Chereads / Rainbow Dragon For My Pain / Chapter 6 - Malam Di Sanddhart

Chapter 6 - Malam Di Sanddhart

Naomi yang sedang membereskan kertas pesanan yang baru saja membayar, menoleh ke arah yang ku lihat, "Ohh nyonya Walter.. Kau datanglah pada beliau tuan. Beliau adalah peramal dari Sanddhart dan kebanyakan ramalan nya menjadi kenyataan dengan baik. Mungkin nyonya walter juga, bisa memberi tahu mu dimana tuan Barca kan tuan Ragfael~"

Iya juga-

"Kau ada benar nya juga Naomi. " aku tersenyum pada nya.

"Aku memang tak pernah terlalu memperhatikan ramalan tuan. Tapi, kata mereka, jika nyonya Walter memperhatikan mu sebegitu nya, berarti ada sesuatu yang ingin beliau katakan. Dan biasa nya itu serius."

Dahi ku mengerut, "Serius bagaimana?"

"Berarti ada sesuatu yang akan terjadi dimasa yang akan datang dan menyangkut hidup mu."

Otak ku kembali mengingat mimpi buruk sialan itu-

"Begitu.."

Naomi mengangguk, "Mhm. Temui saja dulu beliau tuan. Beliau tidak gigit kok~"

Aku menatap gadis muda manis itu dengan datar.

"Hehe~ Sudah sana tuan. Maaf saja tapi bukan aku mengusir mu.. Tapi aku kan sedang sibuk, jadi aku tidak mau mendiamkan mu disini saja~"

"Baiklahhh."

Aku berjalan pelan ke arah 'Nyonya itu.' sambil berusaha untuk menghindari tatapan silet nya.

Namun ketika aku hampir sampai, 'Nyonya' itu sudah menghilang.

Mata ku kembali mengedarkan pandangan untuk mencari nyonya itu di tengah ramai nya restoran.

'Kemana dia?...'

Entah bagaimana, mata ku menangkap keberadaan nya di dekat pintu keluar toko ini. Ia berjalan keluar dengan cepat. Namun  juga memberikan ku petunjuk agar aku mengikuti nya keluar.

"Tungguu!" panggil ku.

Kemudian aku menyadari kalau diri ku sendiri tengah mengejar wanita itu dengan cepat karena ia juga ikut berlari duluan.

Apa masalah nya sebenarnya?

Dalam keadaan penasaran seperti ini, sisi lain pikiran ku sedang gelisah berat. Memikirkan mimpi yang ku dapatkan waktu itu. Tentang kematian kakak ku...

"Nyonya tunggu!!" ucap ku sedikit lantang.

Dari peilaian pengelihatan ku, wanita yang masih ku kejar ini sudah berusia. Tidak bisa berlari selama ini.

Wanita ajaib-

Ia tak menjawab ku dan terus berlari hingga kami jauh dari Sanddhart dan masuk ke area kehutanan.

Dari kejauhan gelap nya malam, aku dapat melihat ada sebuah cahaya yang keluar dari sebuah pohon yang besar. Seperti sebuah pohon beringin.

Lama berlari, aku dapat merasakan kaki ku mulai mengeluh..

Tapi kemudian, aku melihat wanita peramal yang ku kejar akhir nya memutuskan untuk berhenti juga.

Berhenti tepat didepan sebuah pohon beringin yang berpintu di bagian batang dekat tanah nya.

Pintu bulat berwarna percis kulit kayu nya. Pintu kamuflase dan ada 2 jendela bulat di kiri-kanan pintu. Ada cahaya kekuningan keluar dari jendela itu.

Aku berhenti lalu memegang lutut ku..

Berlari seperti ini lebih berat dari naik 2000 tangga dalam latihan ku dulu bersama kakak..

Aku masih mengatur nafas ku, lalu menoleh ke wanita yang tadi ku kejar, "Kau ini masih muda. Kalah dengan ku yang berusia 86."

"Kau berusia berapa??-" aku tercengang mendengar usia wanita ini.

"Sudahlah. Ayo masuk ke kediaman ku." beliau berjalan mendekati 'rumah' dalam pohon beringin itu.

"Maaf tdak sopan nyonya.." aku berdiri tegak dan ragu untuk menerima tawaran nya, "Tapi aku tidak tertarik untuk-"

"Menunggu undangan resmi kau? Tidak sopan sekali wahai kau anak muda pada tetua!" ia masuk duluan dengan membiarkan pintu bulat di depan ku terbuka.

Aku menarik nafas dalam dulu baru menaiki tangga kecil di pohon itu baru masuk.

Didalam nya terdapat sebuah pot Claudron besar berwarna hitam. Layak nya penyihir dan peramal pada umum nya-

Dengan cairan biru menyala keluar dari sana.

Banyak rak marble kecoklatan disini dengan berbagai bentuk botol ramuan warna-warni di dalam maupun diatas nya.

