Dua Dark Elf masuk ke dalam toko Naomi dengan membuka pintu sedikit kencang.
Untung saja tidak mengenai ku-
Mereka sepertinya memakai penutup wajah. Seperti bandit pada umum nya eh? Karena aku dapat melihat ikatan kain dibelakang kepala mereka.
Kedua nya memakai pakaian serba hitam. Yang satu berambut kuning klimis dan penutup wajah berwarna merah. Satu lagi berambut coklat, penutup wajah biru tua.
Bandit itu pun bergegas ke counter Naomi yang sedang pura-pura mengelap bagian atas counter itu. Ketakutan terlukis di manik mata hijau nya yang terlihat lelah dan stress juga tertekan.
"Hey!" ucap si coklat, "Mana uang penghasilan mu? Tempat ini tidak pernah bayar beminggu-minggu!" ia menggebrak meja.
Naomi dibuat tergagap dan terlalu takut untuk menjawab.
Ku lihat ael langsung mengambil alih, "Tuan-tuan, kami baru saja buka.. Mohon sabar sedikit.."
2 Bandit itu langsung beralih pada ael, "Siapa kau? Kami tidak pernah melihat mu disini. Dimana Cyclob peliharaan mu itu?" tanya si coklat lagi pada Naomi.
"Di..dia bukan peliharaan.. Ia kakak ku!.."
Si coklat itu tertawa mendengar nada naik Naomi, "Hahahahh! Wah wah~ Berani menaikkan nada pada majikan mu ini rupanya ya?"
Ael mendecih, "Jangan meledek majikan ku."
Si coklat itu mendekat ke ael dan sepertinya memberikan tatapan yang menandakan dominasi nya, "Kau jangan ikut campur. Ini bukan urusan mu."
Bandit yang pirang tak henti-henti nya menatap ael dengan sangat serius.
Adik ku setampan itu eh?
"Aku pernah melihat mu disuatu tempat.." ucap si pirang ikut mendekat ke ael dengan jarak wajar.
Alis ael naik sebelah, "Melihat ku dimana? Mimpi? Aku tersanjung."
"Jangan bercanda." Ketus si pirang.
"Hey kau benar Alq." ucap yang coklat, "Siapa nama mu bocah muda?"
" 'bocah' kepala mu." protes ael, "Nama ku Seth."
"Seth?"
"Sethampan ayah mu!"
"Pfffffftttttt--!!"
Sial ael membuat sikap siaga ku pecah dan aku hampir tertawa lepas.
Para bandit itu menoleh ke arah belakang mereka. Sepertinya mendengar suara tawa tertahan ku. Namun tentu saja mereka tidak akan mampu melihat ku.
Aku dapat merasakan kalau level mereka dibawah ku. JAUH dibawah ku. Bukan aku sombong. Namun itu kenyataan yang ada.
Ael menatap ku tajam agar aku tidak tertawa.
Aku mengangguk lalu lanjut diam dan menunggu kesempatan menyerang.
Ael mengalihkan perhatian nya dari ku dan ke bandit-bandit itu.
Si coklat memperhatikan ael secara seksama, "Jangan macam-macam kau. Kau ini hanya anak kecil. Wajah mu iya, tapi aura kekuatan mu itu terasa seperti penyihir."
Ael menaikkan dagu nya, seperti malah menantang, "Lalu? Apa masalah nya Tuan?"
"Jangan membuat ku datang ke tempat mu berdiri, mencekik mu dan mengantarkan mu ke Surga."
Hoo meledek Adik Kesayangan Barca Elias Lohengrin? Habis tersambar api apa dia?
"Kau tahu~" ucap ku sambil memunculkan fisik ku, memutar-mutar galdius ku di tangan kiri, dan sambil berjalan ke arah 2 tamu tak diundang itu.
2 Bandit itu menoleh kebelakang ke sumber suara ku.
Bola mata ku berubah merah dari yang tadi nya berwarna Azure. Aura berwarna denim keluar dari tubuh ku seperti asap api yang membara.
