kembali mengingat sosok Suzy.
Untuk memastikan sekali lagi bahwa situasi sudah dalam keadaan aman. Ji Soo memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya, dan melihat serigala yang masih berjalan menjauh kearahnya. Dia pun menoleh ke arah pintu masuk, dan Ji Soo harus mengambil keputusan dalam waktu yang cepat.
"Ini waktunya aku pergi!" ucap Ji Soo dan sudah menegakkan tubuhnya.
Padahal Ji Soo merasa energinya sudah habis, merasa jika dia bisa saja jatuh pingsan dan tidak sadarkan diri. Tapi keinginan untuk hidup tetap ada, hingga dia tidak ingin mati sia-sia kareha para serigala buas.
Ji Soo berlari dengan kencang, dia sudah sampai di depan pintu keluar. Tapi langkah kakinya terhenti, karena ada serigala berwarna cokelat yang tiba-tiba saja menghadang jalannya. Spontan saja Ji Soo berteriak dan tersungkur kearah belakang.
Serigala hitam yang berada dibelakang Ji Soo menoleh kearah belakangnya. Serigala itu melihat sosok serigala cokelat yang sudah menunjukkan taringnya dengan berani ke arah Ji Soo.
Serigala hitam menyalak dengan suara yang menggelegar tepat disaat serigala cokelat itu sudah menegakkan kepalanya, dan memberikan sorot mata keji untuk serigala hitam.
Ji soo merangkak mundur dengan cepat. Sebenarnya, dia pun merasa bingung karena tidak bisa menemukan jalan keluar yang aman, ketika ada dua serigala yang mengapitnya.
Serigala cokelat itu sudah akan menghampiri Ji Soo, bisa saja dia menerkam dan melukai Ji Soo dengan mudah, apalagi dengan satu kali sergapan saja. Bahkan Ji Soo sudah menutup matanya, dengan satu tangan yang sudah berada di atas wajahnya.
"Aku akan mati!"
Hal itu yang terus terbesit di benak Ji Soo. Dia sudah bisa membayangkan bagaimana sakitnya gigi tajam serigala yang akan menancap pada sekujur tubuhnya.
Diluar dugaan Ji Soo, ternyata dibelakangnya sudah ada serigala hitam yang berlari cepat dan melompat melewatinya. Bukan untuk melukai Ji Soo, tapi serigala itu menyerang ke arah serigala cokelat yang akan menyerang Ji Soo.
Kedua serigala itu berguling dengan cepat kearah samping Ji Soo, membentur beberapa patung besar berwarna perak yang hanya sedikit bergerak.
Serigala cokelat itu menggigit pundak serigala hitam, membuat serigala hitam melonglong dengan kesal dan memberikan perlawanan balik. Serigala hitam melempat tubuh serigala cokelat, hingga membentu patung serigala yang paling besar.
Patung besar itu begerak meskipun tidak hancur, meskipun tubrukan barusan sangat besar. Perlahan serigala cokelat itu sudah menegakkan tubuhnya seraya ia menggerakkan kedua pundaknya. Dan lagi, dia memberikan tatapan keji pada serigala hitam yang masih menatapnya dengan bengis.
Ji Soo ketakutan setengah mati. Dengan kedua kaki yang terasa bergetar, dia berusaha untuk bisa menegakkan tubuhnya, Ji Soo berusaha untuk bisa menjauh dari perkelahian antara dua serigala tersebut.
Tepat ketika Ji Soo baru saja melangkah, sesuatu yang cepat melintas dihadapannya. Dia segera menoleh kearah kanannya dan melihat serigala hitam yang baru saja terlempar hingga membentur salah satu dinding dan meninggalkan jejak reruntuhan diatas lantai.
Ji Soo segera membalikkan tubuhnya, dia tidak tahu harus kemana dia melangkah. Dan lagi, saat dia akan menjauh, sudah ada serigala cokelat yang berada dekat dengannya. Serigala cokelat itu menatap sinis pada Ji Soo yang ketakutan.
"Apa kau akan membunuhku?" entah mengapa pertanyaan itu meluncur begitu saja.
Serigala itu berjalan perlahan sambil mengeram, dia kembali memamerkan giginya yang tajam dan ….
Bamm…!!
Serigala cokelat itu terseret jauh dari Ji Soo. Seseorang atau lebih tepatnya ada serigala berwarna abu-abu yang baru saja muncul dan dialah yang membuat tendangan kuat hingga serigala cokelat terpental jauh dari Jisoo. Tidak lama ada dua serigala yang muncul bersamaan dari balik punggung serigala abu-abu.
Serigala abu-abu itu memiliki helain bulu yang panjang, dia tampak begitu indah dan penampilannya jauh berbeda dengan dua serigala yang sudah berada didalam ruangan itu. Tidak lama ada seorang manusia yang berada diantara serigala tersebut.
Pria dengan usianya yang tak lagi muda, dengan rambut putih seutuhnya, dia membawa tongkat putih yang memiliki cahaya yang sangat terang.
"Berani sekali kau membuat kekacauan di tempat ini!" ucap pria tersebut dan melihat ke arah serigala cokelat
Pria itu dengan berani melangkah maju, tidak ada ketakutan yang ia perlihatkan saat dia sudah berada dekat dengan serigala cokelat yang masih siap untuk bertarung.
"Simpan semua tenagamu. Malam puncak purnama sudah mulai berlalu, semua energimu akan menjadi sia-sia jika kau berusaha untuk melawanku," ucap pria itu dengan intonasi yang seperti mengintimidasi.
Serigala cokelat dengan penampakah separuh manusia dan separuh serigala itu terlihat kesal, dia menatap Ji Soo dan serigala hitam yang sudah bangkit dari jatuhnya.
"Aku sudah melaporkan masalah ini pada klan Moro. Lebih baik kau pergi, sebelum aku kehilangan kesabaranku," ucap pria tersebut bersungguh-sungguh.
"Eerggghh!!!" Serigala cokelat itu kesal. Dua tangannya sudah terangkat tinggi dan siap untuk menghancurkan wajah pria yang masih menunjukkan sikap beraninya.
Manusia serigala dengan warna abu-abu, sudah siap untuk maju karena serigala cokelat itu seperti menghiraukan perkataan si pria tua.
"Tenang saja, Yoona. Ini bukan saatnya kita bertarung sia-sia. Aku pikir dia juga tahu akan hal itu," ucap pria itu dengan menyeringai.