Aroma aneh juga memenuhi tempat itu. Ini benar kediaman nya?

"Iya ini kediaman ku Ragfael. Ada yang salah dengan itu?" jawab nyonya itu seolah membaca isi otak ku.

Aku tidak bisa menjawab pertanyaan itu..

"Dimana kakak mu Barca? Biasa nya ia akan terus bersama mu." tambah nya sambil mengambil sebuah sendok besar lalu mengaduk Claudron nya itu.

Sebenarnya,

Nyonya itu tidak terlalu pendek atau kecil. Ia mungkin hanya sampai diagpharma ku.

Ah ya..

Kak eli itu setinggi pintu manusia. Aku satu dahi dibawah nya.

Dan nyonya ini hanya dampai diagpharma ku...

Nyonya.. Walter kah nama nya tadi kata Naomi..? Aku tidak ingat...

Ia mengenakan sebuah mantel hitam sekarang ini. Jadi aku tidak bisa melihat apa yang beliau kenakan..

Rambut coklat yang sudah mulai berubah menjadi putih ia ikat satu seperti ekor kuda. Aku tidak memperhatikan tadi sepanjang apa..

Belum selesai mengaduk, nyonya itu menatap ku datar, "Kau ini makhluk hidup atau benda mati hah? Kenapa diam saja? Sakit?"

Aku menatap nya tidak  mengerti, "Aku tidak tahu kakak kemana nyonya.. Tadi ia pergi begitu saja tanpa aku.."

Nyonya itu membulatkan mulut nya, "Ohh begitu rupanya." jelas nya sembari membersihkan sendok yang tadi ia gunakan untuk mengaduk Claudron. "Dia baik-baik saja sekarang. Tenang saja.

"Ahh.. Aku mengerti nyonya.."

"Walter Zeedan. Dan aku tak punya marga semenjak suami ku mengkhianati ku."

Aku manggut-manggut saja pada urusan yang kurang menarik perhatian ku.

Tiba-tiba muncul cahaya keemasan dari Claudron.

Semakin lama semakin terang..

Aku memperhatikan kejadian itu dengan sangat seksama.

"Nanti, kalau kakak mu sudah kembali lagi kemari, berikan ini pada nya."

Sebuah kalung berwarna silver dengan liontin infinity berwarna pelangi muncul dari Claudron dan meneteskan cairan.

"Ini... Untuk apa nyonya?.." tanya aku salah tingkah.

Aku tidak mau kakak ku memakai barang orang sembarangan.

"KALAU! Kalau, kau tidak mau Dia kenapa-kenapa, berikan itu pada nya. Paksa saja kalau kau masih ingin ia selamat."

Aku langsung menatap nya serius, "Maksud mu?"

"Sudahlah lakukan saja!"

Kalung yang berasal  dari Claudron itu pun terbang sendiri ke arah ku. Setelah ku genggam dengan tangan kiri ku, sebuah sapu langsung mengusir ku keluar seolah aku juga adalah debu yang harus ia bersihkan.

Akan ada apa sebenar nya?..

Kakak....

________

(Barca's PoV)

Aku membuka kamar penginapan ku di lantai atas Travis Products lalu menutup pintu dengan rapat. Aku akan bersiap untuk tidur.

Saat aku berbalik badan dari pintu, aku menangkap ael yang berdiri seperti membayangi ku, "DARIMANA KAU??!!" ia melotot seperti bola-bola matanya akan melompat keluar dari mata nya-

"Uhhhh.. Jangan marah ya dik..." aku tersenyum salah tingkah.

Sedang memikirkan kebohongan yang akan ku ucap kan-

Ael mendekati ku dengan kesal, "Adik mu ini khawatir nya setengah mati kau hilang begitu saja tanpa pamit!"

"A-A..aku tahu dik..."

"apa yang lebih penting sekarang?? Hah?? Tadi pagi, kau yang mau pergi kemari. Lalu tadi petang kau yang memutuskan untuk pergi. Mau mu apaa??"

"Wahhh banyakkkk." aku tersenyum tanpa dosa dan beban moral.

Ael menepuk dahi nya frustasi berat, "Besihkan saja diri mu sana kak... Aku lelah dengan mu..."

"Aku juga sayang pada mu dik. Hehe~~"

_

Aku selesai membersihkan diri dan telah selesai berganti pakaian menjadi pakaian tidur ku.

Sebuah kaus putih tak berlengan dan dengan sebuah bentuk kerah V yang terlalu memamerkan dada ku-

Aku tidak suka sebenarnya.. Tapi kalau yang diberikan adalah ini ya mau bagaimana lagi?

Ael ku lihat sedang bersantai saja di tempat tidur nya.

Kami diberi 1 kamar dengan 2 tempat tidur tepisah di 2 sudut ruangan, 1 kamar mandi pribadi, ruang tamu kecil dan sebuah balkon. Kakak Naomi sangat baik sudah memberikan aku dan adik ku fasilitas ini.