Chereads / Moonlight: Pangeran Serigala dan Pengantin Pilihan / Chapter 15 - Kalau Kau Masih Ingin Hidup, Dengarkan Aku!

Chapter 15 - Kalau Kau Masih Ingin Hidup, Dengarkan Aku!

Ji Soo terlalu gegabah, hinga ia lupa jika pundak kanannya masih terluka. Karena baru saja dia merangkak, dan menggerakkan pundaknya, dia bisa merasakan betapa sakitnya luka yang masih basah dan tertutup oleh kain perban itu.

Bisa saja dia berteriak sekencang mungkin. Tapi Ji Soo lebih memilih untuk mendekap mulutnya sekuat mungkin, dia harus menahan suaranya agar tidak keluar, atau Youra akan mengetahuinya jika dia sedang bersembunyi dibawah meja makan.

"Tahan, Ji Soo! Kau harus pergi dari tempat ini!" pikir Ji Soo dan dia kembali merangkak dengan wajah meringis menahan rasa sakit.

Ada celah antara dua kursi yang bisa memuat tubuh mungilnya. Satu-satunya jalan keluar bagi Ji Soo untuk menghindari Youra dengan wujud monster yang menakutkan.

Diatas meja sana Youra kembali melonglong dengan suara melengking. Dia menghentakkan kedua kakinya sambil memutar tubuhnya, terus saja mendengus karena merasakan mangsanya sudah sangat dekat dengannya.

Dibawah meja, Ji Soo berhasil merangkak dengan wajahnya yang masih menahan rasa sakit. Separuh tubuhnya sudah keluar, sedangkan separuh tubuhnya yang lain masih berada dibawah meja makan.

"Cepat… cepat…!" kalimat itu yang dipikirkan oleh Ji Soo.

Bagaimana caranya agar dia bisa bergerak cepat tanpa ketahuan oleh Youra? Dua tangan Ji Soo yang mulai merangkak tiba-tiba saja terhenti, saat ada tetesan lendir berwarna bening jatuh tepat disamping tanan kanannya.

"A…Apa itu?" pikir Ji Soo gugup, entah mengapa dia pun mendapatkan firasat buruk.

Tetesan kedua muncul lagi dan kali ini jatuh mengenai tepat pada punggung tangan kiri Ji Soo. Dia sedikit menegakkan tubuhnya dan menyentuh lendir yang berada di punggung tangannya. Lendir dengan warna bening dan begitu lengket, ia mainkan dengan telunjuk dan ibu jarinya.

"Cairan apa ini?" pikir Ji Soo.

Disaat itu, Ji Soo bisa merasakan ada hembusan napas yang terasa dari belakang punggungnya. Hembusan napas yang terasa panas disertai dengan suara mengeram yang membuat Ji Soo merinding seketika.

Suara menggeram itu terdengar lebih dekat, dan semakin dekat. Ji Soo mulai panik karena memikirkan hal seram yang sudah terbayangkan pada benaknya.

Tes… tes… tes… lagi-lagi ada tetesan lendir yang muncul dengan jumlah yang lebih banyak.

Ternyata lendir berwarna bening itu berasal dari mulut manusia serigala. Mulut serigala yang menyeringai lebar dan menunjukkan gigi taring yang tajam karena berhasil menemukan mangsa yang selama ini bersembunyi darinya.

Ji Soo sedikit menoleh kearah kirinya, dengan kedua mata yang membelalak ketakutan. Dan benar saja, wajah serigala dengan bulu cokelat yang kasar sudah berada dekat dengannya. Saking takutnya, Ji Soo merangkak dengan cepat tanpa berani menoleh ke arah belakang.

Youra kembali melonglong kesenangan saat melihat Ji Soo merangkak keluar dari balik meja. Mata cokelat serigalanya memicing, merasa bersemangat karena mangsa yang terlihat panik dan takut.

"Aku lapar," pikir Youra dan segera meloncat dari atas meja.

Empat pasang kaki Youra yang panjang itu, tentu saja memiliki langkah yang lebih besar ketimbang langkah kaki Ji Soo yang kecil. Dia bahkan bisa melompat tinggi dan menghalangi jalan yang akan dilewati oleh Ji Soo.

Ji Soo tersentak kaget karena sosok serigala Youra sudah berada dihadapannya. Serigala itu menatap bengis pada Ji Soo yang ketakuta.

"Aku mohon jangan lukai aku," kata Ji Soo sambil dia menggeser posisi tubuhnya ke arah belakang.

Youra menatap Ji Soo, entah mengapa setelah bertahun-tahun lamanya dia tidak berhadapan dengan manusia. Kali ini prinsipnya menjadi goyah. Tepat di malam bulan purnama, dia tidak bisa mengendalikan dirinya, karena mencium aroma daging segar manusia.

