"Lelaki mana pun, seburuk apa pun sifatnya, pasti ingin memiliki istri yang baik, Sya." Cindy tak tahu lagi harus berkata apa. Dia berharap, suaminya segera pulang, agar bisa menasihati adiknya.
Dan harapannya terkabul. Terdengar deru mesin sepeda motor Ustadz Azzami memasuki halaman rumah. Dengan senyum semringah, Cindy menyambut sang suami.
"Assalamualaikum," sapa Ustadz Azzami.
Cindy menjawab salam, lalu mengambil tas dari tangan sang ustadz, dan menyimpannya di dalam.
"Lho, Shasya belum siap?" tanya Ustadz Azzami saat melihat adiknya masih mengenakan pakaian yang serba terbuka.
"Memangnya mau ke mana, Kak?" tanya Shasya, malas.
"Kan, mau ke pengajian, Sya," sahut Ustadz Azzami seraya menyunggingkan senyum.
Shasya cemberut. Dia tak ingin memakai pakaian seperti kakak iparnya. Gadis itu merasa tua jika mengenakan gamis dan hijab yang besar.
"Kamu mau ikut, kan, Sya?" tanya Ustadz Azzami, memastikan.