Ariela dan Rey kembali dilanda rasa gugup. Lebih tepatnya, Ariela yang selalu mencemaskan kondisi ibunya itu. Wanita cantik itu selalu saja merasa takut jika harus berhadapan dengan ruang operasi. Kenapa harus ada ruangan yang sangat mengerikan dan selalu membuat dirinya merasa tidak nyaman.
Beruntung ia menemukan sosok pria yang selalu mendampinginya di saat ia kesulitan. Selama ini, Ariela belum memberikan kebahagiaan untuk suaminya. Ia berharap, jika suatu saat nanti. Ia memiliki sebuah kesempatan untuk bisa melihat suaminya tersenyum karena ulahnya.
Entah kapan hal itu akan terjadi. Yang pasti, Ariela sudah merencanakannya. Pasti suaminya akan sangat senang.
"Ariela …," panggil Rey saat melihat istrinya yang sejak tadi berdiri lalu mondar-mandir di depan pintu ruang operasi.
Ariela menatap sejenak suaminya lalu ia kembali jalan lagi ke sana ke mari, tidak bisa diam sama sekali. Seperti setrikaan yang bajunya masih kusut saja.
"Ariela," panggil Rey lagi.
