(Barca's PoV)
"KAU APA???!!!!" ael menatap ku seperti ingin merebus ku saat ini juga.
"Salah ku apa..?" tanya ku tanpa dosa.
"Tapi kau...Ck!"
Aku tersenyum salah tingkah.
"Kita..akan makan apa...?"
"Tidak ada kata 'kita'. Yang ada hanyalah Kau akan makan apa?"
"Aku tidak akan makan kalau kau tidak makan."
"Kalau kau tidak makan, aku tidak akan makan juga."
Ael menarik nafas frustasi.
Ruang tamu rumah menjadi sepi karena aku dan ael tidak bicara.
Sama-sama tediam dan berfikir.
Seperti punya pikiran-
Aku bangun dari sofa hitam empuk yang ku beli sendiri, "Sudahlah. Ayo siap-siap."
Ael menatap ku bingung, "Kemana?"
"Sanddhart."
"Tapi pembicaraan kita belum selesai ya kak!"
________
"Kalian siap??" ucap ku lantang pada seluruh warga Sanddhart.
"YAA!!!" jawab mereka semua semangat sekali.
"1!!"
"2!!"
"3!!" teriak warga Sanddhart.
Aku melemparkan bola kristal ke langit.
Seketika langit terang benderang dengan sinar membutakan.
Bubuk emas bertebaran ke wilayah Sanddhart dengan cepat dan menempel pada seluruh bagian bangunan yang ada. Entah bangunan yang masih utuh ataupun tidak lagi.
Ku munculkan pedang dan gladius ku. Aura putih dan biru keluar dari tubuh ku dan aku mulai terangkat ke udara. Ku silangkan pedang dan gladius di tangan sambil membaca mantra.
Dari pertenahan tangan ku yang menyilang ke depan, muncul sebuah bola psikis berwarna putih dan berkilau. Kemudian ku tembak kan bola itu ke Sanddhart.
Dengan sihir kekuatan ku, bangunan-bangunan di Sanddhart perlahan memperbaiki bangunan nya sendiri. Mulai dari yang bagian yang kecil dan besar. Berlantai 1 ataupun 2. Bangunan luas maupun sempit. Semua mulai memperbaiki badan bangunan itu sendiri.
Bekas-bekas tancapan senjata, ledakan, bagian yang hancur dan kehancuran sebagai nya itupun mulai muncul kembali. Seolah tak pernah terjadi apa-apa disana.
"HURRAHHH!!!" teriak para warga yang sangat bahagia dibawah ku.
Aku tersenyum senang melihat wajah bahagia warga.
________
(Author's PoV)
Siang menjelang petang di Sanddhart di warnai dengan suara musik bahagia warga nya. Mulai dari yang tua dan yang muda sekalipun.
Dan perkiraan Barca salah. Kalau ternyata ada lebih dari 50 makhluk warga di Sanddhart.
Ngomong-ngomong soal Barca, ia tengah dikerumuni anak-anak kecil dari berbagai makhluk yang terus menyita perhatian nya dan terus meminta bermain-main dengan nya.
Jika ditanya oleh anak-anak itu, apa pekerjaan nya di luar Sanddhart, ia hanya menjawab kalau ia itu pesulap.
Menyulap suatu makhluk ke alam baka tentu saja.
Ia terus menunjukan sihir-sihir amatiran pada anak-anak disekitar nya.
Sementara Ragfael terus berbincang dengan warga yang dewasa nya.
Tak lama, Naomi keluar dari toko nya dengan 2 nampan besar yang diatas nya terdapat minuman berbagai warna. Itu bukan alkohol tentu saja.
Kemudia mulai ia bagikan ke warga.
Dari kejauhan, barca dan Ragfael tengah di perhatikan oleh para gadis-gadis muda yang jatuh hati pada ketampanan 2 kakak beradik Lohengrin itu.
Musik yang lumayan keras namun bisa di masukan dalam batas wajar saja karena memang yang berpesta juga semua warga nya. Bukan yang tertentu saja.
Hari semakin menggelapkan diri nya dan matahari pun mulai pergi ke barat. Bukan untuk mengambil kitab suci ya-
Tapi ia sudah mau mengambil waktu tidur nya dan mempersilahkan bulan menggantikan tempat untuk malam hari.
Kota kembali damai dan ramai dengan warga nya yang sudah tak takut untuk keluar lagi.
Dengan Barca yang mengatas-namakan kota itu dengan nama nya, warga sudah seperti tidak takut apa-apa lagi. Mengingat reputasi Barca diluar sana.
Karena Barca sudah melakukan hal yang sangat besar dan berhaga untuk Sanddhart juga memutuskan untuk melindungi kota itu secara pribadi, warga kota singgah itu memutuskan kalau itu akan menjadi kots dimana 2 Bersaudara Lohengrin itu bisa tinggal disana semau mereka.
