Danish sengaja datang ke kampus saat matahari belum memancarkan sinarnya. Kakinya melangkah ke arah kafe, tanpa dia sadari. Kecewa memenuhi rongga dadanya kala melihat rolling door bercat hitam masih tertutup rapat. Dengan wajah yang lesu, dan langkah yang diseret sebab kehilangan semangat pagi, pemuda itu menuju ke kelas. Pikirnya, dia bisa membuat sketsa tanpa ada yang mengganggu di kelas yang masih kosong.
Dia masih berdiri di ambang pintu kelas. Tas ranselnya yang tak terlalu besar diletakkan pada kursi yang berada di dekat pintu dengan sedikit kasar.
Pemuda itu menoleh ke ujung koridor, berharap dia berjalan dari arah sana. Kemudian, dia tertawa. Menertawakan kebodohannya.
"Masih terlalu pagi! Bodohnya aku, ha ha."
Danish pun duduk di kursinya. Dikeluarkannya buku catatan dari dalam tas ransel, dan dibukanya halaman yang masih kosong. Dengan lincah, pensilnya mulai menari di atas kertas putih bergaris-garis.