Para healer berhasil menyembuhkan luka bakar luna, hanya butuh beberapa hari saja untuk menghilangkan bekas lukanya. Semua orang menghembuskan napas penuh rasa syukur karena sang healer berhasil menyembuhkan luka, mereka mendekat dan memeluk ketiga healer itu dengan rasa bangga.
"Terima kasih, kau berhasil menyelamatkan kita semua..."
"Tanpa kalian kami sudah mati berdiri disini..."
"Aku benar-benar berterima kasih pada kalian, aku akan mentraktir kalian makan di restoran yang enak!!" Itu adalah suara dari kepala prajurit yang sudah babak belur oleh Matthias karena dia mencoba menenangkan sang alpha agar makan lebih dulu.
Wajahnya bahkan memiliki memar dan darah, hidungnya disumbat dengan kain dan ada bercak darah juga di kainnya. Dia tersenyum senang penuh air mata dan semua orang bersorak gembira penuh haru.
"YEYYYY!!!"
Mereka meloncat saling berpelukan, tiga healer juga jadi terbawa suasana dan menepuk dada dengan bangga. Karena saat pertama tau luka yang dialami luna, dia merasa sudah tak berdaya. Karena itu adalah sihir hitam, api itu membelenggu leher sang luna bahkan saat sang pengguna sihir tidak disini.
Api itu terus mengeras bagai tali, mengikat leher luna sampai batang lehernya patah.
Namun kebahagiaan mereka tidak bertahan lama karena tiba-tiba pintu kamar sang alpha melayang terbang dan segera, Lucas yang berada di sana menahan pecahan pintu itu agar tak mengenai siapapun. Dengan kekuatan telekinesis miliknya, semua benda itu ditaruhnya di sudut ruangan.
Aura mendekam, penuh intimidasi dan amarah datang bersamaan membuat semua orang yang berada di sana, pelayan, prajurit bahkan para healer saling memeluk dengan rasa takut.
"Bagaimana dengan luna?" Matthias tidak mempertanyakan kenapa dia bisa berada di ruangan terpisah dengan Alexa.
Karena amarah dan juga rasa takut kehilangan membuat akal sehatnya hilang untuk sementara, dia berterima kasih pada Lucas karena membuatnya pingsan. Jika tidak, mungkin saja kastilnya akan hancur dan akan menyulitkan Alexa yang sakit untuk sembuh dengan cepat karena tempat tinggal yang hancur diakibatkan amarahnya yang tak bisa ditahan.
"L-luna su-sudah disembuhkan a-alpha... hanya tinggal menunggu beberapa hari sampai bekas luka bakar itu hilang... dan juga, api yang melukai leher luna adalah api dari penyihir hitam..." Salah satu healer berusaha untuk menjelaskan dengan susah payah, Lucas maju dan mengangkat tangan mengambil alih.
"Keluarlah, biar aku yang menjelaskan pada alpha Matthias."
'TERIMA KASIH RAJA PENYIHIR, KAU TELAH MENYELAMATKAN NYAWA KAMI!!!'
Mereka semua menatap dengan binar bahagia karena Lucas menyelamatkan mereka dari rasa takut, tanpa menunggu lama semua orang keluar dan menyisakan Matthias, Luca dan juga archmage muda di dalam kamar bersama Alexa yang tertidur di atas ranjang dengan perban di lehernya.
Setelah semua berhasil menyelamatkan diri, Matthias menoleh ke arah Lucas dengan nada lebih tenang dari sebelumnya. Dia sudah sadarkan diri, dan mendengar jika Alexa bisa diselamatkan. Itu sudah lebih baik.
"Jelaskan semuanya padaku!"
"Ini adalah masa depan yang Archmage muda mimpikan, dia terlambat mendeskripsikan masa potongan masa depan yang di perlihatkan. Saat sampai kesini untuk memperingati, itu sudah terlambat. Itulah sebabnya dia meminta kau untuk tenang, kabut itu didatangkan dari salah satu dewi yang menjaga wilayah hutan peri. Kemungkinan besar, jiwa Alexa di transfer kesana dan bertemu dengan penyihir hitam, namun dalam potongan masa depan yang Archmage muda tau, tak ada penyihir hitam. Hanya saja, akan ada kecelakaan yang terjadi pada Alexa jika tak hati-hati." Jelas Lucas panjang lebar.
Kemudian Archmage muda itu ikut menambahkan. "Aku juga mengenali sihir hitam, itu adalah api dari penyihir hitam yang bisa mengikat leher sang luna seperti tali, meski penyihir itu tak disini. Tali api itu tetap berfungsi dan menekan batang leher luna sampai patah jika para healer tidak datang dengan cepat, saya mencoba menahan api itu agar dan menggila. Dan itu berhasil, luna selamat dan kita tinggal menunggu dia sadar untuk bertanya. Bagaimana bisa dia bertemu dengan penyihir hitam."