'Bismillah. Pasti bisa!' batinnya, memberi semangat pada diri sendiri.
Berkat dukungan dan bantuan dari para sahabatnya, Ustadz Azzami memulai hubungan dengan Cindy. Mira dan yang lain selalu siap sedia membantu dalam hal apa pun, dan memberi saran yang membangun.
Rasa syukur tak henti dipanjatkan oleh sang ustadz. Dan dia mulai optimis akan bisa segera move on dan melupakan perasaannya pada Mira, dan lebih mencintai istrinya, Cindy.
Ustadz Azzami beranjak dan melangkah menuju ke kelas. Begitu juga dengan Laksmana dan Mira yang berjalan beriringan, berpegangan tangan. Mereka berdua membuat para jomlo di kampus merasa iri. Namun, Mira sama sekali tidak peduli dengan mereka.
Sarah berjalan pelan di belakang Mira dan Laksmana. Tatapannya tajam, penuh kebencian. Dalam hatinya mengumpat, merutuk, dan mencela Mira.
'Dasar ganjen! Apa harus mesra-mesraan di sini? Mentang-mentang udah nikah, terus pamer kemesraan seenaknya. Huh!' gerutu si gadis berkaca mata.