Ustadz Azzami berjalan tergesa-gesa menuju kelas. Lima menit lagi kelasnya dimulai.
"Duh, saya kebanyakan melamun sampai lupa kalau ada kelas!" Ustadz Azzami menyesali perbuatannya.
Saat sampai di kelas, lelaki itu dikejutkan oleh sesuatu yang sangat tidak dia duga sebelumnya.
Dua gadis sedang berkelahi di kelas, dengan sumpah serapah yang bertebaran. Lebih parahnya lagi, namanya disebut-sebut dalam baku hantam itu.
"Lo nggak bakal bisa dapetin Pak Azzami." Dia milik gue!" ungkap salah satunya.
"Kepedean, lo! Ngaca, dong! Muka lo pas Pasan gitu, Pak Azzami ganteng, cocoknya sama gue. Orang kaya, mah, cantik. Sering perawatan!" Gadis yang lain tak mau kalah.
Di ambang pintu, Ustadz Azzami membeku. Dia syok melihat perseteruan antar mahasiswi yang memperebutkan dirinya.
Kata-kata kedua gadis itu yang semakin tak terkendali, juga kondisi mereka yang berantakan, membuat sang ustadz tak lagi dapat bersabar. Harga dirinya sebagai ustadz ganteng telah tercoreng.