Chereads / Terikat Takdir Dengan Sang Alpha / Chapter 22 - Twenty Two

Chapter 22 - Twenty Two

"Ada apa dengan Molly, kenapa tiba-tiba dia berlari seperti orang kesetanan?" Tanya Megan, teman dekat Victoria yang selamat dari pembantaian prajurit naga merah.

"Entahlah, sejak semalam dia terlihat begitu aneh."Timpal Jolie adik Megan yang sekamar dengan perempuan omega bernama Molly itu.

Victoria hanya diam mengernyit, sebenarnya kejadian malam tadi juga membuatnya penasaran. Aura itu sesuatu yang mengerikan, sekali pernah dia rasakan tetapi tak begitu menyakitkan karena radiusnya yang jauh. Tetapi tadi malam, itu tepat berada di depannya.

Victoria merasa dirinya seperti akan mati saat itu juga, dadanya panas dan sulit untuk menarik napas sekalipun.

"Biarkan saja dia, bahkan Lily pun sakit karena kejadian semalam." Ujar Victoria mencoba untuk tetap berpikir baik atas kejadian semalam.

Karena prioritas utamanya saat ini, mencari Alexa dan mempermalukan darah campuran itu atas rumor yang beredar. Victoria berbalik lagi, perempuan itu seorang omega di bagian masak untuk para warrior. Jika memang begitu, Victoria jadi ingin lebih membuat perempuan itu malu.

....

Di sebuah gua di pinggir laut, dia kesulitan bahkan untuk menggerakkan tubuhnya. Bocah kecil itu menyeret tubuh mungilnya ke dalam gua setelah berhasil melarikan diri dari kejaran para prajurit naga merah, dan celakanya dia harus menelan 3 fire stone milik keluarganya sebelum berhasil kabur dengan kecepatan berenang yang tak bisa dilihat oleh mata telanjang.

"Ughh!!"

Air mata mengalir di wajahnya, dia mengingat wajah-wajah terakhir keluarganya dan kini perutnya terasa panas karena harus menampung 4 fire stone dalam tubuh kecilnya. Dia sadar jika saja dia tak bertahan, maka kemungkinan kecil baginya untuk bisa tetap hidup.

"Aku tidak ingin mati!!" Dia berucap sambil terisak.

Kakinya terkena racun dari ludah milik lizard, mereka berkolusi dan bekerja sama dengan prajurit naga merah untuk mengambil seluruh fire stone pada ras salamander.

"Hiks... sialan! Sialan!!" Dia memukul tanah lembab di dalam gua itu dengan kepayahan.

Dia ingin menyerah jika bisa, tapi bocah kecil itu punya tekad yang kuat setelah melihat kematian kedua orangtuanya di depan mata. Mereka kanibal, setelah mengambil fire stone dari inti tubuh ras salamander. Prajurit naga merah itu memberikan tubuh tak bernyawa rasnya untuk menjadi santapan para lizard kanibal, mengerikan.

Dan hal itu memperkuat dirinya untuk bertahan dan membalas dendam mereka semua.

Apalagi kaum lizard yang seharusnya mendapatkan hukuman karena melanggar perintah dengan memakan ras lain, selain daging yang diijinkan oleh kerajaan darat bisa begitu leluasa karena dukungan dari raja naga merah sialan itu.

Apalagi sebelum dia melarikan diri, prajurit naga merah berhasil memberikan mantra bisu padanya. Dimana dia tak akan bisa berbicara tentang fakta yang sudah diketahui dan lihat, salamander kecil itu menangis. Suhu tubuhnya semakin memanas, wajah putihnya yang memiliki lemak bayi pun begitu merah karenanya.

"Ayah... ibu...hiksss... sakit..."

....

"Mau kemana?" Tanya Matthias saat melihat Alexa sudah rapi dengan setelan kemeja putih serta korset miliknya dan celana hitam yang terlihat pas membalut kaki jenjangnya.

Matthias baru saja bangun, dia masih tengkurap di atas ranjang setelah lelah mendapatkan apa yang ia inginkan sesuai dengan janji Alexa padanya. Perempuan itu sangat aktif dan Matthias malah menjadi gila karenanya, tapi pagi ini malah dirinya yang kelelahan.

Sebab Alexa tadi malam berhasil merayu Matthias dan memberikan sesuatu yang baru untuk suaminya itu, dan pagi ini Alexa bersemangat untuk menerima hadiah dari Lucas. Dan juga alpha Draco, Alexa ingin cepat-cepat berkelana dan melihat dunia luar.

