Chereads / Terikat Takdir Dengan Sang Alpha / Chapter 26 - TWENTY SIX

Chapter 26 - TWENTY SIX

"Kenapa beliau bisa tak sadarkan diri dan kehilangan banyak mana? Itu terdengar tidak mungkin sampai aku terkejut." Ucap sang nona muda yang berjalan lebih cepat dari sang pelayan yang kesulitan mengikuti langkahnya.

"Saya Pun tidak tau nona, tetapi ada serangan dari jiwa ternoda yang masuk ke penghalang yang sudah tuan pasang. Jiwa ternoda itu masuk dalam bentuk yang masihlah bersih sampai selang beberapa menit setelah melawan, jiwa itu dimakan oleh aura negatif." Jelas Anne pada nonanya.

"Tapi kehabisan mana? Itu masih mengejutkanku..."

"Kami semua pun berpikir begitu, selama ini kita tau mana yang dimiliki tuan sangatlah besar dan tanpa batas. Jadi ini seperti kabar paling buruk yang pernah kita dengar, nona." Katanya lagi kemudian membukakan pintu besar ruang bola sihir di hadapan mereka.

Dia bernama Gwen, penyihir yang dapat melihat masa depan itu berjalan dengan cepat ke arah meja yang sudah menampilkan sosok seorang pria yang duduk bersandar di ranjang miliknya. Gwen segera duduk di meja dan berteriak panik saat mendengar suara lemah milik sang raja penyihir.

"Hai, Gwen. Aku tau kau pasti sangat cemas, tapi tolong tenanglah."

"Bagaimana bisa raja penyihir yang tak memiliki batas mana dalam tubuhnya bisa kehabisan mana sihir miliknya?!!" Gwen bertanya dengan suara tinggi kepada sang raja.

Lucas yang mendengar nada mencela sekaligus khawatir itu hanya bisa terkekeh, dia tau anak ini akan selalu membangkang dan tak menuruti apa lagi percaya dengan yang dirinya katakan.

"Santai saja, alpha Matthias dan luna sudah memberikan pengobatan paling efisien untuk diriku kali ini. Akupun tak menyangka, penyihir yang begitu agung dan di serukan namanya oleh seluruh kerajaan bisa kehabisan mana hanya karena menahan kekuatan milik luna saat berlatih... hebat bukan, itu artinya. Luna kali ini, ratu dari kerajaan darat dapat menghentikan teror kita semua darinya..." Ujar Lucas dengan nada lemah diakhir kalimat, seakan hanya dirinya dan Gwen yang paham arti dari kalimatnya itu.

"Ya." Gwen menarik napas berat sampai Lucas tersenyum mendengarnya, dia begitu menyayangi muridnya ini dari dirinya sendiri. "Aku mendapatkan potongan masa depan lagi, dan ini sangat buruk. Besok aku sudah akan menyusul anda disana, jadi tolong jangan banyak melakukan hal-hal tidak penting!!" Katanya tanpa menyadari para petinggi kerajaan darat masih berada didalam kamar Lucas dan terkejut mendengar informasi itu.

"Oh, Gwen. Kau seharusnya memberikan aba-aba, disini masih ada banyak orang dan kau membocorkan hal penting yang bisa berakibat fatal." Tegur Lucas pada Gwen.

"Biarlah, karena memang sebuah takdir tak akan bisa dapat dilawan oleh makhluk terkuat sekalipun." Timpalnya balik tanpa peduli. "Aku hanya peduli dengan kesehatan anda, jadi tolong sekali ini saja dengarkan aku. Besok aku akan menyusul anda untuk pulang dan katakan pada alpha Matthias tak ada lagi perintah yang dapat membebani tubuh tua milikmu!!"

"Kejam sekali! Aku masih muda, tapi kau menyebutku tua?"

"Kau sudah berumur 700 tahun!!"

Dan semua orang yang berada di dalam kamar bersuara dengan nada tinggi karena terkejut kecuali para raja wilayah, mereka sudah tau umur asli dari sang raja penyihir.

"Yang benar saja? 700 tahun dengan tampang seperti Matthias yang terlihat lebih tua darinya!!" Suara Alexa tanpa menutupi rasa terkejutnya.

Tapi karena perbandingan yang menjatuhkan itu, Matthias yang tertegun dan nyawanya seakan lenyap dari tubuh saat matenya malah mengatakan secara tak langsung jika dia terlihat lebih tua daripada Lucas yang bahkan usianya sudah ratusan tahun.

.....

"Kamu tau, aku tidak pernah menyangka kalau aku adalah keturunan yang tak diinginkan! Lucu sekali bukan? Kau pasti tertawa dengan keras melihatku seperti lelucon bau busuk, lahir dengan sihir mengerikan. Kemudian aku dibuang dan setelahnya kau berkata demi menyelamatkan aku dari petaka yang saudaraku lihat!!! Persetan dengan masa depan, aku hanya ingin diakui olehmu."

