Chapter 8 - EIGHT

"Hey! Hey!!"seseorang dari belakang punggung ketiga pelayan itu berbalik untuk melihat salah satu temannya berlari dengan kencang menuju kearah mereka."Alpha... wajah alpha Matthias yang marah berubah menjadi lembut kembali setelah dia sampai ke kamar. Aku pikir.. hahh.... aku pikir luna sudah sampai ke kamar peraduan mereka."

"Hah! Bagaimana bisa, bahkan aku tidak melihat luna berjalan melewati kastil untuk sampai ke kamar peraduan."Salah satu pelayan yang memulai gosip itu bicara.

"Kau tau? Ada rumor mengatakan kalau luna kita berniat untuk menyembunyikan identitasnya sampai menemukan dalang sebenarnya dari pembantaian kaum peri di hutan peri! Bahkan pohon kehidupan hutan peri mati, dikatakan kalau hutan peri yang indah bak negeri dongeng telah berubah menjadi hutan kematian. Seluruh kehidupan pohon disana mati, tapi beberapa mengatakan kalau hutan itu tidak mati, tetapi tertidur seakan menunggu seseorang membangunkan mereka."Jelas sang pelayan yang membawa keranjang pakaian para warrior.

Beberapa pelayan disini disediakan untuk mencuci pakaian para warrior, ada beberapa kaum serigala yang tak bisa masuk dalam jajaran warrior akan membantu para omega di dalam kastil. Tidak semua pelayan adalah perempuan, mereka sama rata karena alpha yang kejam itu memberikan mereka sedikit kelonggaran.

Tapi mereka tak sadar, jika saat langkah dan pembicaraan mereka semakin luas dan sampai di sumur untuk mencuci pakaian itu. Ada seorang Alexa yang menguping sambil berpura-pura mencuci, hal ini sudah dibicarakan pada Matthias yang segera saja marah besar tapi tak terjadi karena dia memberikan ciuman panas dengan inisiatifnya sendiri.

Itulah mengapa dikatakan sang alpha setelah keluar dari kamar peraduan terlihat lebih segar dan lembut, itu sebelum dia melarikan diri. Dan kemungkinan besar pria itu akan mengamuk saat kembali ke kamar setelah pergi ke dapur, karena dia melarikan dengan cepat. Alexa ingin berkeliling kastil tempat tinggal barunya tanpa dikenali sebagai seorang luna.

Dia adalah seorang yang miskin saat masih bersama orang tuanya, bahkan maat ayahnya saja belum ditemukan. Beberapa sudah dimakamkan di dekat pohon kehidupan, pohon smurni tertidur setelah mendapat serangan dari prajurit raja naga merah. Mereka masih belum menemukan dalang yang pasti, karena Matthias berkata dia gagal membunuh si bajingan itu.

"Hikss..."Tanpa sadar dia terisak."Ayah..."

Seseorang yang tengah mencuci di depannya mendongak untuk melihat linangan air mata berkilau itu jatuh dari sudut mata Alexa, dia tertegun karena wajah seorang pelayan bisa begitu cantik dan cerah sekali. Tidak seperti pelayan di bagian bawah omega, dia terlihat berbeda.

"Kamu...kenapa menangis?"

"Ah, aku hanya mengingat kedua orang tuaku yang mati di hutan peri."Mendengar itu, pelayan yang memiliki tanda hitam di sisi pelipis kanannya tertegun, kemudian terkejut sambil meminta maaf.

"Maaf, maafkan aku karena bertanya tanpa tau apa yang sebenarnya sudah terjadi!"

Seperti yang diketahui oleh kaum serigala di wilayah mereka kini ada beberapa kepala keluarga dan kaum peri hutan yang masih hidup dibawa oleh sang alpha kemari, itu permintaan dari sang luna yang memiliki darah klan peri hutan.

"Maaf karena aku tidak tau, tapi seperti rumor yang beredar. Kaum peri memang sangat cantik dan indah, beberapa pria dari kaum peri pembuat pelayan disini pergi menuju ke ruang pelatihan warrior untuk melihat pria klan peri yang masuk ke dalam jajaran warrior untuk membalaskan dendam yang sama."Pelayan itu kembali menunduk dengan senyum kecut."Kita punya dendam yang sama, karena dulu raja naga merah juga andil dalam kehancuran nenek moyang kami yang mati karena tak bisa menaklukkan pedang sihir ganda."

"Benar, kita punya dendam yang sama kalau begitu."Kemudian keduanya kembali melakukan aktivitas mencuci, sebelum perasaan mengerikan itu dirasakan oleh seluruh orang di wilayah serigala.

RAWRRRR!!!