"Hm... aku ingin menemanimu bertemu dengan Lucas, tapi sialan. Mikhail tak membiarkan aku bersenang-senang lebih lama, ada banyak berkas yang perlu dibaca sebelum menemani kamu berkelana ke wilayah hutan elf."

"Yah, itu lebih baik. Karena sedari tadi aku terus mendengar suara ketukan pintu, tapi kamu malah memangsaku dipagi buta. Maka bersiaplah untuk bertemu wajah masam Mikhail, beruntung dia pria yang dapat menegur kamu dengan berani. Jika tidak, tingkahmu itu pasti akan semena-mena dan semakin menyebalkan!"

"Meski aku menyebalkan, aku dapat membuat kamu senang diatas ranjang bukan?" Tanya Matthias bangun dari ranjang tanpa mempedulikan ketelanjangannya. "Jangan terlalu dekat dengan Lucas, akan sangat mengganggu ketika baunya berubah menjadi bau pria penyihir cantik itu!!"

"Oh ayolah, aku hanya menerima hadiah. Ini untuk kepentingan dan keselamatanku berkelana, dan untuk beberapa hari pertama kamu pun akan ikut serta sebelum membiarkan aku datang bersama ke red pack bersama Draco." Jelas Alexa ulang saat tubuhnya di tarik dalam pelukan tubuh besar Matthias.

"Aku tau, tapi rasanya sangat tidak rela saat membiarkan kau berduaan saja dengan pejantan lain." Ujarnya mendekatkan wajahnya ke leher sang mate.

Matthias dalam mode manja dan sulit diajak kompromi adalah hal yang paling Alexa benci, serigala besar ini akan terus merengek sampai dia menuruti.

"Jika kau terus begini, Lucas akan menunggu lebih lama. Kau tau ini pelatihan juga untukku agar menyembunyikan aura luna, kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi!!" Alexa berkata sambil melepaskan lingkaran lengan Matthias dari perutnya.

Pria itu memiliki tangan berotot yang kokoh, meski dia sama kuatnya. Kekuatan fisik Alexa masih kurang jika berhadapan dengan Matthias, bisa dikatakan dia hanyalah kumpulan salju yang baru turun. Sedangkan Matthias adalah gunung es yang sudah ada sejak dulu kala, akan sulit menjatuhkan Matthias yang berbadan besar ini.

"Baiklah, aku juga sebelumnya ada urusan lebih dulu. Karena keberadaan dua serigala yang sadar dengan dirimu sebagai sosok luna, itulah kenapa aku seringkali mengatakan untuk tidak ceroboh mengeluarkan auramu!!"

Matthias menggigit pundak Alexa dengan gemas karena matenya selalu serampangan mengeluarkan aura, tetapi tidak ingin kaumnya tau kalau dia adalah seorang luna untuk melindungi kerajaan darat. Sebab kemungkinan yang raja naga merah inginkan adalah, membunuh dirinya agar Matthias tak dapat menaklukkan pedang sihir ganda yang memiliki ego.

Alexa terkekeh dan memberikan ciuman perpisahan dengan sedikit lumatan di bibir Matthias, dia bersalah akan itu.

"Maafkan aku, sayang. Tapi kedepannya aku akan mengontrol emosi dan juga kekuatan baru ini, setidaknya ini menjadi pengalaman bagiku jika ingin bersembunyi."

"Yah, itu bayaran yang setimpal." Ujar Matthias dengan senang setelah Alexa melepaskan bibirnya.

"Oke, aku pergi dulu. Cepatlah mandi, karena aku merasakan jika Mikhail sebentar lagi akan merusak pintu kamar kita segera jika kau belum juga bersiap untuk pergi."

Dan tawa renyah Matthias mengudara bersamaan dengan hilangnya Alexa di balik pintu.

....

"Selamat datang luna, maaf karena membuat anda akhirnya menunggu. Saya yang teledor melupakan cermin sihir komunikasi yang anda butuhkan dalam perjalanan berkelana ini, anda harus selalu berkomunikasi dengan alpha agar dia tak lepas kendali. Kami semua sangat membutuhkan anda di saat-saat genting andai dimasa depan, alpha tka bisa di ajak negosiasi dengan baik." Ujar Lucas sambil tersenyum lembut ke arah Alexa.

Dan Alexa mengangguk sambil tertawa kecil, hadiah ini sangat besar baginya. Karena tidak ada yang pernah diberikan bola sihir untuk komunikasi secara langsung seperti sekarang, ini pertama kalinya.

"Itu terlalu berlebihan, tapi hadiah yang anda berikan sangat bermanfaat bagi saya. Terima kasih banyak." Ucap Alexa dengan tulus.