Rambut peraknya kusut, wajahnya kusam dan dipenuhi oleh darah miliknya. Dia terduduk dengan kepayahan di atas tanah, menatap kearah pria yang memiliki raut wajah yang serupa dengannya itu. Pria dengan rambut hitam perak yang dengan mudah dapat dikenali, jubahnya pun terkoyak akibat pertarungan mereka.

Debu berterbangan terbawa hembusan angin dari kekuatan besar yang dikeluarkan, tangannya mengeluarkan banyak darah dan tulangnya remuk sampai tak dapat digerakkan olehnya. Matanya mengeluarkan air mata kekesalan karena kondisi mengenaskannya kali ini, dia memegangi tangan kanannya yang tak berdaya itu.

Sedangkan di depannya, pria bermata merah itu masih mengeluarkan listrik dari kedua tangannya. Tekanan kekuatannya sangat dahsyat tak memikirkan jumlah mana yang keluar, dia memang pantas disebut dengan raja penyihir yang ia kagumi sebelumnya sampai saat ini berubah menjadi sosok paling dia benci sampai ke darah dagingnya.

Dalam pertarungan ini, pria berambut perak itu sadar jika hanya akan menerima kekalahan. Namun dalam keputus asaannya, dia akan menghadirkan bahkan 1 persen dari kemenangan yang bisa dia dapat.

Amarah di dalam dada membuatnya sangat dendam dengan semua perlakuan yang orang-orang lakukan padanya, tetapi perlakuan khusus selalu saudara kandungnya dapatkan. Memangnya, apa bedanya sihir hitam dengan putih. Jika itu sama-sama sebuah sihir, dia pun lebih kuat daripada saudaranya sendiri.

Bahkan masa depan yang saudara kembarnya lihat hanyalah potongan kecil, sedangkan ia dapat melihat segalanya!

Giginya bergemeletuk mengingat semua kejahatan mereka padanya, termasuk pria yang ada di hadapannya ini. Pria yang bahkan menatap nanar penuh iba ke arahnya, setelah sekian tahun dia dalam kesakitan tak terkira dari orangtua angkatnya. Pria itu baru menyesal saat ini, ketika semua sudah terlambat.

Saat dirinya sudah yakin akan membalas dendam pada semua orang, dan pria di depannya dengan lebih perih dan kejam dari yang mereka lakukan padanya.

"Elle, maafkan aku... tolong kembalilah, mari kita ke menara sihir seperti yang kau inginkan, mari kita makan kue pie kesukaanmu, ada banyak daging juga. Aku akan turuti semua keinginanmu, tapi tolong jangan gunakan kekuatanmu dengan menukar masa hidupmu nak... tolong, maafkan ayah..."

Yang disebut namanya tertegun karenanya, dia terkejut dan mendongak untuk melihat jika pria itu menarik kembali kekuatannya serta berjalan mendekat ke arahnya dengan senyum memilukan, pria itu sadar akan kesalahan dan keputusan yang ia buat sangatlah salah.

Sampai di hadapan Elle, pria itu terduduk dengan kedua lututnya di atas tanah mendekat perlahan dengan kedua tangan terangkat bergetar. Dia menyentuh kedua sisi wajah Elle dengan tangis isak tertahan, bibirnya terbuka namun tak bersuara. Namun semua itu tak berhasil menarik hati yangs udah menghitam, perempuan itu mendengus dan menjadikan saat itu sebagai waktu yang tepat untuk melarikan diri.

Sebuah pedang hitam terwujud di tangannya, dengan segera dia menusukkan pedang itu tepat di jantung sang pria yang matanya menatap nyalang tak percaya dengan apa yang Elle lakukan padanya. Dipikirannya, dia berhasil mengambil kembali hati perempuan ini, namun nyatanya salah. Hati yang terluka sudah menghitam sangat lama, sulit untuk menariknya dari kegelapan hanya dengan kata maaf dan janji yang bahkan akan dengan mudah diingkari.

"Persetan dengan semua kehidupan indah yang anda katakan, ayah!!!" Dan setelah itu, tubuhnya menghilang bagaikan debu.

Sedangkan pria yang disebut ayah, mengeluarkan banyak darah dari mulutnya sambil menggapai sang putri yang menghilang dengan perlahan bersama hembusan angin, di umurnya yang masih muda. Bahkan Elle berhasil berteleportasi dengan mudah tanpa kesulitan, betapa kejamnya ia sebagai orangtua menelantarkannya hanya karena alasan ingin melindunginya.

Sungguh naif sekali pemikirannya tanpa memikirkan perasaan Elle selama ini.

"Maaf... maafkan ayah nak..."