"Tidak Mira! Tidak bisa! Tidak akan kubiarkan Danish lebih memperhatikan kamu dari pada aku!" tegas wanita itu.
Mama Danish cemburu dengan Mira. Apakah dia lupa, jika anak lelakinya sudah dewasa, dan sudah pantas untuk memikirkan masa depannya bersama dengan seorang wanita?
Hatinya yang tertutup untuk pria lain selain mendiang suaminya, membuat mama Danish lupa akan hal itu. Dan hanya merasa nyaman dengan cinta, kasih sayang, dan perhatian dari anak lelakinya seorang.
Mama Danish termenung di meja makan. Dia melihat jam dinding, pukul delapan lewat tiga puluh menit.
"Danish pasti udah masuk kelas," terka wanita itu.
Dengan amarah yang membuncah di dada, wanita itu mendatangi kampus. Dia harus memperingatkan Mira, agar menjauhi Danish.
"Lagi pula, kan, dia sudah punya suami. Ganjen banget. sih!" cela wanita itu.
Mama Danish menyambar tas selempang berisi ponsel dan dompet di atas meja. Dengan langkah tergesa, wanita itu menuju halte bus yang tak terlalu jauh dari rumah.
