"Mengapa sampai sekarang kamu belum menikah, Yang? Bukankah karena kamu masih cinta sama aku?" tanya Juragan Broto.
Ditatapnya wajah wanita yang dia cintai sejak dulu itu lekat-lekat, mencari sesuatu di matanya. Mencari kebenaran, bahwa Bu Ayang memang masih mencintainya.
Dipandangi dengan sedemikian rupa, wajah Bu Ayang seketika merona. Dia menunduk, tidak berani beradu pandang dengan lelaki yang memang masih mengisi hatinya hingga saat ini.
"Yang ... apa jawabanmu?" Juragan Broto menyentuh dagu wanita bertubuh subur itu dengan lembut, lalu memaksanya mendongak.
Tangan Juragan Broto terulur, perlahan ... hingga jarinya hampir menyentuh pipi chubby Bu Ayang. Jantung wanita itu berdebar hebat. Setelah sekian lamanya tidak berdekatan dengan lelaki, terlebih diperlakukan dengan begitu manis, tentu saja dia serasa melayang ke awang-awang.
Bu Ayang memejamkan mata, menunggu jemari Juragan Broto mengelus pipinya. Namun, lelaki itu justru berkata lain.