Mobil Handoko berhasil mengejar Kasto yang berjalan lambat laksana keong. Dengan suara lantang, lelaki tua itu berteriak, memanggil nama ayah Mira.
"Kasto ... tunggu!!!"
Kasto menoleh, dan melihat kepala Handoko menyembul dari jendela mobilnya.
"Naik!" seru lelaki tua itu lagi.
Mobil Handoko berhenti di samping Kasto, dan sekali lagi, lelaki tua itu meminta ayah Mira untuk naik.
Kasto masuk ke mobil, dan duduk di sebelah mantan mertuanya tersebut. Tak dapat dipungkiri, dia sangat penasaran, untuk apa lelaki tua itu berada di Kampung Rawa-Rawa. Apa hanya kebetulan lewat saja, atau memang sengaja hendak menemuinya?
Mobil melaju pelan saat Kasto sudah duduk dengan tenang. Mereka diam, hingga mobil sampai di depan sekolah tempat Kasto bekerja sebagai tukang kebun merangkap penjaga.
"Makasih, Pak," ucap Kasto, lantas bergegas turun.
"Tunggu! Enak aja main pergi-pergi. Kamu pikir aku sengaja antar kamu ke sini? Kamu pikir, aku sopir kamu?" cecar Handoko, ketus.