"Geng Mirasantika tak pernah gentar kalau soal baku hantam, ha ha ha!" Mira menepuk-nepuk dadanya, jemawa.
Cindy mengerutkan keningnya. Dia tak paham apa yang sedang Mira bicarakan.
"Kalian lagi ngomongin apa, sih, dari tadi?" tanya Cindy, penasaran.
"Nggak ngomongin apa-apa, kok. Biasa ... urusan suami istri," sahut Mira, tak acuh.
"Mir, kamu baru sembuh, jangan dulu terlibat masalah!" Laksmana tak tahan untuk tetap diam. Dia tak ingin sesuatu terjadi pada sang istri.
Mira tersenyum. Dia tahu suaminya mencemaskan dirinya. Akan tetapi, semua sudah terlanjur. Dia sudah terjun ke dalam masalah sejak menyiram gadis manja itu dengan segelas air dingin.
"Sore nanti, siapa yang akan kamu temui?" Laksmana benar-benar penasaran.
"Ada, deh. Mas nggak kenal. Tapi nanti aku kenalin," ujar Mira.
Siang telah berganti sore. Mira duduk di kursi yang menghadap ke luar kafe. Setelah menunggu selama tiga puluh menit, seorang laki-laki datang menghampiri Mira.