"Hihh, ada apalagi dengan alpha Matthias. Kenapa dia melepas aura mengerikannya ini, tapi entah kenapa rasanya semakin hari kekuatannya semakin besar saja!!"Pelayan di hadapan Alexa bergidik dengan perasaan ngeri."Apa jangan-jangan luna membuat alpha marah?"

"Tidak mungkin alpha berani memarahi lunanya."Komentar Alexa dengan berani, tapi dia tak menyangka kalau pelayan di depannya akan mengiyakan ucapannya.

"Ah, betul juga. Alpha tak mungkin berani membentak luna kami, kita semua sangat bersyukur karena luna berhasil ditemukan. Karena selama ini kami berada dalam ketakutan akan musuh yang bersembunyi dalam bayang-bayang sejak nenek moyang kami mati, tragedi masa lalu yang menghilangkan lima artefak mulia."

"Memang, kenapa bisa sampai hilang. Apa sepenting itu?"

"Astaga! Itu sangat penting, sebenarnya sedari tadi kita bicara aku tidak tau namamu. Aku Lia, keluargaku sudah lama menjadi omega di kastil ini karena alpha membantu kami saat sekelompok lycan yang kehilangan akal menyerbu desa tempat tinggal kami."Katanya.

Alexa memandang kearah sang pelayan, kemudian tersenyum."Namaku Alexa, aku dari hutan peri."Balas Alexa tanpa menyembunyikan nama aslinya.

"Wow, namamu mirip dengan luna kami. Sayang sekali, bahkan kami belum pernah melihat sosok luna yang berhasil menaklukkan serigala liar seperti alpha Matthias."

Alexa menelan ludahnya saat mendengar namanya, tetapi dipermukaan dia tersenyum untuk menanggapi ucapan Lia tentang namanya yang mirip.

"Kalau begitu, mari kita selesaikan dulu cucian hari ini. Untuk alasan luna, mungkin ini semua terjadi karena pilihannya diperlukan sebab kita masih perlu mencari tau siapa dalang kehancuran klan di kerajaan daratan ini."Ujar Alexa menaruh seluruh cuciannya yang sedikit itu ke atas keranjang.

"Betul juga, kalau begitu kau duluan saja. aku masih ada dua keranjang cucian."Tunjuk Lia dengan ujung matanya dan terkekeh, Alexa mengangguk kemudian pergi karena mendengar suara teriakan yang Matthias kirimkan melalui pikiran.

Sejak mereka melakukan mating, keduanya bisa berbicara melalui pikiran. Keduanya terhubung jika jarak masih memungkinkan untuk berbicara, tetapi tak bisa mendeteksi kehadiran mereka ada dimana.

'Segera kembali ke kamarmu Alexa! Atau aku akan mengacaukan kastil ini, sesegera mungkin!!'

'Berisik, tunggu disana. Aku akan kembali!!'

....

Setelah berhasil membuat Matthias marah, pria itu tidak akan membuat kesalahan dua kali. Alexa perempuan serigala yang lumayan sulit ditundukkan olehnya, dia sering sekali melarikan diri dari kamarnya disaat dia tengah bepergian atau bahkan hanya sekedar menoleh sebentar.

Kekuatannya yang sudah terbuka, membuat dia jadi leluasa mengelilingi kastil kerajaannya dengan setelan sebagai seorang pelayan. Beruntung sejak kejadian pembantaian terjadi, klan peri yang selamat diberikan tempat tinggal di wilayah serigala. Mereka mulai berbeaur, tetapi beberapa dari kaum serigala masih tidak bisa mempercayai mata mereka.

Atas kecantikan dan kekuatan klan peri yang begitu memukau mata, bahkan sampai membuat buta saking indahnya rupa mereka.

"Berhenti membuatku marah!"Matthias menggigit bahu mulus Alexa dengan geraman serigala miliknya.

Bahkan tubuh keduanya sedang dalam penyatuan, mereka bercinta setelah pulang dari kastil. Matthias, pria ini tak bisa menahan diri untuk tak menyentuh Alexa apalagi perempuan itu sudah melarikan diri dihari pertama dia setelah mereka melakukan pernikahan.

"Apa yang kau... ah! Itu sakit."

"Aku menandaimu, kita tidak hanya akan terjalin dalam telepati saja. Tetapi dapat mengetahui lokasi satu sama lain dengan mudah, aku tak akan meninggalkan kamu begitu saja di dunia manusia tanpa pengawasan Alexa!"

Matthias kembali menggerakkan pinggulnya dan Alexa mendesah sambil memeluk tubuh prianya, serigalanya ini selalu saja pemarah. Sejak mereka melakukan mating, perilaku Matthias jadi tidak bisa dia bawa seperti saat sebelum mereka menikah.

Pria ini jadi manja dan posesif akut, dan itu menyebalkan.

"Berhenti bicara dan selesaikan masalah satu ini dulu, sialan!"Alexa mengubah posisi keduanya.