"Mohon maaf, Ustadz. Kami sangat menghormati Ustadz Azzami. Tapi, kami nggak bisa menerima Shasya menjadi menantu. Dia bahkan nggak tahu bagaimana cara bersikap jika ada tamu." Perkataan kedua orang tua Al Fatih begitu menohok tepat di hati Shasya.
Gadis itu patah hati. Tubuhnya yang seketika terasa lemas, terduduk di kursi kayu buatan kakaknya. Matanya menatap lurus ke depan, ke ruangan hampa.
Ustadz Azzami tak dapat berbuat apa-apa. Dia pasrah, dan menyerahkan semua pada Sang Pencipta. Lelaki itu yakin, bahwa semua yang terjadi sudah menjadi jalan takdir bagi mereka.
Meski tak tega melihat kondisi Shaysa yang begitu kecewa, tetapi Ustadz Azzami tetap berusaha bersikap tenang.
"Ya ... aku memang nggak pantas buat dia, Kak. Mereka benar. Aku hanya gadis yang tak tahu adab. Hah! Mami dan Papi bahkan selalu mendukung setiap perbuatan buruk yang aku lakukan, Kak." Shasya tersenyum getir.