"Enggak, Mir. Hanya satu di antara seribu, cowok yang bisa kuat selama itu!" tegas Kay.
Mira termenung setelah mendengar kata-kata Kay. Dia memang sangat beruntung bersuamikan Laksmana. Mungkin ... pantas jika banyak perempuan yang mengejar cinta suaminya itu.
Mira duduk termenung di kafe. Setelah menjadi istri Laksmana secara utuh, keinginannya untuk kuliah menjadi pudar. Dia sudah merasa nyaman bisa berbisnis bersama dengan Kay. Selian itu, melihat Laksmana yang sering merasa pusing dan kelelahan saat mengerjakan tugas, menjadi salah satu alasan Mira untuk tidak kuliah.
Laksmana keberatan saat Mira mengutarakan keinginannya untuk fokus menjalankan bisnis kafenya bersama dengan Kay. Tapi, akhirnya menyerahkan keputusan kepada Mira.
"Aku takut hamil, Mas. Masa perut gede masih sekolah," dalih Mira saat Laksmana menanyakan alasannya.
Laksmana terdiam. Ada gurat penyesalan yang terpancar di wajahnya.
"Maafin saya, ya, Mir," desahnya, lirih.