Kamar utama di kastil itu kemudian diisi oleh hawa panas dan deru napas alexa yang merasakan gejolak di tubuhnya setelah Mattius kembali menghisap darahnya, perut bagian bawahnya mengencang dan dia mulai gelisah. Sang alpa tersenyum diatas kulit sang luna, dia tau proses ini sudah sampai membuat betinanya birahi.
Ruangan yang remang-remang dan hanya diisi dengan cahaya bulan purnama, hordeng yang terbang terbawa angin yang masuk dari jendela memperlihatkan bulan berwarna merah dan mengikuti cahaya langit yang juga menjadi merah. Saat itulah seluruh daratan dan kerajaan lainnya menyadari, jika sang alpa, raja daratan yang selama ini berdiam diri telah menemukan lunanya.
Mengartikan jika kekuatan absolut miliknya sudah teraih dan para pemimpin serakah mulai ketakutan dan memanggil banyak penyihir ahli dari seluruh menara sihir dunia, dengan bayaran mendapatkan pedang sihir ganda yang melegenda itu bersama inti kekuatan sang luna yang dapat memberikan kehidupan abadi.
.....
Napas keduanya saling memburu, ciuman itu terlepas dan menyisakan benang saliva dari bibir keduanya. Matthias menatap dengan tajam sosok sang luna, perempuan itu terasa lebih indah dan cantik. Kemurnian seorang kaum peri selalu berbeda, tubuh kecilnya seharusnya sudah hancur jika saja dia bukanlah mate miliknya.
Jika itu perempuan biasa dari kaum lemah, sudah dipastikan akan ada tulang yang remuk akibat kekuatan yang tak bisa Matthias kendalikan. Dia merasakan luapan energi yang besar di dadanya, begitu pun Alexa. Perempuan itu memeluk leher suaminya, alpa dari kawanan serigala, raja daratan. Tubuhnya yang indah dan berotot itu mengkilap dibawah sinar bulan, bergerak dengan kasar saat dirinya belum juga menemukan akhir dari penyatuan mereka.
Tubuh yang terjalin, keringat dan geraman terus terdengar. Ranjang itu bergerak, Alexa merintih saat bibir Matthias kembali mencium dadanya.
"Matthias..."
"Grrtt!"Dia menggeram.
Warna matanya berubah menjadi lebih tajam, seluruh indra perasanya sensitif mendengar suara dan sentuhan Alexa. Dia selalu kehabisan kesabaran, meskin tangan mungil ini hanya mengusap dan memegang bahunya dengan erat untuk melampiaskan kenikmatan yang dia dapat dari gerakan indah nan sensual dari tubuh Matthias.
Dia menurunkan wajahnya dan memberikan jilatan basah di telinga Alexa, berbisik perlahan bersama napas panasnya yang hangat.
"Sentuhanmu membuatku gila, berhenti merayuku. Atau ini semua tidak akan berhenti."Geram Matthias sambil mendorong pinggulnya lebih dalam.
"Ah! Matthias, berhenti main-main!!"Alexa tidak tahan.
Pria diatasnya terus mempermainkan dirinya, tak mengijinkan dia menikmati sendirian kala Matthias bahkan belum sampai. Dan itu sangat menyiksanya, kakinya memeluk pinggul kokoh itu dan mendekatkan dirinya dengan naluriah untuk mendapatkan lebih banyak, dari yang Matthias berikan.
Tapi sebelum itu, pria itu bangkit kemudian melepaskan diri. Alexa menggeram, dua taring serigala miliknya sudah tumbuh sejak pertukaran darah itu dilakukan. Sang pria mengambil pinggul wanitanya, kemudian mendudukkannya di pangkuan sebelum kembali menyatukan diri.
"Move!"Ucap Matthias sambil mencium bibir istrinya dengan menuntut.
.....
FLASHBACK
"Aku ingin balas dendam!!"Alexa berkata dengan cucuran air mata diwajahnya, Matthias menatap wajah itu dengan perasaan sedih.