Aku menatap mereka satu-per-satu, "Bukan hal sopan untuk meledek Adik Barca-.." ucapan ku dipotong.
Si pirang meneruskan ucapan ku, "Elias....Lohengrin....."
"Pintar~"
Naomi menatap ku tak percaya dan ael hanya tersenyum bangga.
"Sekarang katakan, siapa pemimpin kalian? Hmm?~" tanya ku lembut dan mengayun.
Mereka berdua menelan ludah terlebih dahulu lalu si coklat menjawab, "Pratt... Leemil Pratt....t-tu-tu..an..."
Aku menatap si coklat pura-pura tidak percaya, "Pratt? Kau yakin? Oh aku merindukan nya~"
Tidak yang coklat, tidak yang pirang, kedua nya menatap ku seperti menatap mayat hidup.
"Harus nya dulu, Pratt tak ku biarkan hidup sampai sekarang."
Aku mengangkat telunjuk ku, lalu tubuh bandit yang berambut coklat itu terangkat ke udara, "Kau sebut apa tadi adik ku hm?~ Coba ulang lagi~" aku tersenyum semanis mungkin.
Bandit pirang jatuh terduduk karena ketakutan.
Si coklat ini berkeringat dingin, suara nya pun jadi gemetaran dan tubuh nya juga bergetar ketakutan, "A-a...ampuni aku....tuan....."
"Hm? Apa? Ampun? Apa itu? Untuk mu? HOHO mana ada. Ael adik ku sayang, tolong tutup mata Nona Naomi sebentar dik~~"
Ael tersenyum, "Tentu kak eli."
"Maaf ya Naomi~" aku tersenyum lembut ke Naomi.
Naomi hanya mengangguk. Ekspresi wajah nya masih saja takjub. Lalu ael menutup mata nya dengan lembut dan sedikit memundurkan tubuh nya agar tidak akan kotor oleh tindakan ku selanjut nya.
Aku memfokuskan diri pada si coklat pembuli adik ku ini, "Sayang sekali. Padahal kau tidak perlu meledek nya maka aku tidak akan sekesal ini~ Lidah mu ku potong ya tuan~ 8 centi saja~" ucap ku sambil tersenyum seindah mungkin.
Si coklat itu langsung menutup mulut rapat dan menggeleng kuat.
Sebelum aku menghabisi si coklat ini, aku menoleh ke bandit yang pirang, "Hey pirang."
"Tu...an....?" ia tak sanggup menatap wajah ku namun ia menoleh dengan ekspresi ketakutan sebesar gunung.
"Ada berapa anak si coklat aneh pembuli bau badan ini?"
"U-uhhmmm....." ia menatap teman satu pergaulan maksiat itu, "Ham..pir.. 3 tu-tuan..."
Aku menatap si coklat, "Cih." aku memutar Gladius di jari, merobek pipi kanan nya tak terlalu dalam lalu melepaskan nya.
Penutup wajah nya jatuh ke lantai.
Ia mengeluarkan suara sakit nya lalu terjatuh sambil memegang pipi nya.
Aku berdiri membayangi nya, ia menatap ku semakin takut sambil berusaha menutup luka besar nya. Lalu aku berlutut, merobek baju atas nya lalu mengelap Gladius ku dengan kain nya itu, "Aku tidak memaafkan mu karena sudah meledek adik ku. Tapi sepertinya kau juga bukan ayah yang baik karena memberi makan anak-istri mu dengan uang hasil yang tidak baik. Tapi setidak nya kau sudah berusaha apa yang kau bisa. Dan yang kau bisa adalah merampok makhluk lain...."
Ia yang tadi nya ketakutan, menjadi terdiam mendengar kata-kata ku. Mungkin tadi ia mengira kalau ia akan mati.
Mata merah ku menatap mata hitam nya lekat-lekat dan sangat serius, "Bilang pada Pratt."
