Shasya terdiam di depan bandara. Matanya mengedar ke luar, ke segala arah. Dihelanya napas panjang, lalu dihembuskannya dengan perlahan.
"Laksmana ... i'm coming!" desahnya. Senyumnya merekah ketika mengingat wajah tampan lelaki yang dia cintai sejak masih kanak-kanak itu.
"Mira ... tunggu pembalasanku! Kamu akan merasakan penderitaan seperti apa yang aku rasakan saat di rumah si gendut itu!" ketus gadis itu.
Shasya menyeringai. Matanya menatap lurus ke depan dengan tajam, ke arah jalanan yang ramai.
Dendamnya belum tuntas, dan harus terbalas. Tanpa diketahui oleh kedua orang tuanya, gadis itu pulang ke Indonesia, dan langsung menuju ke Kampung Rawa-Rawa. Sungguh terniat.
Dilangkahkan kakinya yang jenjang ke luar bandara. Di depan, taxi biru telah menunggu. Dengan anggun Shasya memasuki mobil tersebut, lalu meminta sopir untuk segera melajukan mobilnya.
"Ke Kampung Rawa-Rawa, ya, Pak," ujar Shasya.