Pembantaian yang terjadi membuat dia menyesal karena terlalu sombong dengan kekuatan yang dia miliki, bahkan sebelumnya dia berpikir tanpa seorang luna pun hidupnya akan baik-baik saja. tapi lihat sekarang, bahkan melihat pasangannya sendiri tak berdaya dan begitu marah dalam campuran duka membuat dia lebih terluka dari pada luka duel yang dia alami.
"Alexa..."
"Apa kamu berhasil memenggal kepala raja naga merah, Matthias?!! Makhluk itu harus mati!! Dia keparat gila yang harusnya binasa didunia, insan seperti dia tak pantas bernapas didunia ini...hikss... kenapa harus ibuku... ayah... apa kamu menemukannya?"
Matthias menunduk, dia hanya bisa menarik tubuh itu dalam pelukan. Matanya menandakan dia menyesal karena tak bisa menjadi kuat, seharusnya dia tak boleh berpuas diri dengan cepat. Dia kehilangan jejak raja naga merah itu, pria itu meledakkan dirinya. Dia menghilang dan menyisakan kutukan, namun beruntungnya Matthias berhasil melarikan diri dengan teleportasi miliknya disaat genting.
Naga keparat itu melarikan diri dengan meledakkan dirinya sendiri, kemudian menyisakan asap kutukan yang akan merenggut hidup mereka yang menghirupnya dalam hitungan detik.
"Maaf..."Matthias memberikan ciuman dikepala Alexa yang menangis."Tapi aku berjanji, sampai ke akhirat. Akan ku kejar naga merah sialan itu untukmu!!"Matthias hanya bisa memejamkan mata kala raungan keras Alexa semakin terdengar.
Duka pun dirasakan oleh seluruh wilayah black, kala mendengar tangisan dari luna mereka yang menggelegar itu. Aura yang sangat menyedihkan dan penuh luka, auman serigala pun terdengar dengan berkala. Seluruh warrior memberikan dukungan melalui aumannya yang ikut berduka, meski luna belum mereka temui secara langsung.
"Aku ingin membunuh kadal sialan itu dengan tanganku sendiri Matthias!!... hikss... rasanya menyesakkan, sakit sekali disini..."Alexa menangis sambil memukul dadanya dengan keras.
Matthias terkekeh saat mendengar naga yang besar itu disebut kadal oleh pasangannya, sungguh makhluk yang benar-benar licik dan buruk rupa. Dia benar-benar akan mengejar naga itu sampai ke ujung dunia sekalipun, karena dia sudah terluka cukup parah dan meledakkan diri dengan menghilang mengartikan jika yang dia temui itu adalah tubuh palsu yang belum selesai berpindah jiwanya.
Sudah pasti, naga itu terluka parah oleh pedang sihir ganda miliknya. Matthias masih ingat, naga itu terkejut dengan pedang sihir ganda yang dia pegang. Sesuatu yang tidak dia perkirakan akan terjadi, dan dia sadar kekuatan itu sudah berbanding terbalik.
"Ya, kamu harus menjadi kuat lebih dulu. Jika kamu terlihat lemah seperti ini, kadal itu hanya akan tertawa sambil bersembunyi."Ucap Matthias mengusap punggung lemah yang suara tangisannya sudah mengecil.
Alexa tertidur, dia kelelahan setelah menangis begitu sering akan apa yang terjadi padanya.
.....
"Bangunlah pemalas, tanganmu berat bukan main!"Gerutu Alexa yang mencoba melepaskan lengan besar nan berat yang menimpa tubuhnya itu.
Suasana pagi yang cerah, udara dingin yang masuk melalui jendela kamar kastil yang mereka tempati setelah mating membuar hordengnya berkibar. Bahu terbukanya merinding saat merasakan udara dingin itu, tapi punggungnya benar-benar panas karena bertemu dengan kulit dada Matthias yang bibirnya kini tengah mencium tengkuknya.
"Sial! Boleh aku melakukan sekali lagi?"Tanya suara serak nan berat itu padanya.