"Mir, kita udah jadi pengantin, udah boleh malam pertama, dong."
"Hah?!"
Mira melotot. Dia gelagapan, tak tahu harus menjawab apa atas pertanyaan dari sang suami. Sesungguhnya, sejak lama dia telah siap. Tapi, rasa takut tak dapat dia kendalikan.
"Harus sekarang?" tanya Mira, dengan suara gemetar.
Laksmana tak mengangguk, tidak juga menggeleng. Lelaki itu hanya diam, dan memandangi Mira yang di wajahnya masih ada sisa riasan.
"Anu, Mas ... maaf, bukannya aku nggak mau menunaikan kewajiban. Tapi, aku, kan, lagi anu ... lagi nggak salat," tutur Mira, dengan suara lirih.
Mira merasa tidak enak hati. Akan tetapi, Laksmana sangat mengerti. Dengan lembut, dikecupnya kening sang istri, lantas dia merebahkan diri di atas tempat tidur dengan hamparan kelopak-kelopak bunga mawar dan melati.
Mira menyusul merebahkan diri. Dengan suara berbisik, dia bertanya pada suaminya yang tidur dengan posisi memunggungi.
"Mas, boleh peluk nggak? Bantal gulingnya aku cari nggak ada."