Tidak peduli kapan atau bagaimana keadaan nya. Para warga nya, akan terus mengenang jasa mereka sampai ke tahun-tahun yang akan datang.
Para Lohengrin itu boleh datang tak peduli kapan waktu nya dan pasti akan dilayani semaksimal mungkin oleh rakyat disana dengan premium juga tentu saja. Dan juga tentu saja tidak akan dikenakan biaya sepeserpun.
Pejabat daerah pun belum tentu mau melakukan hal besar ini pada salah satu daerah jabatan mereka sendiri.
Warga sempat membujuk Barca dan Ragfael untuk menjadi pemimpin mereka. Namun kedua nya menolak kukuh dan memilih untuk tetap kembali ke rumah mereka saja.
Di saat langit sudah menunjukkan warna gelap nya,
Barca menatap langit dengan tidak suka.
Ditengah kerumunan warga yang masih sangat gembira itu, Barca menghilang begitu saja tanpa meninggalkan satu jejak pun.
Ragfael yang menangkap kepergian kakak nya hanya terdiam dan memilih menunggu nya pulang saja daripada menyusul.
________
(Barca's PoV)
Aku merasakan nya.
Aku paling BENCI makhluk seperti itu.
Dari kejauhan aku mendengar langkah kaki lari kuda.
Aku mendekat pada nya, dan ia mendekat pada ku. Tapi tentu saja makhluk itu tidak tahu.
Aku berlari ke sumber suara langkah kaki kuda itu.
_
Aku naik ke sebuah pohon yang cukup rimbun dan tebal daun nya lalu brsembunyi disana.
Mata kuterus mengamati jalan. Menanti yang akan segera lewat.
Ada penunggang kuda yang menekat ke jalan yang ke arah ku.
Dalam, posisi sembunyi pun aku tetap masuk dalam keadaan siaga.
Semakin dekat...
Iya sedikit lagi...
Penunggang kuda itu sudah bersebelahan dengan pohon yang ku pakai untuk bersembunyi.
Aku melompat keluar dari persembunyian dan langsung saja menyerang penunggang itu hingga ia tejatuh keras dari kuda nya..
Kuda nya yang kaget, lari begitu saja entah kearah mana.
Penunggang itu ku buat terlentang di tanah dan sedang kesakitan.
Ia memakai pakaian serba hitam. Rambut nya hijau tua dan kulit nya berwarna sedikit lebih coklat dari ku. Ia memakai penutup wajah berwarna merah polos.
Ku todongkan ujung pedang tajam ku kedepan leher na sambil menunggu ia menatap ku.
Tak lama, ia baru membuka mata nya dan menatap ku terekejut dan smaa sekali tidak menduga.
Aku tersenyum, "Katakan apa mau mu sekarang? Dan kenapa, Kau masih mau bertemu dengan Naomi setelah kau menodai kehormatan nya?"
________
(Ragfael's PoV)
Aku masuk ke toko Naomi dan mencari kakak. Siapa tahu dia sudah kembali.
Ku edarkan mataku ke seatu ruangan itu. Yang ku temukan hanya lah Naomi dan kakak nya.
Aku bertanya pada mereka saja deh.
Aku mendekati Naomi dahulu karena ia ada di balik counter dan itu lebih dekat dengan ku.
Aku berjalan pelan kesana. Sambil mencoba mengabaikan panggilan gadis-gadis dari berbagai jenis makhluk. Dan ku akui, semua yang wanita itu cantik.
Termasuk yang sedang membaca ini~
Heheh~~
Aku sampai ke counter, "Hey." sapa ku pada Naomi.
Naomi menoleh pada ku padahal ia sedang menghitung sebuah pesanan makanan, "OH hai tuan Ragfael!" ia tersenyum senang pada ku. "Ada yang bisa ku bantu tuan?~"
"Tidak juga sih.. Aku hanya ingin tahu, apa kau melihat kakak ku?"
Naomi sedikit bingung, "Kakak mu tuan?" ia menatap restoran nya sambil mencoba mengingat-ingat, kemudia menatap ku lagi sambil menggeleng pelan, "Maaf tuan aku tidak tahu.. Dan aku juga tidak melihat nya sedaritadi. Bukankah belliau seharus nya bersama mu?"
"Aku juga tidak tahu/ aku tidak dapat menemukan nya sekarang. Entah ia pergi kemana.."
Aku menatap ke ujung ruangan yang dekat dengan tangga menuju lantai atas. Alias menuju ke bagian penginapan nya.
Mata ku menangkap satu sosok disana.
Ada 1 makhluk yang mendatangi counter. Sepertinya mau membayar tagihan milik nya. Aku bergeser agar tidak mengganggu.
Sosok yang ada dibawah tangga itu, menatap ku tajam dengan ekspresi kelam. Namun tatapan itu membuat ku penasaran. Bukan aku bernafsu atau apa-
Aku hana penasaran. Aku hana tidak mengerti mengapa makkh;uk itu menatap ku seperti itu?