Bayangan kenikmatan sudah terbayangkan oleh Youra. Bagaimana dia akan mencabik daging Ji Soo dan memakannya dengan lahap.

Youra kembali mengeram dan menunjukkan gigi taringnya, langkah pasti itu sudah mengarah pada Ji Soo. Dia sepertinya sudah tidak bisa menahan diri, dan siap melompat untuk bisa menerkam Ji Soo.

"Aku akan mati!" pikir Ji Soo yang pasrah.

Dia menyilangkan kedua tangannya tepat untuk menutupi penglihatannya. Ji Soo tidak sanggup untuk melihat pemandangan seram, saat serigala yang buas itu bisa membuatnya tewas hanya dengan satu kali terkaman.

Tapi…

Bug…!!

Suara benda terjatuh dan menghantam meja makan. Suara yang begitu berisik karena diiringi dengan suara lolongan serigala yang terdengar kesakitan.

"Apa yang terjadi?" Ji Soo memberanikan diri untuk membuka kedua matanya, dan dia melihat sosok wanita yang berada dekat dengannya.

Suzy muncul di waktu yang tepat, dia baru saja menendang Youra dengan kaki mungilnya itu. Bahkan Ji Soo menatap Suzy dengan tidak percaya, kenapa wanita itu berani untuk menghadapi manusia serigala seperti Youra?

"Hey!" Suara Suzy yang lantang membuyarkan lamunan Ji Soo.

"Aku memanggilmu berkali-kali! Apa kau baik-baik saja?" tanya Suzy sambil memperhatikan wajah JI Soo.

"Kau… kau si wanita yang ada di pesta itu, kan!" Suzy baru saja mengenali wajah Ji Soo.

"Kau… kau Suzy, bukan? Kau teman Pimpinan Gim?" Ji Soo pun menerka dengan pasti.

"Hhh? Sungguh aneh kau bisa ada disini? Apa kau baik-baik saja?" tanya Suzy dan sudah mengulurkan satu tangannya.

Ji Soo tidak segera meraih tangan Suzy, sesaat dia masih berpikir apakah Suzy bisa dipercaya?

"Tenang saja, aku tidak akan berubah seperti Youra," Tatapan Suzy mendelik pada tubuh Youra yang terkapar dengan salah satu patahan meja berada di atas tubuhnya.

"Apa dia sudah mati?" Ji Soo pun meraih tangan Suzy, dia mencoba untuk berdiri dengan salah satu pergelangan kakinya terasa sakit.

"Mati? Aku tidak mungkin membunuh salah satu orang kepercayaan Joo Hyuk. Dan untung saja kau bertemu dengan Youra," kata Suzy dan mengeluarkan ponsel dari saku celananya.

"Malam masih panjang. Aku tidak bisa membawamu keluar dari dalam menara ini," kata Suzy seraya berdecak kesal.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa aku bisa berada disini? Sangat aneh sekali saat kau mengatakan jika aku masih beruntung karena menghadapi monster seperti itu," Ji Soo menunjuk pada tubuh Youra yang masih terkapar dan tidak sadarkan diri.

"Tentu saja kau beruntung karena Youra yang mengerjarmu. Dia hanya serigala tua dengan kemampuan yang terbatas. Kalau kau bertemu dengan serigala lainnya, bisa saja kau suah mati mengenaskan," jawab Suzy ketus.

"Serigala? Apa maksudmu kalau dia adalah manusia serigala?"

"Apa? Memangnya Joo Hyuk tidak memberitamu, ya?" Suzy semakin heran karena mendapati jawaban Ji Soo dengan wajah bingung serta menggelengkan kepalanya.

"Uhmm… menarik. Apa kau tidak tahu jika Nam Joo Hyuk itu…"

DUARR…!!!

Suara ledakan yang begitu nyaring membuat Suzy tidak melanjutkan perkataannya. Bahkan Ji Soo menatap ke arah pintu keluar, dia merasa sumber ledakan itu tidak jauh dari tempat mereka berada.

"Sepertinya ini akan menjadi malam yang panjang," Suzy menarik napasnya dengan dalam, sesaat dia menunjukkan wajah cemas.

"Glek… apa itu…" Entah mengapa Ji Soo seperti bisa membaca situasi, dia merasa jika ada yang seperti Youra di sekitarnya dan siap memakannya hidup-hidup.

"Tidak ada waktu untu menjelaskannya. Ikut aku karena kau harus segera bersembunyi!" Suzy menarik tangan Ji Soo, dan membawanya untuk segera pergi dari ruang makan.

"Tapi…" Ji Soo tampaknya masih enggan untuk menurut, dia bahkan belum bisa percaya sepenuhnya dengan Suzy.

"Kalau kau masih ingin hidup dengarkan aku, kecuali kau ingin mati mengenaskan malam ini," kata Suzy bersungguh-sungguh.