Ia menagguk kuat.
"Akan ku HABISI semua kelompok bandit nya kalau dalam 2 hari ia tidak lari dan mencari tempat persembunyian. Kalau dalam 2 hari, aku masih menemukan dimana aura nya, Bilang pada nya tinggal memilih ia akan pulang ke Dewa yang mana."
Aku mantap ael lalu menatap si pirang. Ku tarik kasar rambut di pucuk kepala nya. Ku buat ia menatap Naomi, "Tatap Nona manis ini lekat-lekat."
"Ada apa...tu-tuan....Barca....."
Aku menarik rambut nya semakin kuat sampai ia mengeluarkan suara yang ingin ku dengar, "Cari, makhluk yang sudah merebut kehormatan nona manis, baik hati, cantik, rajin ini. Atau aku akan menghabisi mu~ Kau dengar itu?~~"
Naomi terkejut karena aku tahu rahasia nya yang ia dekap sendirian. Ia langsung memeluk ael erat. Sepertinya menangis...
Ael merangkul Naomi dengan iba.
Si pirang mengangguk kuat, "T-te-tentu tu-tuan.... Kan ku cari...pe..laku nya... Aku jan-ji....."
Aku melempar tubuh nya kebawah, ke sebelah si coklat, "Bagus~ Sekarang kalian pergi lah sebelum aku berubah pikiran dan kalian ku mutilasi lalu ku berikan pada monster Hydra."
Sontak para bandit itu berdiri terburu-buru lalu berlari keluar toko secepat kilat.
Aku yang sudah merasakan sekitaran toko aman dan tidak ada tikus bandit lagi, menutup mata lalu menenangkan diri. Semua bagian tubuh ku kembali normal dan semula ada nya.
Aku menatap ael lalu menatap Naomi. Kasihan gadis itu..
Tapi Naomi malah melepaskan ael dan berlari memelukku erat, "Terimakasih!! Terimakasih sudah datang tuan Barca!!"
Ku kira kenapa..
Ku rangkul Naomi lembut, "Sudah lah.. Tidak apa-apa sekarang. Aku ada disini. Tidak akan ada yang akan berani menyakiti Sanddhart lagi. Kita tunggu Ravi mu pulang, lalu merapikan semua nya."
________
Semua kembali tenang.
Aku kini mengerti keadaan Naomi sebenar nya.
Ia adalah anak dari pemilik tunggal toko senjata, alat bertahan hidup, alat menjelajah, sebuah restoran kecil dan penginapan. Yang awalnya ia jaya, kini setelah diserang, tidak ada pelanggan yang berani mendatangi Sanddhart.
Ayah nya adalah penemu yang kurang terkenal. Ia menemukan cara membuat sebuah kursi beroda yang mampu digunakan oleh para makhluk yang sudah tua atau yang memiliki keterbatasan fisik dan tidak bisa berjalan. Ia hampir mengeluarkan produk nya. Kalau saja tidak diserang dulu..
Beliau juga memiliki Putra angkat. Cyclob kepala ungu dengan tanduk banteng tapi dengan tubuh manusia. Dan kata Naomi, ia jadi tidak bisa bicara akibat melindungi ayahanda nya saat penyerangan.
Mungkin aku dan ael akan tinggal disini selama beberapa hari kedepan. Untuk menjaga keamanan nya.
Tidak tahu juga.
Atau mungkin juga mereka, warga Sanddhart, ku bawa saja ke daerah lain yang lebih aman dan dapat dijangkau para bangsawan agar dapat perlindungan juga dari mereka dengan bayaran produk murah berkualitas tinggi tentu saja.
Sepertinya dulu aku pernah kemari namun tidak ingat sama sekali.
Aku berjalan mengitari Sanddhart untuk mengukur seberapa besar sebenarnya wilayah kecil namun berharga ini. Sampai ada Peri peramal Sanddhart memberhentikan langkah ku di depan.