Semenjak bertemu dengan pemuda tampan itu di pengajian, Shasya banyak termenung. Ya ... sudah sering terjadi, jika seseorang menemukan tambatan hati, akan dapat merubah dunianya, kebiasaannya, panampilannya, bahkan ... pribadinya.
"Kak Azzam! Aku ikut, ya," pinta Shasya saat melihat Ustadz Azzami bersiap pergi ke kampus.
"Boleh ... tapi Kak Cindy?" Ustadz Azzami menoleh ke arah sang istri.
Cindy mengangguk sambil tersenyum. Wanita itu sama sekali tak keberatan ditinggal sendiri di rumah.
Dipandanginya sang suami dan adik iparnya yang menjauh. Kemudian, wanita itu masuk dan mulai membereskan rumah.
Sepeda motor Ustadz Azzami memasuki tempat parkir kampus. Shasya buru-buru masuk ke kafe yang baru saja dibuka oleh Bram.
Tanpa permisi, gadis itu langsung masuk dan duduk di kursi yang ada di sudut kafe. Bram hanya dapat menggelengkan kepalanya melihat kelakuan gadis manja itu.
"Assalamualaikum, Bram," sapa Ustadz Azzami sambil melangkah masuk.
