Menepi di pantai terpencil yang tidak banyak dikunjungi orang, membuat pikiran Bu Ayang kembali segar, meski apa yang menjadi beban pikirannya belum sepenuhnya hilang.
Tempat itu telah ditandai oleh Bu Ayang, untuk dijadikan sebagai persembunyian dan tempat yang akan dia gunakan jika butuh waktu untuk menepi.
"Sudah waktunya untuk kembali menghadapi semua!" gumam wanita bertubuh subur itu dengan mantap.
Dia siap kembali dan menghadapi semua, termasuk perasaannya yang rumit. Perasaan lama yang tiba-tiba saja muncul kembali tanpa permisi.
Dilajukannya mobil berwarna silver dengan perlahan, keluar dari tempat yang terpencil itu. Jaraknya sekitar empat jam dari Kampung Rawa-Rawa. Tempat yang belum banyak diketahui oleh orang.
Sebuah desa terpencil, yang terdiri dari lima belas unit rumah dengan gaya sederhana. Penduduknya pun sangat bersahabat, membuat Bu Ayang betah berlama-lama.